Jam istirahat mungkin dihabiskan kebanyakan siswa untuk mengisi perut mereka di kantin atau sekedar bersenang-senang.
Seperti yang Sasuke lakukan bersama teman sekelasnya. Bermain basket tepatnya. Di lapangan indoor sekolah.
Seragam sekolah itu sudah basah oleh keringat dan rambut yang biasa berdiri itu kini lepek menyentuh dahi. Suasana tegang karena poin masing-masing seri menambah panasnya arena.
"Sasuke oper kesini!" Lee berteriak kearah pemuda itu namun ia tidak menghiraukan dan tetap berlari kearah ring. Hingga detik itu juga ia melempar bola itu ke dalam ring.
Lee yang sempat kecewa karena tidak mendapat bola langsung berteriak heboh.
DAK!
"Three point!"
Bibir pemuda raven tersenyum tipis di sela nafasnya yang terengah. Timnya langsung mengelukan sosok Sasuke karena berkatnya tim mereka berhasil menang.
Setelah kemenangan tim Sasuke, sekumpulan siswa itu memilih mengistirahatkan diri di pinggir lapangan tersebut. Kecuali Lee yang langsung berbaring di tengah lapangan dan berkoar tentang masa mudanya.
"Sasuke, tangkap!" dan sebuah botol isotonik terlempar kearahnya yang langsung ditangkap olehnya.
Segera saja Sasuke meneguk isinya hingga setengah. Permainan tadi cukup menguras tenaganya tapi ia cukup puas. Mungkin turnamen selanjutnya akan membuatnya lebih puas lagi.
Selalu ada gelitik senang ketika ia bisa memasukkan bola ke dalam ring. Makanya ia tidak pernah bosan bermain basket.
"Pantas saja kau kapten basket, merebut bola saja aku susah sekali," Sasuke melirik kearah Utakata ketika pemuda itu bersuara. Ia mendengus mendengarnya. Sasuke merasa biasa-biasa saja tuh.
Keempat pemuda disana pun mulai membicarakan keahlian Sasuke di bidang olahraga tersebut. Yang pada akhirnya membuat telinganya berkedut. Ia tidak terlalu suka dipuji.
"Hei, itu Uzumaki Naruto dari kelas satu, kan?"
Kelopak pucat yang semula tertutup itu langsung terbuka, menampilkan onyx yang langsung mencari sosok kouhai incarannya selama ini.
"Mau apa dia kemari?" tanya Suigetsu dengan raut wajah bingung.
"Bukankah kemarin dia pulang bersamamu, Sasuke?" Neji menoleh kearah Sasuke yang terpaku pada pintu masuk.
Pemuda jangkung itu tak mempedulikan suara teman-temannya dan memilih menghampiri pemuda manis yang sekarang sedang berdebat dengan tiga temannya.
Bibirnya berkedut ingin senyum namun ditahan karena ingin terlihat keren di depan sang pemuda manis. Ah, berapa lama ia sudah tak melihat wajah ini? Dari pagi tadi bukan?
Bisa ia dengar pemuda pirang itu ingin berbalik pergi namun ditahan terus dengan temannya.
"Naruto? Ada apa?" tanyanya. Posenya sekarang apakah sudah terlihat memikat? Biasanya wanita terpikat dengan dirinya yang masih banjir peluh dan tangan dimasukkan ke celana. Namun sayang Sasuke lupa Naruto bukan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Cookies (Sasunaru)
FanfictionKatanya Naruto ikut klub memasak supaya bisa membuat kue yang akan diberikannya kepada senpai tampannya? Sasuke sih mau-mau saja, apalagi kouhainya itu menggemaskan. Tapi apa benar 'senpai tampan' itu adalah Sasuke? Bisa saja kan bukan? ... Short...