PART 1

66 13 4
                                    

Happy Reading.


KESHA Alice, gadis itu berjalan mengendap-endap seperti maling yang akan menjalankan aksinya. Saat ini ia berada di kantin yang dekat dengan pintu belakang sekolah.

Panggil saja Kesha, gadis berusia 16 tahun itu sedang mengenakan seragam putih abu-abunya.

Kesha adalah murid pindahan. Tapi sialnya Kesha harus datang terlambat untuk pergi ke sekolah barunya.

Oh please, Kesha tahu ia sedang diberi cobaan oleh Tuhan tapi dirinya merasa kurang beruntung hari ini.

"Sial deh hari ini gara-gara tuh drakor," Kesha merutuki dirinya sendiri.

Ia menyesali perbuatan semalamnya yang menghabiskan waktu dengan menonton drama korea.

"Seketika gue lupa dimana kelas gue, mampus deh ah," perasaan cemas tercetak jelas di wajah Kesha.

Sedang asyik mencari dimana kelasnya, Kesha ditabrak oleh dua orang yang tak dikenal.

Bruk.

"Aw sakit!" Keluh Kesha sambil melihat tangan kanannya yang lebam.

"Dasar cewek lemah, baru disenggol dikit aja udah terhempas," ucap salah satu orang itu.

What?! Kesha tidak salah dengar 'kan? Kesha pun berdiri dengan wajah kesal. Bukannya membantu, ia malah membuat hati Kesha semakin memburuk.

"Eh cebong, lo tuh sopanan dikit napa sih! Ngomong sorry kek, bantuin gue kek, ini malah ngehina gue. Nggak tau siapa gu--," belum menyelesaikan bicaranya, mulut Kesha sudah dibungkam oleh cowok itu.

"Sstt, gue emang kagak tau siapa lo dan juga kagak pingin tau," cowok itu melepas tangannya dari mulut Kesha dan melangkahkan kaki untuk pergi.

Kesha sempat melihat name tag yang ada di dada sebelah kanan cowok itu.

Nama Bara Alvino terpampang jelas di name tagnya.

Bara Alvino, cowok kelas dua belas itu merupakan cucu tunggal dari pendiri SMA Jaya ini. Bara dikenal dengan sifat kasar dan angkuhnya.

Tetapi anehnya, Bara tercantum dalam list 'The Handsome Guy' di sekolahnya dan menduduki peringkat pertama.

Tak ada satu pun siswa disana yang berani menyaingi Bara. Bahkan siswi disana harus mengagumi diam-diam wajah tampan khas bule milik Bara.

Ya, kecuali kalau Bara yang mendekatinya.

"Dasar cowok nggak tau diri lo!"

Teriakan itu menghentikan langkah kaki Bara. Ia berbalik dan mengangkat satu alisnya.

Oke,

Bara mulai frustasi menghadapi cewek gila ini.

"Apa lo bilang?" Bara mendekatkan dirinya sehingga jarak mereka berdua hanya tersisa lima centimeter.

Bukan preman atau pun gangster yang melawan Bara saat ini, melainkan hanya seorang gadis kecil yang Bara tak tahu asal-usulnya itu.

Kesha tersenyum miring mendengar pertanyaan Bara. "Lo tuli? Uda sok, jelek, pendengaran lo juga bermasalah?"

Lagi dan lagi, perkataan Kesha membuat Bara semakin frustasi. Bara mengepalkan kedua tangannya seolah-olah ingin siap meninju lawannya.

"Udah Bar, ngalah dikit dong sama cewek." Teman Bara --Dito-- memberi nasihat sambil menarik paksa tangan Bara. Sayangnya, nasihat Dito tak diindahkan olehnya.

Tanpa disadari mereka bertiga sudah dikerumuni banyak siswa disana.

"Denger baik-baik ya, gue emang cowok nggak tahu diri. Tapi gue yakin lo bakal jatuh kedalam pelukan gue," tatap Bara lekat-lekat.

Mata Kesha membulat sempurna mendengar ucapan Bara.

Hello! Kesha sudah sering berhadapan dengan cowok selama hidupnya. Tapi hanyalah Bara yang paling brengsek diantara lainnya.

"Ck, sok banget sih lo jadi orang. Masih sempet-sempetnya nge--"

"Bara Alvino!" Teriak lelaki dari kejauhan. Seluruh murid yang asyik menonton perdebatan mereka sontak menoleh.

"Mampus! Si botak plontos dateng, Bar," Dito menarik Bara dengan raut wajah was-was.

Bambang, guru IPA yang diberi julukan 'si botak plontos' ini dikenal dengan guru super duper nyebelin tingkat Raja.

"Inget ya, urusan gue belom selesai," ancam Bara dengan mengacungkan jari telunjuknya dan pergi meninggalkan Kesha.

Kesha hanya menatap Bara dengan tatapan menantang yang pergi entah kemana.

-♡-

Kini, Kesha sudah sampai di kelasnya. Fyi, Bambang merupakan wali kelas X IPA 1.

Tak ada senyuman yang tercetak di bibir mungil gadis itu ketika sampai dikelas baru. Yang ada hanyalah kerutan di dahinya.

"Kenapa kamu telat? Hari pertama masuk sekolah baru sudah telat!" Bentak Bambang kepada Kesha yang sedang berdiri di depan murid X IPA 1.

"Sa-saya ke-kesiangan, Pak," jawab Kesha gugup sambil menundukkan kepalanya.

"Mana ada telat itu kepagian," Bambang menarik napasnya gusar.

"Duduk! Kali ini kamu saya maafkan. Tapi kalo telat lagi, siap-siap kamu jagain pos satpam," ancam Bambang.

"Nggak perkenalan diri dulu, Pak?"

"Nanti juga kenal sendiri," jawab Bambang sinis. Seisi kelas terkekeh mendengar ucapan Bambang.

Sabar, Kesha, sabar.

Kesha duduk di pojok belakang, tempat yang hanya diduduki oleh seorang lelaki.

Cowok lagi. Gumam Kesha kesal.

"Kevin Anderson, panggil aja Kevin," kata cowok berwajah putih itu sambil melayangkan tangan kanannya kepada Kesha.

"Kesha."

"Anak baru?" Tanya Kevin dengan nada menggoda.

"Bukan, anak pungut!" Bentak Kesha yang membuat seisi kelas menatap kearahnya.

"Yaelah galak amat kek ibu kosan," cibir Kevin.

"Bodo."

-♡-

Akhirnya, aploud story baru pun keturutan.

Aku harap kalian suka dan jangan lupa untuk votment.

Jangan lupa follow akun wp aku @rachmiiam dan follow ig aku @rachmiiayy

Thank u!

-♡-

You Are My Destiny [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang