18. Ke 17

1.2K 180 12
                                    

Aku ingin mereka mengingat hari lahirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingin mereka mengingat hari lahirku.~Kinandita.

Follow dan vote sebelum baca ya. Kalau yang udah, perbanyak komen aja. Ahay🌚

Happy reading

*****

Kinan menutup mata dan langsung memalingkan wajahnya ke arah yang lain, saking kagetnya ia melihat perempuan itu. Ingin rasanya Kinan lari dari rumah sakit ini secepatnya, tapi Arga menggeleng. Kinan bingung, apa maksud Arga, jelas-jelas hantu itu membuatnya kaget.

"Tenang Kinan, jangan perlihatkan ketakutanmu. Itu hanya membuatnya semakin semangat menakut-nakutimu."

Kinan menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang, tapi apa yang dikatakan Arga ada benarnya juga.

"Tapi ..." ucap Kinan terputus.

"Laki-laki itu nggak cocok sama kamu. lebih baik kamu cari yang lain. Kamu itu manusia dan laki-laki di sebelum itu hanyalah arwah gentayangan. Aku tahu diantara kalian ada yang menyimpan rasa." Wanita paruh baya itu lalu menghilang dan pergi entah ke mana. Ucapannya meninggalkan bekas yang amat dalam di lubuk hati Kinan. Arga tidak cocok dengannya? Tapi kenapa hatinya sesak mendengar kalimat itu?

Arga memandangi Kinan yang terdiam lama. Ucapan arwah wanita tadi sangat membekas di hatinya. Apakah di hati Kinan juga membekas? Arga sadar diri, ia memang tak cocok dengan Kinan, yang membuat Arga bingung, apa tujuan wanita tadi berkata demikian? Kenapa wanita itu tahu di antara mereka ada yang menyimpan rasa? Ya, yang menyimpan rasa itu pasti hanya dirinya, Kinan mana mungkin suka padanya. Ah, arga dibuat kesal sendiri dengan isi pikirannya.

Kinan memandangi Arga. Arga terkesiap melihat Kinan balas memandangnya dengan tatapan yang tak bisa dibaca.

"Ya udah, ayo lanjut." Arga melanjutkan langkahnya. Kinan mengekor di belakang Arga.

Suasana yang semulanya hangat, kini berubah menjadi dingin. Seperti ada tembok es besar yang menghalangi mereka. Arga canggung untuk memulai obrolan, Kinan juga begitu. Semua ini terjadi karena ucapan arwah wanita paruh baya tadi.

Kinan menghela napas panjang, ia menatap punggung Arga yang berjalan di depannya. Jika ucapan hantu wanita tadi benar, di antara mereka ada yang menyimpan rasa, apakah orang itu adalah Arga? Atau malah dirinya sendiri?

"Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Arga.

"Ya," jawab Kinan, suaranya terdengar sangat kecil. "Ga, nanti temani aku bersihin taman ya."

Arga menoleh. "Bukannya kamu punya pelayan rumah?"

"Ada, tapi aku pengen bantuin aja. Kasian Bibi Ima bersihin taman sebesar itu."

Arga mengangguk kecil. "Iya deh aku temenin."

Kesempatan banget malah, kan aku kepengen berduaan sama kamu.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang