14. Faktor Internal

1.2K 175 21
                                    

Pa kabar? Masih stay kan sama cerita ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pa kabar? Masih stay kan sama cerita ini?

Sebelum baca follow dan vote ya

Happy reading 💙

******

Malam ini Kinan dan Reyya berkutat di depan laptop mereka masing-masing. Reyya sengaja menginap di rumah Kinan untuk mengerjakan tugas bersama. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi tugas yang mereka kerjakan belum selesai.

Reyya menguap lebar dan mengambil satu camilan dan melahapnya. Reyya memperhatikan Kinan yang melamun.

"Woii, malah bengong!" Reyya membuyarkan lamunan Kinan.

"Eh? Sorry, aku cuma merasa ada yang aneh aja."

"Aneh apanya?"

Kinan terdiam. Bingung harus mengatakan apa.

"Jangan pikir yang aneh-aneh lagi deh. Kemarin kamu baru aja mencurigai David nyatanya nggak, kan?"

Kinan mengangguk. "I-iya sih, tapi kan aku nggak nuduh dia." Kinan melirik Reyya sebal.

Reyya turun dari kasurnya, dan ke luar dari kamar.

"Mau ke mana?" tanya Kinan.

"Mau ambil minuman, biar seger," balas Reyya sambil terus berjalan.

"Panggil Bibi Ima aja."

"Nggak usah. Kalau bisa sendiri kenapa nggak?"

"Terserah kamu aja deh." Kinan kembali fokus pada tugas Biologinya.

Kinan terdiam. Semenjak kemarin, otaknya sibuk mencari akar permasalahan dari kematian Arga. Sampai-sampai kemarin ia mencurigai David, tanpa berpikir dulu kecurigaannya benar atau salah. Tapi untunglah kecurigaannya itu salah.
Kinan berharap dapat mengetahui secepatnya akar permasalahan Arga, dan semakin cepat pula masalah Arga tersebut selesai, tapi ia sendiri tak tahu harus memulai dari mana.

"Tuh kan, bengong lagi." Reyya meletakkan beberapa minuman kaleng di atas meja belajar Kinan. Minuman yang baru saja diambilnya tadi di dapur.

Reyya meletakkan sebuah minuman kaleng ke depan Kinan. "Noh ambil! Aturannya kamu yang hidangin aku, karena kamu tuan rumahnya," celetuk Reyya.

"Ya, kan anggap rumah sendiri, jadi kamu bebas mau ngapain aja, ya kan?" Kinan nyengir. Menampakkan deretan giginya yang putih.

"Kamu mikirin apa sih, Nan?" Reyya menarik bangku yang terletak di dekat meja belajar Kinan dan duduk diatasnya.

"Aku mikirin Arga." Kinan tak menyangka ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Cieee, udah mulai baper nih," ledek Reyya.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang