Author's POV
"Maddie, aku masih ingat betul jika ini bukan jalan ke rumah Alex."
"Siapa bilang kita akan ke rumah Alex?" gadis yang bernama Maddie itu melirik sahabatnya dari kaca tengah.
"Oh ayolah, Mad... mau kemana lagi sebenarnya kita?" tanya perempuan yang duduk sendiri dikursi belakang dengan jengah.
"Diamlah Ashley, sebentar lagi kita akan sampai." ujar Maddie menepikan mobilnya di samping trotoar.
Ashley menengok kearah jendela, membaca tulisan yang menyala dengan terang pada salah satu bangunan yang berada tak jauh dari tempat Maddie menepikan mobilnya.
Tanpa berpikir panjang lagi Ashley sudah tau kemana Maddie membawa mereka, sebuah pub.
"Mad, kau bilang Alex mengadakan party kecil-kecilan. Mengapa kita justru ke sini?" Serena yang sedari tadi hanya diam di kursi penumpang sebelah Maddie akhirnya mengeluarkan suaranya.
Maddie melepas sabuk pengamannya dan sedikit merapihkan penampilannya sebelum turun. "Ya, Alex mengadakannya disini karena ia malas membereskan kekacauan yang akan kalian buat nantinya." jelasnya kemudian turun dari mobil.
Ashley hanya menghembuskan nafasnya pasrah kemudian ikut turun disusul dengan Serena dibelakangnya.
"Chill out, Ash. You're gonna get some fun!" Serena merangkul pundak Ashley dan mengajaknya masuk.
Bau alkohol langsung menyeruak masuk kedalam indra penciuman Ashley begitu ia memasuki tempat yang sangat ramai ini. Puluhan orang tengah menggoyangkan tubuhnya di lantai dansa dan beberapa diantara mereka bahkan sedang melakukan hal-hal yang membuat Ashley mual sendiri melihatnya.
Di pojok ruangan, ada satu meja yang sepertinya sengaja dipesan Alex untuk mereka. Perlu kalian ketahui jika Alex dan Maddie adalah sepasang kekasih, maka tak heran jika Maddie langsung saja meninggalkan dua sahabatnya itu di mobil tadi.
"Ashley, Serena!"
Alex menyadari kehadiran mereka berdua memberi isyarat agar dua gadis itu mendekat.
"Hey," sapa Serena.
Alex membalas sapaan itu dengan menaikan kedua alisnya, sedangkan Ashley langsung duduk tanpa berkata apapun. Sejujurnya ia sedang tidak mood untuk datang ke tempat seperti ini, ia baru saja menyelesaikan kelas terakhirnya pukul 5 sore tadi dan sekarang bukannya bersantai di rumah, ia justru terjebak disini bersama kedua sahabatnya.
Seorang lelaki datang ke meja itu, yang mana langsung disambut bahagia oleh Serena. "Babe! aku pikir kau tidak akan datang." Serena langsung memeluk kekasihnya itu, melupakan fakta jika Ashley berada disana dengan tingkat jengah yang sudah di puncak.
Maddie terlihat sangat asyik berdansa dan tertawa bersama Alex, begitupun Serena dan Nate. Ashley hanya duduk menikmati segelas minuman alkohol di tangannya tanpa ada niatan sama sekali untuk turun ke lantai dansa bersama teman-temannya.
Ugh, tidak akan pernah. Bisa-bisa tubuhku digerayangi oleh manusia-manusia hidung belang itu, ucapnya dalam hati.
Di sisi lain, Ashley sama sekali tidak menyadari jika ada seorang pria yang sedari tadi fokus memperhatikannya. Dari mulai Ashley yang hanya menopang dagu sambil memperhatikan lantai dansa dengan tatapan jijiknya, sampai akhirnya gadis itu memfokuskan pandangannya ke arah ponselnya.
Dengan keberanian yang dimiliki, akhirnya pria tersebut nekat mendekat ke arah Ashley untuk sekedar mengajaknya berbicara. Ia tentu harus extra hati-hati, karena bagaimanapun mereka sedang berada di sebuah pub yang artinya bisa saja Ashley justru menganggap dirinya sebagai pria yang ingin menggodanya.
"Hi." sapa pria itu tiba-tiba.
Ashley sedikit terlonjak, dia menoleh sebentar kearah pria tersebut lalu sedikit menggeser tubuhnya.
"Hi."
"Nice to meet ya, what's your name?" setengah mati pria itu mencoba mengakrabkan diri dengan Ashley, bahkan ia sampai menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Berharap gadis itu mau membalasnya.
"Ashley, and you?" tanpa disangka-sangka Ashley membalas jabatan tangannya.
Pria itu tersenyum, menampakan deretan giginya yang rapih. "I'm Niall."
Ashley seketika menoleh dan kini menatap wajah Niall dengan raut keterkejutan yang luar biasa.
"No way, you're Niall Horan!" ujar Ashley masih dengan nada terkejutnya.
Niall seketika terdiam dengan reaksi gadis dihadapannya, tak menyangka jika gadis ini akan mengenali dirinya. Mengapa dia bisa mengenalku? pikirnya.
"Kau Niall yang memiliki golf company yang terkenal itu kan?" tanya Ashley.
Niall hanya mengangguk sambil tersenyum. She knows?
"Astaga, kau harus tahu ayahku sangat hobi bermain golf. Sepertinya dia pernah bertemu denganmu beberapa kali." ujarnya lagi.
"Oh iya?" Niall mulai tertarik dengan topik yang dibawa oleh Ashley. "Siapa nama ayahmu? mungkin aku mengingatnya."
"Brad Hamilton." ujarnya pelan, sangat pelan seakan ia tak ingin orang-orang mendengarnya. Padahal suasana di pub malam itu sungguh ramai.
Kini gantian Niall yang terkejut dengan ucapan Ashley. Gadis ini baru saja menyebutkan nama salah satu pengusaha properti yang sangat sukses di Amerika.
Niall mulai paham, ia tentu mengenal Brad. Benar apa yang baru saja dituturkan oleh Ashley, ayahnya dan Niall bahkan sering bermain golf bersama jika keduanya sedang tidak sibuk.
"Jadi Ms. Hamilton, mengapa kau hanya duduk disini memperhatikan orang lain dan tidak bergabung di lantai dansa?" Niall mulai membuka topik baru diantara mereka.
Ashley menaikan kedua bahunya. "Aku tidak suka kalau tubuhku dipegang-pegang oleh para lelaki hidung belang itu nantinya."
Mendengar jawaban Ashley, Niall sontak tertawa.
"Kalau begitu kenapa kau datang ketempat seperti ini, Ash." ucap Niall.
Ashley memperhatikan tawaan Niall yang entah mengapa seakan menghipnotisnya, dia ikut terkekeh seakan tawaan Niall itu menular.
"Aku diajak kedua sahabatku." terangnya. "Kau sendiri mengapa kesini? pasti ingin mencari one night stand ya?"
"Enak saja! aku tidak akan pernah mau berhubungan dengan wanita seperti itu asal kau tahu."
Ashley menatapnya jahil, entah mantra atau sihir apa yang digunakan Niall tapi Ashley tak pernah langsung seakrab ini dengan orang yang baru dikenalnya.
"Yakin?" tanyanya yang mana justru lebih terdengar meledek.
"100%, aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku." jawab Niall sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.
Ashley tertawa melihat reaksi Niall.
Akhirnya, malam itu hanya Niall satu-satunya orang yang menemani Ashley disaat kedua sahabat dan juga kekasih mereka masing-masing sudah menghilang entah di bilik yang mana. Ashley menyadari hal itu pun seketika panik, ia tak membawa mobilnya dan kedua sahabatnya menghilang tiba-tiba. Lalu bagaimana caranya dia pulang?
"Ada apa, Ashley?" Niall menyadari raut wajah Ashley yang tiba-tiba cemas itu.
"Kau melihat kedua temanku?" tanyanya.
Niall mengedarkan pandangannya ke lantai dansa, ia bahkan tidak tahu bagaimana rupa kedua teman Ashley.
"Ni, aku tidak membawa kendaraan kesini. Aku harus menemukan mereka." ujar Ashley lagi, ia bangkit dan hendak turun menuju lantai dansa yang penuh sesak itu untuk mencari Maddie atau Serena.
Niall menahan lengan Ashley, "Kau pulang bersamaku."
.
.
.
here we gooo, another mr. horan story!
hope u guys like it and don't forget to leave your vomments:))p.s: will try my best to up the new chapter every weekend but idk we'll see😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Fanfiction"I want to take you to another world, so that you can feel the love and happiness that you have never felt before" copyright© 2020 by kennyzzlexo