29 - adu rayu

14.1K 1.2K 113
                                    

Sesuai yang sudah di rencanakan kemarin, pagi ini Jingga berangkat ke Stadion untuk jogging. Tentu saja ia tidak datang sendiri, ada Lily bersama Bram serta Sarah bersama Satrio.

"Hebat ya lo bisa bangun pagi," ujar Lily pada Jingga.

"Semua demi cinta~," Bram menggoda Jingga.

Jingga hanya bisa bersabar di goda oleh teman-temannya di pagi hari ini.

Mereka berlima menuju ke salah satu sisi di stadion tersebut untuk bertemu dengan Senja dan lainnya. Apa yang Syifa bilang kemarin benar, Rangga datang ikut jogging bersama mereka.

"Ayo ditahan cemburunya," Sarah menepuk-nepuk pundak Jingga.

Mereka semua kemudian mulai berlari mengelilingi stadion. Jingga yang biasanya 2 putaran saja sudah lemah, kini sanggup hingga 5 putaran. Memang ya, demi cinta apapun dilakukan haha.

Setelah putaran ke 7, mereka semua memilih berhenti dan minggir untuk beristirahat.

"Kalian ada yang mau titip minum ?" Tanya Rangga kepada mereka.

"Gue air mineral 1, Ngga," jawab Vina.

"Yang lain ?"

"Gue juga air mineral 1," jawab Senja.

Jingga yang sudah membawa sebotol air mineral menyodorkannya kepada Senja, "Gausah beli. Minum ini aja"

"Gue tetap titip air 1," Senja mengabaikan tawaran air dari Jingga.

Rangga kemudian pergi membeli air minum.

"Kenapa nggak minum ini ? Masih ke segel gini," Jingga menunjukkan tutup botol minum tersebut yang masih tersegel rapi.

Lagi-lagi Senja mengabaikan Jingga. Ia berdiri kemudian menghampiri Rangga yang kembali dari membeli air. Jingga ? Lagi-lagi ia hanya bisa menghela nafas.

.
.

Setelah berlari dan istirahat minum, mereka bersepuluh (rame banget ya, haha) memilih lanjut makan bubur ayam. Karena mereka datang ramai-ramai, mereka sampai menggabung dua meja menjadi satu supaya tetap bisa menikmati bubur bersama.

Rangga mengambil duduk di sebelah kanan Senja. Jingga yang melihat kursi di sebelah kiri Senja masih kosong, segera menduduki kursi tersebut. Kini Senja duduk diantara Rangga dan Jingga.

Sambil menunggu bubur mereka datang, mereka saling mengobrol satu sama lain. Rangga yang bisa dibilang masih baru bergabung dengan mereka, rupanya sudah bisa membaur. Mereka semua terlihat sangat menikmati obrolan mereka tapi ada satu orang yang sedari tadi hanya diam. Bukan Senja, tapi Jingga.

Jingga yang melihat Senja sedari tadi bisa asik berbicara dengan yang lainnya, memilih untuk diam saja. Bisa kembali duduk bersebelahan dan mengamati Senja dari jarak segini saja sudah cukup baginya. Walau ada rasa perih di hatinya apalagi jika Senja meladeni obrolan Rangga.

Tak lama kemudian, bubur mereka datang. Karena mereka pesan dalam jumlah banyak, Rangga memilih untuk menyamakan isi bubur mereka komplit.

Senja yang mendapati buburnya di beri kacang, mulai mengambil sendok untuk menyingkirkannya.

"Lo nggak suka kacang ?" Tanya Rangga pada Senja.

"Enggak. Aneh aja gitu makan bubur pake kacang"

"Oh, buat gue aja kacangnya"

Ketika Senja hendak memindahkan kacang tersebut ke mangkok Rangga. Jingga segera menukar mangkok tersebut dengan mangkoknya.

"Makan yang ini aja. Udah aku singkirin kacangnya," ujarnya sambil berusaha tersenyum.

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang