Real Scene

12 0 0
                                    

Dan itulah yang terjadi saat ini.Semua berakhir dengan tannya yang menghutang. Pada kenyataan semua hanya akting belaka,namun hal nyata datang dengan semenanya.Seperti 'Datang tak dijemput , Pulang tak diantar'.Jauh ia beradadan hanya aku sendiri disini,Jauh berharap pada bintang.Disaat terakhir kali diriku dan dirinya bertemu. Setelah kemudian ia menghilang, tanpa jejak yang membekas.Ketika aku mencoba bertanya pada bintang malam. Seakan semua membisu.Tak adasatupun dari mereka yang menanggapi."Sebenarnya apa yang mereka fikirkan?".Aku masih saja termangu."Apa kini kalian bersamanya?"sambungku, "Jika iya, sampaikan salamku padanya,para bintang".

Dan pagi itu adalah awal cerita diriku dan dirinya.

Pagi ini terlihat cerah,awan putih masih sempatnya berbincang dengan kawanan lain.Sebagian burung kecil masih ada saja yang berselimut daun.Diikuti oleh lineria mentari pagi yang mulai berkelana.Aku masih sendiri,berjalan melalui gerbang sekolah yang kemudian bersapa dengan teman sebaya dan menyapanya,"Hai..".

Kemudian aku mulai menyebar pandangan dan menilik keadaan sekitaryang mulai ramai.Dan..disanalah Ia.Dari kejauhan terlihat seseorang yang baru saja keluar dari kediaman 'motornya'.Mengenakan jamper hitam gelap .Ia berjalan melewatiku.Tak memperdulikan keadaanku.

"Siapa orangnya?" Tanya Dinda tiba-tiba menyikut tanganku.

Aku masih terjaga dalam jalanku,tersenyum kecil dan menolehkan kepala kearah Dinda ,"Dialah orangnya" Jelasku ringan kepada sobat yang berjalan sejajar denganku.

"Sepertinya aku tak pernah mendengarkannya darimu tentangnya,kau serius dia?"Dinda bertannya heran.

Aku sedang membetulkan letak tas selempanganku,"Sayangnya itulah yang terucap dariku,kau telah mendengarnya bukan?"

Dinda terdiam kemudian,Dan entah apa yang sedang ia fikirkan, tiba-tiba saja dengan sedikit keras ia menepuk pundakku.

"Baiklah akan kuberitau yang lainnya!"Lanjut dinda yang kini berlari didepanku.Aku yang masih terkejut mendengar ungkapan Dinda langsung saja menyusulnya,

"Dinda..!! jangan!!"Teriakku.

Entah secepat apa yang kunobatkan dalam kasus ini adalah melebihi kilat yang merayap di dinding cakrawala.'Sangat cepat'.Dan kini setiap orang bertanya-tanya penasaran.

"Benarkah seperti itu beritannya?sejak kapan Ran?"Seorang teman bertanya penasaran

Dan hannya ini yang bisa aku jawab,"Entahlah ,fikirkan sendiri.!!"

Kawan lain datang bertanya kepadaku lagi,"Ran..Rana,Beneran?"Tannyanya.

Aku mengerutkan dahi "Apa?"

"Dana..?!"

"Tau dari?lagian aku hanya bercanda!itu tak senyatanya sebuah berita."

"Tapi Ran , itu udah nyebar kemana-mana kali!udah Heboh!!"

Reflek mataku membesar,melotot kearahnya.Mampus...batinku berkali-kali.

Aku berdecak ringan"Ck,Udah aku jelasin tadi kan?terserah kamu mau nanggapnya gimana."Langsung saja aku meninggalkannya.Mencoba tak menghiraukan.

Kini aku melangkah melewati koridor sekolah yang lumayan panjang lagi dengan langkah gontai yang tak beraturan,Ya..memang benar.Orang-orang sepertinya telah menjadikanku dan Dana sebagai 'Hot Topik' pagi ini.Yang aku rasakan anak-anak mulai memandang aneh,curiga dan berbisik ria. Oh tuhan.. mengapa seperti ini jadinya?

"Sorry "Ucapku sambil membantu mengambil buku seseorang yang baru saja ku tabrak.Dan telah kusadari beberapa anak yang melewatiku terdengar seperti ber-dehemsambil menyorakiku "Cie..cie..." itulah yang kudengar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Real SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang