3

46 2 0
                                    


____________________________________________

|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|_|


Liana keluar dan menuju ruang ganti pakaian. Setelah rapih, ia dibantu pelayan menuju ruang makan yang sudah tersaji penuh makanan. Tapi tidak satupun yang menarik bagi Liana kecuali semangkuk sup krim dengan jagung dan daging.

" Aku akan mengambilkannya untukmu, Ratuku. Setelah ini kau juga harus memakan sajian yang telah dibuatkan untukmu dan untuknya" ucap Kai yang telah mengambil sup krim dan menyuapi Liana. Di sisi lain para pelayan yang melihat sang raja begitu perhatian pada ratu jadi merasa senang dan sedikit iri.



" Hey, aku bukan anak kecil! Aku bisa makan sendiri kok" kemudian ia mengambil sendok yang telah berisi sup krim untuk dibawa menuju mulutnya. Namun sayangnya tangannya bergetar dan sangat lemas. Selera makannya menguap bersama ribuan partikel udara yang beterbangan bebas lalu pergi terbawa angin berlalu.


" Ah, aku tidak ingin makan. Kalian saja yang makan" ucapnya beranjak pergi. Tapi diurungkan karena kini tangannya telah ditahan paksa oleh seseorang.



" Ayo makan, jangan bersikap egois. Kau harus makan bukan untukmu saja ..." ucap Kai



" .. tapi juga untuk mereka" lanjutnya dengan bisikan yang membuat Liana patuh. Namun sebenarnya Liana tidak paham siapakah yang dimaksud 'mereka' oleh Kai.



[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]


Kebesokan paginya, Liana kembali bangun dan di pinggir ranjang ada Kai yang sedang memperhatikan wajah Liana dari jarak sangat dekat.

" Hey, Tuan Bodoh! Awas..." ucapnya lalu berlari menuju wastafel sambil menutup mulutnya dengan satu tangan dan tangan yang lain menyentuh perutnya yang sedikit sakit.

" Hey Ratuku yang cantik. Bagaimana tidurmu? Dan bagaimana kabar mereka?" tanya Kai sambil membantu Liana di wastafel lalu memeluk perut Liana dari belakang.

Liana yang merasa risih dengan tangan Kai di perutnya berusaha menyingkirkan, ia baru sadar ternyata kini ada sesuatu yang berbeda pada dirinya. Ia langsung mendatangi kaca besar yang ada di ruang gantinya.

" Kai! Bisa kau jelaskan mengapa aku begini dan sejak kapan aku begini?" tanya Liana penuh selidik dan sedikit takut atas perubahan tiba-tiba. Kai tidak menjawab justru asik berdiam dengan beragam pikiran yang tidak terbaca.



" Hey! " teriak Liana akan memukul punggung Kai yang dihadiahi rasa sakit dari dalam perutnya.


" Akhh..." ringisnya memegang perutnya sambil menunduk, lalu ia dibawa menuju ranjangnya untuk beristirahat oleh Kai.



" Sungguh, ini aneh sekali. Aku merasa segalanya aneh. Bagaimana bisa? Bukankah selama ini aku merawat tubuhku? Bagaimana bisa aku sedikit buncit. Ini pasti karena Kau memberiku terlalu banyak makanan!" ucap Liana marah pada Kai saat sudah bersandar pada tumpukan bantal di atas ranjangnya.

LIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang