19. Perasaan

1.2K 168 21
                                    

Harusnya biarkan semua terlupakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya biarkan semua terlupakan. Karena kita tahu kita perasaan ini sama-sama tak mungkin.~Kinandita & Arga Yuanda.

Vote, komen dan share.

Follow untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Happy reading

******

Kinan semakin yakin dengan perasaannya terhadap Arga, terlebih setelah Arga menolongnya dengan cara merasuki tubuh Andra saat di sekolah tadi pagi. Kinan telah jatuh cinta kepada Arga. Konyol memang, jatuh cinta kepada Arga yang jelas-jelas bukan manusia.

Kinan menatap layar ponselnya. Hatinya gundah. Ia ingin curhat kepada Reyya tentang perasaannya kepada Arga, tapi tidak enak rasanya curhat panjang lebar lewat ponsel. Lebih baik ia langsung menceritakannya saat di sekolah besok.

Kinan menoleh ke luar jendela, berharap Arga datang dari sana. Sepertinya tidak ada tanda-tanda Arga akan datang.

Kinan menghela napas panjang.  Waktu seakan berjalan lambat, entah karena hatinya yang sedang kacau, atau memang waktu yang berjalan lambat.

Kenapa dia harus hadir di hidupku?

Kinan memandangi pantulan wajahnya di kaca rias.

Aku takut jatuh cinta lagi. Apalagi kepada Arga yang sama sekali bukan manusia.

Kinan hanya bisa menyesali dirinya yang sudah terlanjur jatuh cinta kepada Arga. Ia ingin membantah pada dirinya sendiri kalau ia tak boleh memiliki rasa kepada Arga, tapi, apa boleh buat semuanya sudah terlanjur.

Apa Kinan harus melupakan semua yang telah terjadi? Dan melupakan rasanya pada Arga? Rasanya mustahil.

Kinan mendengus lalu berdiri dari kursinya. Ia melihat jam dinding. Pukul 9 malam.

Kinan berjalan ke pintu kamarnya untuk menuju balkon. Ia ingin menghirup udara malam untuk melupakan sekilas rasa gundah di dadanya.

Kinan mengembuskan napas lega setelah sampai di balkon. Ia memandangi langit yang penuh dengan bintang dengan takjub. Rasa gundah di hatinya langsung hilang seakan terbawa angin malam.

"Langitnya indah, kan?"

Arga tersenyum memandangi Kinan yang terpesona melihat kerlap-kerlip bintang di langit. Gadis bermata seindah permata itu menoleh kaget.

"Ya ampun Arga, sejak kapan aja kamu di sini?

Arga tertawa melihat ekspresi Kinan.

"Indah banget kan langitnya?" Arga mengulang pertanyaannya.

"Iya udah tahu kok, udah jangan gombal. Palingan kamu mau bilang begini. 'langitnya indah banget kayak kamu'. Iya kan kamu mau bilang gitu?" ucap Kinan menyudutkan Arga. Lalu ia tertawa atas apa yang diucapkannya.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang