-final decision-

12 0 0
                                    

Aera pov
Suara hentakan kaki ku berhasil menarik perhatian seluruh karyawan dongwoo oppa yang sedang melakukan aktifitas mereka masing-masing. Obrolan omong kosong yang tempo hari mereka bicarakan kini sudah tidak dapat kudengar lagi,syukurlah dongwoo oppa pasti sudah memberikan peringatan yang tegas kepada para karyawannya tentang hal itu

Niat utama kunjugannku ke gedung perusahaan dongwoo oppa adalah untuk memberikannya undangan wisudaku yang kira-kira akan terlaksanakan kurang dari 3 pekan lagi. Meskipun aku sudah memberi tahu tentang hal ini berkali-kali,tapi aku tetap tidak ingin ada 1 pun anggota keluarga ku yang tidak dapat hadir nantinya

Aku melewati meja sekretaris dongwoo oppa dengan tatapan angkuh,karna nyatanya yang duduk disana adalah wanita dengan mulut tak sopan yang waktu itu sempat membuatku memukul tembok alumunium karna geram mendengar ucapan-ucapan kotor dari mulutnya

Meskipun kata 'maaf' sudah berulang kali ia lontarkan,dan berulang kali juga aku menganggukkan kepala atas pernyataannya.. tapi rasanya itu tidak cukup untuk membuatku tak emosi setiap mengingat kejadian kala itu.

Maksudku,ia adalah seorang sekretaris dari pemilik perusahaan makanan terbesar di korea selatan. Ia pasti orang terbaik yang dongwoo oppa pilih dari sekian banyaknya manusia yang mendaftar waktu itu. Setidaknya ia harus memiliki sikap sopan dan santun yang baik,bukan?

Wanita itu menundukkan kepalanya sedikit saat aku berjalan melewatinya,kemudian aku membuka pintu ruangan dongwoo oppa sedikit kasar. Aishhh,oppa mian.. itu karna wajah sekretaris mu sangat menjengkelkan

Dapat kulihat samar bahwa dongwoo oppa terkejut dan tubuhnya sedikit tersentak "ya!" Sarkasnya

"Tidak sengaja" jawabku santai lalu mengambil tempat di sofa panjang miliknya

"wae?" Ucapnya pelan disela-sela kesibukannya dengan setumpuk kertas yang berserak dimejanya

"bogoshipo" ucapku asal

Ia sontak menoleh kearahku karna suara yang aku ciptakan tadi terkesan lebih lembut dari biasanya, "eoh? wae geurae aera-ya" ledeknya

"Ani,naega jinjja bogoshipo"

"ada suatu hal yang terjadi dirumah?"

"Memangnya harus ada keributan dirumah dulu baru aku bisa mengunjungimu huh?"

Dongwoo oppa terkekeh sendiri sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali untuk membenarkan kalimat yang aku ucapkan tadi

"apa kau tau,kyung seok-"

"aku datang untuk memberi tahu jadwal wisuda ku,bukan untuk menanyakan tentang pria itu" ucapku ketus

"Aniya,aku hanya ingin bilang bahwa ia benar-benar pria yang licik"

"Wae?" Tanyaku akhirnya yang sedikit penasaran

Dongwoo oppa menghela napas ringan, "kontrak kerjaku dengannya sudah berakhir 1 bulan yang lalu.. sejak kau mengalami masalah dengannya.."

Aku masih diam. Menunggu sambungan kalimat yang akan dongwoo oppa ucapkan lagi

"Tapi ia baru menandatangani surat putus kerja kami pagi hari tadi"

Aku mengerutkan dahiku,masih bingung dengan ucapannya tentang pekerjaannya.

Sadar akan diriku yang diam tak berkutik dengan memasang wajah polos,dongwoo oppa menggerutu sendiri dibalik dokumennya yang menumpuk "benar-benar bodoh"

"Ya! Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan"

"intinya jika dia mengulur waktu lebih lama lagi dalam memutus kerja sama perusahaan,aku akan bangkrut" jawab dongwoo oppa pasrah

serendipity || park jiminWhere stories live. Discover now