Makalah
"Hehe, hai Ogi!" Sapa Heri.
"Iya, hai juga Heri." Balas Heri.
Lalu Heri mengambil bangku kosong dan memindahkannya di samping meja Ciko. "Hai semua!"
"Bacot."
"Hehe."
Yudan berdecak kesal sambil melotot ke arah ponselnya.
Melihat ekspresi kesal Yudan, Heri langsung terkekeh. "Ditipu ya?"
Yudan melirik ke arah Heri lalu mendengus kasar, "Kuota internet gue habis sebelum waktunya."
"Lu kebanyak nonton yang aneh-aneh kali." Ucap Doni sambil menatap curiga Yudan.
Yudan melebarkan matanya, "Gak! Gue cuma sering baca komentar di videonya youtuber yang sedang trending topic."
Jala berbalik ke belakang. "Ngapain lu baca komentarnya? Kurang kerjaan bangat."
Yudan mendengus, "Biarin, yang penting gue terhibur."
Ciko menaikan sebelah alisnya, "Semua orang buka Youtube tujuannya untuk nonton video, bukan baca komentar."
Yudan langsung melotot ke arah Ciko, "Jangan samain gue ama orang lain! Gue suka liat perdebatan, gue kan makhluk sosial yang suka bermusyawarah."
Ciko hanya diam. Menyerah dengan kepintaran Yudan.
"Um, makalahnya sudah selesai."
Suara pelan dan lembut terdengar di telinga hampir berbaur dan menghilang oleh udara. Mereka berlima sontak menoleh ke arah Ogi yang sedang menatap mereka dengan sedikit tertunduk.
"Makalahnya sudah selesai gue buat." Ucapnya lagi seolah takut mereka tidak mendengarnya.
Dia mengulurkan tangan kanannya yang sedang memegang flash drive pada Ciko. "Gue menyimpannya di flash, kalian boleh periksa dulu."
Ciko menerima flash drive dan tersenyum tipis. "Gue yang bakal cek, nanti flash disk lu gue kembaliin."
Ogi mengangguk dan langsung memalingkan kepalanya dari mereka.
"Pfft... Hahaha... Hahaha... Hahaha..."
Plak
Heri mengambil ponsel Jala yang memiliki retak baru dan mengembalikan pada sang pemilik. Dia membuat ekspresi tersakiti dan penuh derita, "Hiks... Sakit Jal!"
Jala mengambil kembali ponselnya dan menoleh ke Yudan. "Yud, lu yang print dan sampul." Perintahnya.
Yudan bergumam malas, "Mmm, nanti gue minta tolong sama Ciko."
Jala langsung menatap tajam Yudan. "Gak boleh! Lu harus ngerjain sendiri!"
Yudan menatap kembali Jala. "Napa lu yang sewot? Gue mau minta bantuan siapa kek, itu terserah gue. Yang penting atas nama gue."
"Keenakan lu bangsat!"
"Lu napa gak suka liat orang bahagia sih? Gue keenakan ya karena gue pintar manfaatin keadaan." Gak kayak lu yang suka dimanfaatin keadaan, sambung Yudan dalam hati.
Tatapan mata Jala langsung jatuh pada Ciko, "Jangan bantu makhluk yang gak mau susah itu!" Ucapnya penuh penekanan.
Ciko menatap Jala dan Yudan bergantian, namun bertekad untuk diam saja. Dia lebih suka menunggu hasil akhir dari perdebatan mereka daripada masuk ke dalamnya.
Yudan menatap tidak suka pada Jala. "Yaudah, nanti gue bayar ke Ciko uang print ama sampul, biar lu senang."
Jala langsung tersenyum sinis, "Bagus, bayar sekarang!"
"Gue utang dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen FictionWarning* *Cerita ringan yang beberapa chapter hanya berisi satu atau dua kalimat doang. *Terdapat kata-kata kasar/umpatan. *Tidak ada prolog/sinopsis, langsung baca aja. Cerita sepaket : Titik Bukan koma (TBK) > MangaToon/Noveltoon