Tak ada yang paham apa yang aku jalani.
Mungkin hanya aku sendiri yang memahami.
Namun ku sendiripun tak pasti.
Usap air mata saat tak ada pemerhati.
-FairyFrdm
*****
Perjalanan Pulang
Hufft, sial sekali siang ini udah ketemu cewe aneh, diceramahi sama Arif lagi nanti dirumah pasti ribut, mending kewarnet dulu deh biar fun. Saat aku menggoes sepeda dengan pelan sambil menikmati angin-angin dijalan yang begitu adem membuat otakku segar kembali. Namun tiba-tiba didepan ada sosok wanita yang menjegat aku dari jauh, karena aku penasaran siapa sosok wanita itu langsung aja aku hampiri dan mendekatinya. Ternyata teman kelas ku yang rupanya butuh bantuan.
"Kenapa lu mel?" tanyaku.
"Bas, bantuin gua dong, please...." Jawab dia memohon.
Oh iya dia itu teman kelas ku Mela Sovia, Mela ini terkenal bidadari di kelas, udah cantik, rajin banget membaca atau menulis, taat beribadah juga sama kayak Arif tetapi diriku merasa biasa aja sih kalau dikelas tidak seheboh teman-teman cowoku dikelas yang sampe rela deketin mati-matian tapi ujung-ujungnya ditolak, Karena prinsip agamanya yang kuat. Akupun sadar, Ah kayaknya ujung-ujungnya ini pasti ceramah lagi nih, pikirku dalam hati. Karena Mela dan Arif ini suka ceramah mulu kalau ngomong denganku, pusing kalau dengerin dia ngomong disekolah gak ada habisnya.
"Bantuin apa dulu nih?" tanyaku.
"Ini kaki gua luka habis jatoh tadi pas praktek olahraga, mau gak anterin gue pulang sampai rumah, enaknya terus boncengin pake sepeda lu," ucap amel memelas dan menahan rasa sakit.
"Wah iya kok bisa luka gitu sih Mel, yaudah gue anterin, rumah lu dimana emang?" jawabku sembari memegang kaki mela
Ahh lembutnya kaki ini ucapku dalam hati, anak cewe jaman sekarang pada pinter perawatan, masa seumuranku kulitnya sudah mulus gitu. Sebenarnya diriku tidak ingin membantu, tetapi karena dia teman sekelasku jadi gak enak yasudahlah gapapa untung juga searah.
"Itu deket kok rumah gua," sahut mela sambil menunjuk arah rumahnya.
"Oh yaudah kalau gitu, yuk sini bonceng belakang sepeda gua," balasku.
"Pelan-pelan yah." ucap mela memelas.
Lagi dan lagi ketemu cewe mulu gak penting banget, ah kalau bukan temen kelas bodoamat dah mau sakit mau apa juga. Untung aja rumah nya deket bisa langsung caw kewarnet dah habis ini.
"Oh iya rumah gue kan deket sekolah emang lu gak tau apa?" tanya Mela.
"Ya mana gue tau," jawabku jutek
"Yaudah kali biasa aja bas, lu sewot mulu dari tadi gue perhatiin, kenapa sih emang?" tanya Mela.
"Kepo amat lu urusan gue." jawabku sewot.
"Ya bukannya gitu bas, kalau ada apa-apa ya cerita aja siapa tau gue bisa bantu kan?" balas Mela.
"Iyee selo aja, gua gak kenapa-napa kok." jawabku.
Akhirnya sampai dirumah mela, akupun memutuskan langsung pergi tanpa basa-basi ke mela langsung menggoes cepat menuju kewarnet untuk melepaskan penat yang kurasa ini.
"Makasih banyak bass...." teriak Mela.
"Gila kali tuh anak yak, langsung pergi gitu aja tapi gapapa dah untung sampe rumah dengan selamat." ucap Mela pelan sembari menatap Abas dari kejauhan.
Panasnya siang ini, malah otakku panas, hati juga panas. Ahh jadi enggak sabar main warnet biar tenang.
Di Warung Internet (Warnet)
Tiba juga diriku di warnet, ya jarak dari sekolah juga gak terlalu jauh juga sih, dan dekat juga dengan rumah ku, jadi enak warnet ini berada ditengah-tengah. Akupun terkadang kalau bolos sekolah ya lari ke warnet demi kesenangan yang ku cari.
"Bang biasa 2 jam yak," ucapku.
Operator warnet pun menjawab. "Lah tumben lu gak sampe malem,"
"Gue belum balik kerumah, main sebentar aja dulu nanti malem gua kesini lagi kok." balasku.
Akupun menyalakan komputer untuk bersiap-siap bermain game, namun terdengar ashar sudah berdenging didaerahku bahkan sampai masuk suara nya ke warnet padahal didalam itu sangat berisik dengan anak-anak bermain game. Namun aku masih asyik dengan bermain game sembari mendengar lagu di youtube. Aku melampiaskan kekesalan ku dengan bermain game, teman-temanku pada saat itu pun menghibur dan ada saja tingkah yang membuatku tertawa.
Ketika aku bermain game aku pun tanpa sengaja melihat jam di dinding sudah pukul setengah lima, rasanya ingin pulang kerumah, cuma diriku khawatir dengan moodku hancur ketika sampai kerumah. Waktunya pun sisa setengah jam lagi, akhirnya akupun memutuskan tetap melanjutkan game sampai waktu nya habis.
***
Waktunya Pulang Ke Rumah
Waktupun sudah habis ku bermain game, lantas aku beranjak pergi dari warnet menuju rumah yang tak ingin sekali ku tinggali. Pada saat itu jalanan begitu ramai lalu lalang, diriku hanya fokus terhadap menggoes sepeda dengan mata kosong serta pikiran yang kacau. Sore ini begitu kelam membuat aku makin pasrah dengan keadaan seperti ini, aku khawatir dengan masa kecilku akan hancur cuma gara-gara orang tua yang tidak becus merawat anaknya sendiri. Sore ini pun membuatku selalu iri dengan keluarga orang lain, mengajak bermain bahkan mengajak jalan-jalan atau makan bersama dengan penuh canda tawa.
Andai saja ada keajaiban tuhan yang merubah keadaan hidup keluargaku yang lebih harmonis dan lebih dewasa dalam membimbing rumah tangga. Aku yakin dengan itu aku bisa berubah menjadi lebih baik dan merasakan cerah nya dunia dengan penuh kebersamaan. Ya itu hanya andai-andaiku saja, entahlah kapan itu terjadi, dan akhirnya akupun tiba dirumah dan sudah merasakan hawa panas dari rumah neraka ini.
*
Bersambung...
Hello Fairy 💮🏵..
Bagaimana tanggapan kamu ketika baca cerita ini ?
Yuk langsung di komen, berikan bintang, dan share apabila layak bagi kamu.
Sekecil apapun itu support kalian akan membantu akun ini untuk terus mempublish cerita yang menarik.
Terimakasih Fairy!
YOU ARE READING
ASA
Cerita PendekBangun telat di pagi hari. Overthingking di setiap malam Think about the future Apakah cerah atau kelam? Mungkin aku terlalu terobsesi dengan ekspetasi