BAB 2 "Aneh"

7 1 0
                                    

Pagi ini aku sudah sampai di sekolah dengan aman dan tentram, yaa sampainya saja, ketika dirumah ? jangan ditanyaa heboh banget, si Ana teriak-teriak heboh gak jelas, kakak ada kuis dadakan dari dosennya, dan aku dengan segala kehebohan karena bawaan yang aneh dan banyak request dari kakak OSIS yang baik hati dan tidak sombong itu. Tentu saja tidak lupa dengan mengantarkan Ana ke sekolahnya dulu, dan berakhir dengan aku yang baru datang. Untung saja masih belum terlambat dan hanya ada 2 kakak OSIS yang berjaga di gerbang.
Kulangkahkan kakiku memasuki kelas, ternyata sudah banyak yang datang. Tapi aku tidak melihat Dinda, tumben sekali dia belum datang.

"Dion...keliatan si Dinda nggak ?" tanyaku kepada Dion yang duduk dibelakang mejaku

"Nggak tuh" sahutnya dengan menaik turunkan alisnya

Aku hanya melengos dan kembali menghadap depan. Dion itu teman baruku juga, dia baik, lucu, dan sangat percaya diri bahwa dia cowok paling ganteng sejagad SMA Garuda ini. Hah! yang benar saja, walau tampangnya memang cukup untuk dikatakan tampan tapi tetap saja akan terasa menggelikan ketika dia sendiri yang mendeklarasikannya. Teman sebangkunya adalah Alin, hampir sama dengan Dion bedanya si Alin ini lebih kalem tapi omongannya pedes, sepedes bon cabe level 100.

KRING....!
KRING....!!
KRING.....!!!

"Pengumuman!! diharapkan seluruh siswa dan siswi berkumpul di lapangan sekarang juga dengan atribut lengkap seperti sabuk, name tag, pita yang terpasang di kepala, topi berhias tali rafia, dan sepatu rumba-rumba"

Yahh sudah bisa dipastikan seperti apa penampilanku sekarang, tapi bedanya bukan rambutku yang berpita tapi jilbabku yang berpita. Hah! tapi masalahnya dimana si Dinda, bahkan ini sudah bel. Aku berharap dia sudah datang sebelum kegiatan dimulai.
Kakak OSIS menyuruh kami segera pergi ke lapangan. Kami berbaris rapi sesuai dengan kelas kami masing-masing. Tak lama kemudian kegiatan dimulai, pertama kami di cek atributnya sudah lengkap atau tidak, yang tidak akan diberi hukuman berjoget atau bernyanyi di depan teman-teman sekelasnya. Semua berjalan dengan baik hingga ada beberapa kakak OSIS yang lain datang dengan beberapa anak yang mengikuti di belakangnya. Seketika mataku membulat melihat Dinda juga ada di sana, ternyata Dinda terlambat, ingin kuhampiri tapi tidak bisa karena tanganku ditahan oleh Alin.

"Semuanyaa harap kembali berbaris, disini ada sebuah peringatan!" Seru kak Alif

Itu yang kutahu setelah Nadia berbisik kepada Anis dengan suara yang cukup untuk kudengar.

"Lihat ini teman kalian ada yang terlambat, harus diberi hukuman apa mereka ?" sahut kak Lia sambil melirik mereka dengan seringaiannya.

"Kalian tidak lihat sekarang sudah jam berapa ? Jam 08.00 tapi kalian baru datang" bentak kak Alif kepada mereka

Seketika suasana di lapangan hening, hinga suara kak Alif kembali terdengar.

"Sekarang bawa mereka ke ruang OSIS, berikan alasan terbaik kalian setelah itu terima hukuman yang akan kalian dapatkan nanti, Lia bawa mereka ke dalam" perintah kak Alif

Mereka pun digiring untuk memasuki ruang OSIS, dan kami disini masih terdiam menunggu arahan selanjutnya, tapi aku sama sekali tidak bisa fokus lagi, pikiranku tertuju pada Dinda, kenapa dia telat ? Apa alasannya dan beberapa pertanyaan lainnya. Aku hanya berharap dia tidak akan dihukum terlalu berat. Hingga suara kak Alif kembali terdengar di telingaku.

"Sekarang masuk ke kelas kalian masing-masing, akan ada arahan untuk acara berikutnya"

###

Kami semua sudah berada di kelas, sambil menunggu siapa yang akan menjadi penanggung jawab di kelas kami. Hah! aku bahkan tidak perduli itu, pikiranku tertuju pada Dinda. Tapi semua anak yang ada di sini sedang membicarakan kakak-kakak OSIS yang menyeramkan itu. Menyebalkan !
"Kak Alif tadi sangat menyeramkan, aku merinding mendengarkan perkataannya" kata Sofia

Sepenggal Kisah Kia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang