Padahal jika mau masuk musim panas begini, penjual milk tea—minuman kesukaan Jimin—sudah bertebaran di mana-mana. Tapi dia masih tetap minta dibawakan dari kafe di sebelah gedung kantor Taehyung.Kalau orang yang tidak mengenal Jimin dengan baik pasti akan bilang jika dia rewel sekali. Jimin suka minuman green tea-nya tidak terlalu manis, dia lebih memilih mengganti gulanya dengan madu dan mengurangi susu kental manisnya. Selain itu, es batunya juga harus dikurangi. Katanya agar rasa minumannya bertahan lebih lama—Taehyung setuju untuk yang satu ini.
Itulah kenapa Jimin suka minuman yang dijual di kafe sebelah kantor Taehyung, karena mereka bersedia resepnya dikoreksi menjadi sesuai dengan selera Jimin. Sebuah kebetulan yang menjadi keberuntungan, sebenarnya.
Dulu sekali saat Jimin pulang cepat karena pekerjaannya selesai lebih awal, pemuda itu menjemput Taehyung. Gantian, katanya. Selama ini Taehyung memang selalu menjemput Jimin terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemen mereka. Itu karena jam kerja di kantor Taehyung selesai satu setengah jam lebih cepat daripada waktu mengajar Jimin di sanggar tari.
Jimin menunggu di kafe sebelah, katanya, dan saat Taehyung menghampirinya empat puluh lima menit kemudian pemuda Park itu tengah bersenda gurau dengan seseorang di balik konter bar. Jimin lalu mengenalkannya pada Kim Seokjin-ssi, pemilik kafe yang katanya teman baru Jimin.
Jiminnya terlihat lebih bahagia dengan rona merah di pipi juga cengiran yang tak kunjung berhenti—terlebih saat memesan satu cup lagi green tea dingin untuk mereka bawa pulang. Taehyung ingat sekali Jimin bilang jika minuman itu untuknya, tapi pada akhirnya tetap dihabiskan sendiri oleh Jimin. Saat Jimin menyuruhnya mencoba, ia seketika tahu alasan di balik raut bahagia pemuda di sebelahnya.
"Tidak terlalu manis ya, Jim?" ujarnya, yang dibalas dengan senyum makin meninggi dari Jimin. Matanya berkedip-kedip lucu, membuat Taehyung tidak tahan ditatap terlalu lama seperti itu—berakhir dengan jemarinya mengusak helaian cokelat gelap Jimin dengan gemas.
"Dari awal memang tidak terlalu manis karena tidak pakai gula katanyaaa," jelas Jimin dengan antusias. Taehyung hanya melirik sesekali sambil melajukan mobil. "Lalu aku minta Seokjin-hyung untuk mengurangi susu dan es batunya juga diperbolehkan," dia mengeluarkan suara tangisan pura-pura, "aku senang sekali, Tae!"
Taehyung tentu turut merasa senang. Mood Jimin akan merangkak naik jika ia diberi makanan atau pun minuman kesukaannya. Satu hal baru dalam daftar penganan untuk membahagiakan Jiminnya.
Karena itulah Taehyung tidak pernah merasa direpotkan, sama sekali. Itu semua sebanding dengan kebahagiaan Jimin. Lamunannya terhenti begitu melihat Jimin keluar dari salah satu studio yang menghadap ke lahan parkir di depan sanggar.
"Hai, Sayang, sore." Jimin mengecup pipinya begitu ia menduduki kursi di samping pengemudi. Taehyung menunggu di dalam mobil yang terparkir karena tadi Jimin sempat mengabari jika dirinya ingin segera pulang saja. Saat Taehyung mengisyaratkan Jimin untuk menengok ke kursi belakang—yang mana terdapat tumbler transparan Jimin berisi likuid kehijauan—pemuda itu langsung bangkit untuk mengecup bibirnya. Mereka bertukar beberapa sesapan setelahnya.
"Trims, Tae."Jimin mengecup ujung hidungnya, dekat dengan kumis yang dibiarkan tumbuh tipis.
"Sudah merasa lebih baik?" jawab Taehyung sambil membimbing Jimin untuk kembali duduk ke kursinya. Ia memasangkan seat belt Jimin, mengambil tumbler dari kursi belakang lalu menyerahkannya pada sang pemilik.
Senyum Jimin luntur. "Yaaah, kenapa tidak dingin?" katanya dengan mata membesar penuh rasa tidak terima. Taehyung terkekeh lalu membubuhkan kecupan di dahi Jimin, sedikit hangat, sesuai dengan rengekan Jimin tadi siang soal kurang enak badan.
"Kamu panas, Jimin, bisa demam nanti."
"Justru kalau panas harusnya didinginkan, bukan?"
Taehyung berdecak, Jimin memang pintar sekali berkelit jika itu demi keuntungannya sendiri. Ia melirik Jimin yang murung tengah menatap ke luar jendela. Muncul sedikit rasa ingin menuruti permintaannya....
"Oke, nanti di rumah boleh pakai es, sekalian kamu akan aku dinginkan dengan tidak boleh mandi air hangat, mau?"
"Mau... jangan bohong tapi. Mandikan aku?" Taehyung terkesiap, detak jantungnya bereskalasi kala menatap wajah memohon Jimin.
—oOo—
Ehehe 😅
Iya tau sih telat tapiiii gapapa dong yakan yakan
Terima kasih udah bacaaa 💕
Hati-hati ke depannya ada ⚠️⚠️⚠️
🚑🚑🚑🚑
KAMU SEDANG MEMBACA
vmin week 2019 [VMIN]
Fanfiction[DRABBLES] VMin Week 2019 dihelat pada tanggal 6-12 Mei. WARNING: Flashbacks. Tidak berkesinambungan. Major character death. Fandom/ Pair: BTS/ VMIN | Rating: R15-R18+ | Cast: Kim Taehyung, Park Jimin, etc | Genres: Slash Romance, Fluff, Semi-smu...