Tujuhbelas

19K 673 67
                                    

Aku mau ingetin. Jangan panggil kakak. Pangil mimin aja.
Happy reading
Teken vote dan komen ya💘💘❤

"Ampun boss!!!!" Suara kedua pria yang tadi menyerang Rossy dan Kelvin terdengar begitu gemetar. Begitu juga dengan kedua lutut mereka yang mereka gunakan untuk menunpu tubuh. Sedangkan kedua telapak tangannya menyatu memohon pengampunan.

"Dasar bodoh! Aku menyuruh kalian untuk menembak Kelvin! Bukan wanita itu,brengsek!!"

Mungkin pria barusan adalah atasan mereka. Terbukti dari tunduknya orang-orang berpakaian hitam yang ada disekitarnya. Dan tentu karena kedua pria itu menyebutnya boss.

"Ka-kami tidak sengaja,boss.." Ucap keduanya lagi semakin gemetar. Lantai semen berdebu bekas pabrik teh itu terasa dingin menusuk lutut mereka.

"Bodoh!!!" Bersamaan dengan itu,pria tadi meraih pistol disakunya kemudian tanpa diduga menembakkanya tepat dikepala dua anak buahnya itu.

Rasa sakit seharusnya tak terasa oleh keduanya sebab sang boss tak hanya melesatkan satu tembakan,tapi lebih. Mungkin ia tak ingin anak buahnya mati tersiksa sedangkan dadanya bergemuruh menahan luapan emosi.

Tubuh anak buanya oleng dan jatuh menubruk lantai. Meski banyak tembakan yang ia lesatkan,tetap saja kedua anak buahnya tampak tersiksa.

Darah segar keluar dari lubang hidung dan telinga keduannya. Mereka kejang-kejang hebat diiringi suara seperti dengkuran orang tengah tidur. Namun yang ini terdengar tersendat-sendat,lebih berat,dan lebih keras. Tampaknya mereka tengah mengalami yang namanya sekaratul maut.

Kejadian itu berlangsung selama beberapa saat hingga keduanya diam kaku tak bergerak.

Pria yang berkedudukan sebagai bos itu pun langsung memerintahkan anak buahnya yang lain untuk membakar dua mayat itu lalu memerintahkan agar mereka tak lupa untuk mengubur sisa bakaran mayat itu.

"Dasar mafia rendahan. Awas kau Kelvin!"
----------------------------------------------------------

Kelvin mengepalkan tangannya. Berulang kali ia menghantam pelan tinjunya itu pada kepalanya sendiri.

Ia merasa teralu frustasi. Sudah dua jam Rossy ada diruangan operasi. Namun tak satupun perawat yang ambil alih operasi Rossy keluar dari ruangan itu.

Jika sampai ada apa-apa dengan Rossy dan bayinya,maka Kelvin bersumpah akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri. Ia juga bersumpah akan memutilasi orang itu hidup-hidup agar merasakan apa yang tengah Rossy rasakan saat ini.

"Kelvin." Sebuah tepukan dibahunya membuat semua lamunan Kelvin buyar. Ia tak perlu melihat siapa orang itu. Itu sudah jelas adalah Adi.

"Tenangkan dirimu. Berdoalah agar Rossy baik-baik saja." Ucap Adi iba.

Kelvin tak menjawab. Ia hanya menjambak rambutnya frustasi.

Luapan rasa panas seolah tengah membakarnya dari ujung kuku hingga keubun-ubunnya. Rasa panas itu terasa berkobar nyala didadanya. Saat ini emosinya meluap-luap bagai air mendidih. Rasanya ia ingin menguliti seseorang. Atau yang lain. Seperti,mencincang seseorang dengan pisau buah,atau menusuk seseorang dengan besi panjang nan panas dari kemaluannya hingga tembus pada ubun-ubunnya. Apapun asal amarahnya padam.

Kelvin berdiri dengan cepat saat pintu ruang operasi terbuka menampilkan seorang perawat wanita dengan pakaian longgar serba hijau.

Langsung saja Kelvin menghambur kearahnya diikuti oleh Adi.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Kelvin cepat.

"Operasi berjalan lancar. Kini sedang melakukan pemeriksaan ulang." Jawab perawat tersebut sambil mengusapkan punggu tangannya ke keningnya yang berkilat karena keringat.

IM YOUR BITCH,MY MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang