01

7 1 0
                                    

Hari ini hari pertama di semester baru, setelah libur selama 2 minggu. Hari pertama untuk Charisa Azzahra menjadi siswa kelas 12.

Waktu terasa berjalan begitu cepat menurut Charisa, rasanya baru kemarin Charisa menginjakkan kaki disekolah SMA Garuda ini dan berarti sudah 2tahun juga Charisa memendam rasa sukanya kepada Devan Nugraha.

Devan Nugraha cowok yang bisa memikat hati Charisa dengan begitu sederhana, hanya karena Devan pernah menolong Charisa di hari pertama mereka Ospek, saat itu Charisa terjatuh karena lomba balap karung yang di adakan oleh senior, banyak yang menertawakan Charisa, tapi Devan malah menolong dan menggendong Charisa ke UKS.

Dari situ Charisa langsung menyukai Devan Nugraha, walaupun selama 2tahun itu Charisa cuma bisa memendam dan memperhatikan Devan secara diam-diam.

Alasan kenapa Charisa tidak mendekati Devan, karena Devan terkenal sangat dingin dan banyak yang menyukainya, dan juga Devan termasuk siswa kelas Ipa A yang berarti Devan termasuk siswa cerdas, tidak seperti Charisa, dia hanya siswa kelas Ipa D yang siswa nya sangat berbeda jauh dari kelas Ipa A.

"Mana mungkin Devan mau kenalan sama cewek bodoh kaya gue." Pikir Charisa

***

Setelah selesai upacara bendera sang Merah Putih, semua siswa diberikan waktu 15 menit untuk sarapan di kantin.

Kantin pun langsung dipenuhi oleh para siswa, ada yang sedang sarapan, membeli minuman atau hanya sekedar ikut duduk saja.
Contohnya seperti Charisa dengan dua teman nya yaitu Delina dan Talia. Mereka sedang menikmati sarapan nya masing-masing.
"Cha, ada Devan tuh." Ucap Delina sambil menunjuk ke arah Devan

Charisa langsung menoleh ke arah yang ditunjukan oleh Delina, tepat ke arah Devan.
Devan sosok yang Charisa rindukan selama liburan.

Devan masih sama, tidak pernah berubah, selalu memakai seragam dengan rapih, tangan yang selalu berada di saku celana nya, rambut yang rapih, dan mata indah itu.

"Makin banyak aja fansnya si Devan." Ucap Talia

Talia adalah teman Charisa sejak SMP, meski saat SMA mereka baru dekat, karena selama SMA mereka selalu berada dikelas yang sama. Menurut Charisa, Talia lebih baik dari Charisa, dia hanya butuh waktu untuk mencerna materi. Tidak seperti Charisa, yang walaupun sudah belajar, tapi tetap tidak paham.

"Tadi sebelum upacara, gue liat dia dikasih surat sama anak kelas 10, tapi seperti biasa, dia tolak". Ucap Delina menimpali

Charisa mengenal Delina saat hari pertama ospek. Menurut Charisa, Delina tidak seperti Charisa, Delina hanya malas untuk memperhatikan pelajaran. Charisa tidak tahu alasan kenapa Delina seperti itu, Delina hanya pernah berbicara kalau dia tidak ingin menjadi siswa ipa A karena itu sangat membosankan

"Lu mau kapan Cha? Masa mau diem di tempat aja?" Tanya Talia

"Gua belum yakin tal, lu tau kan gimana bodoh nya gue." Jawab Charisa

"Kalau soal perasaan pake hati Cha." Ucap Talia

"Udah yuk ke kelas, bentar lagi masuk nih." Ajak Charisa

Charisa selalu berusaha menghentikan pembicaraan tentang Devan, sebenarnya Charisa juga ingin mencoba mendekati Devan, seperti yang lain. Tapi, Charisa belum siap menerima penolakan dari Devan.

"Dasar tukang ngalihin topik pembicaraan lu." Ledek Delina

Charisa langsung berjalan meninggalkan Delina dan Talia, Mereka berdua pun menyusul Charisa.

***

Charisa baru saja keluar dari ruangan Konseling, tadi setelah bel pulang berbunyi, Pak Ahmad--Guru Konseling memanggil Charisa untuk membicarakan tentang nilainya.

Pak Ahmad menyarankan Charisa untuk mencari tutor untuk belajar, karena nilai Charisa sangat turun, apalagi di semester kemarin. Entahlah, menurut Charisa ia sudah belajar, meski masih sering ketiduran.

Sekarang Charisa sudah sampai di Rumah nya. Rumah sederhana yang hanya dihuni oleh Bunda dan Charisa. Ya, Charisa sudah kehilangan ayah nya, Charisa tidak tahu apa yang terjadi pada ayah nya, sampai tuhan mengambil ayahnya. Tapi, yang selalu bunda katakan padanya, ayah pasti sudah bahagia disana.

"Charisa pulang," Ucap Charisa sambil membuka sepatu nya dan menaruh di rak sepatu.

Charisa melihat bunda menghampiri nya, dengan masih memakai celemek kesayangan bunda nya itu.
Charisa sangat yakin bahwa bunda nya sedang membuat kue, hobi bunda adalah membuat kue, dan hobi Charisa adalah memakan kue buatan bunda.

"Tumben pulang nya telat." Tanya bunda Lita kepada putri tunggal nya itu.

"Iya tadi ada urusan dulu sama Pak Ahmad bun," Jawab Charisa

Bunda nya hanya ber-oh-ria. Mereka berdua berjalan menuju ke dapur, Charisa duduk di kursi meja makan, sedangkan bunda nya melanjutkan membuat kue.

Charisa akan langsung memberitahu bunda nya tentang saran yang diberikan oleh pak Ahmad

"Bun, tadi kata Pak Ahmad, Charisa harus punya tutor belajar, nilai Charisa turun terus bun." Ucap Charisa memberitahu bunda nya sesuai apa yang dikatakan Pak Ahmad.

"Loh, bukan nya kamu udah lebih rajin ya belajar nya?"

"Iya sih bun Charisa udah belajar, t-tapi menurut Charisa punya tutor lebih menjamin deh bun." Jawab Charisa

"Iya bunda tau, biar kamu ada temen nya terus ga ketiduran kan pas belajar?" Tanya bunda sambil melihat Charisa

Charisa mengangguk pelan membenarkan pertanyaan bundanya memang betul kalau belajar sendiri, pasti Charisa selalu ketiduran.

"Iya bun." jawab Charisa tidak lupa menunjukan cengiran khasnya

"Yaudah nanti bunda cariin tutor nya, sekarang kamu mandi dulu."

Charisa hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar nya.

Setelah mandi, Charisa langsung berbaring di kasur kesayangan nya, dan mengambil handphone yang berada disamping tubuh nya.
Charisa langsung membuka aplikasi chatting, rencana nya dia akan menanyakan sesuatu kepada Talia.


Bersambung...













Hai, ini cerita pertamaku. Maaf kalau kata-kata nya masih sulit dipahami, kritik dan saran sangat aku terima. Makasih udah baca!

14 Mei 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang