Ardan : Monster Academy

05 - Ujian Masuk

Setelah berhari - hari tinggal bersama Adam， hubungan mereka menjadi semakin erat, selama 4 hari itu pula mereka selalu berburu monster dan menghasilkan uang untuk hidup.

Akhirnya hari yang telah ditunggu - tunggu tiba. Mereka berdua memilih tidur lebih awal, karena takut telat datang kesana. Bahkan belum pukul 8 mereka sudah menunggu didepan gerbang, banyak anak seumuran mereka yang juga mulai berdatangan.

Rata - rata yang datang berumur 14 sampai 15 tahun. Karena hanya murid yang memiliki bakat saja yang bisa masuk ke akademi paling terkemuka di benua Astria ini.

Setelah menunggu sampai pukul 8, datang seorang pengawas berpakaian jas serba hitan dengan kemeja putih dan kacamata. Gaya berjalannya yang elegan berhasil menarik seluruh mata calon murid yang telah lama datang. Pengawas itu membuka kunci gerbang dan mempersilahkan masuk para calon murid.

"silahkan masuk semuanya!" teriak pria itu mempersilahkan

Ribuan murid yang sedari tadi sudah menunggu, berbondong - bondong masuk. Tidak terkecuali Adam dan Ardan.

Miracle Academy ini sangatlah besar. Bahkan bisa dibilang luasnya sama dengan sebuah kota kecil, bangunan yang megah dan halaman yang luas membuat suasana sekolah yang satu ini begitu istimewa.

" selamat pagi semuanya!" ucap pengawas ujian lain diatas panggung

"namaku adalah Nina. Aku pengawas ujian pertama tahun ini, sebelum kumulai ujiannya akan aku bagi kalian semua kedalam 3 kelompok. Yaitu Penyihir, Ksatria Sihir dan Ksatria" ehem, " untuk kalian yang seorang penyihir tolong memisahkan diri ke sebelah kiri, ksatria sihir ditengah dan ksatria ada disebelah kanan" lanjutnya

Tak perlu diarahkan lagi para calon murid memisahkan diri, Ardan harus berpisah dengan Adam karena Ardan masuk ke klasifikasi ksatria sihir sedangkan adam adalah Ksatria.

Kebanyakan orang berada di posisi ksatria dan  penyihir, hanya ada beberapa puluh orang yang masuk sebagai Ksatria sihir.

Itu bukan karena tanpa alasan, seorang ksatria sihir adalah kejadian yang cukup unik dimana seseorang bisa memiliki kekuatan fisik yang kuat tetapi juga dapat menggunakan sihir.

Jika seorang penyihir memiliki kekuatan sihir yang kuat kelemahannya tentu adalah fisiknya yang seperti manusia normal. Sedangkan ksatria hanya bisa menggunakan mantra penguatan diri tanpa bisa melepaskan sihir.

"baiklah ujiannya akan dimulai sekarang, tolong berbaris yang rapi dan tunggu giliran anda untuk maju"

Di ujian pertama semua orang akan diuji tergantung klasifikasinya menggunakan alat pengukur kekuatan, penyihir dengan mana minimial 1000 akan diterima sedangkan ksatria harus memiliki kekuatan fisik minimal 1000 dan ksatria sihir minimal memiliki mana 500 dan fisik 500.

Ardan hanya melihat  orang yang maju dan kembali turun panggung dengan wajah muram, banyak sekali yang gagal diseleksi pertama ini. Karena memang normalnya kekuatan minimal yang dijadikan standar itu biasanya dimiliki oleh orang dewasa.

Ada seseorang yang menarik perhatian Ardan di ujian bagian penyihir, seorang perempuan berambut putih silver dengan wajah datar dan pakaian biru muda yang anggun. Dia membawa tongkat staff dengan mutiara biru diatasnya.

Saat perempuan itu maju, bola kristal yang dijadikan alat pengukur berubah berwarna biru terang bahkan karena terlalu terang membuat peserta lain terlalu silau untuk melihatnya.

"sudah cukup kau lulus uji-"

Prang*

Bola kristal itu pecah dan membuat heboh seluruh peserta ujian. Pengawas ujian hanya menggelengkan kepala.

Ardan yang tak sengaja mendengar bisikan orang - orang disekitarnya. Akhirnya tahu kalau perempuan itu adalah anggota keluarga kerajaan Sriwijasia. Mereka mengatakan jika kakaknya yang sudah lebih dulu masuk menjadi salah satu murid paling kuat di akademi dan sepertinya adiknya juga akan melanjutkan tradisi keluarga kerajaan.

Akhirnya giliran Ardan maju keatas panggung. Ardan hanya membawa 2 buah belati di masing - masing pahanya. Dan mengenakan pakaian santai.

"silahkan letakan tanganmu diatas kristal," ujar pengawas ujian

Perlahan ardan menempelkan telapak tangan kanannya diatas bola kristal tersebut

Bola kristal itu berubah warna menjadi biru tua

"hmm kadar mana milikmu hanya sampai 423, masih kurang sedikit lagi, maaf tapi kau harus pu-" belum sempat menyelesaikan katanya

Bola kristal tersebut kembali bercahaya, ada sinar biru keputihan kecil dibagian bawah krsital.

"hooo dual elemen yah, baiklah kau lolos ujian mana. Sekarang tunjukan kekuatanmu" ucap pengawas tersebut sambil menyentuh dagu dengan kedua jarinya

Ardan hanya mengangguk dan menggunakan transformasi werewolf,

"akhirnya, tahun ini kami menerima seorang werewolf lagi, ditambah kau bisa menggunakan sihir!" ucap pengawas itu senang saat melihat perubahan tubuh Ardan

"bolehkah aku menambahkan sihir?" tanya Ardan ragu

"tentu saja boleh, kau ada di tempat ujian ksatria sihir" jawabnya mengangguk

Ardan mengaliri tubuhnya dengan petir biru, aura disekitarnya berubah Ardan berkonsentrasi dan memfokuskan matanya melihat sasaran target semacam samsak tinju dengan ditahan semacam baja berat dibelakangnya.

Setelah memasang kuda - kuda, dan dengan kecepatan penuh Ardan melompat sambil berputar menendang target tersebut dengan kaki kanannya.

Angka diatas mesin samsak tinju tersebut terus bertambah seribu, duaribu dan berhenti diangka tigaribu delapan ratus empat puluh lima!

Seluruh peserta terlonjak kaget melihat perolehan nilai Ardan, bahkan di ujian ksatria nilai paling besar hanya sampai 3720 dan itu dipegang oleh temannya sendiri Adam.

Ujian pertama akhirnya selesai, hanya tersisa ratusan orang sekarang dari ribuan orang yang mendaftar. Setelah berdiskusi pengawas ujian melaksanakan unian terakhir sekarang juga.

Dan ujian terakhirnya adalah, latih tanding dengan senior tahun pertama, seluruh peserta harus bisa bertahan minimal 30 menit dari pertarungan tersebut atau mengalahkan seniornya.

Ujian tersebut bisa diselesaikan dengan mudah oleh Ardan dan Adam mereka bahkan hanya perlu waktu sekitar belasan menit untuk mengalahkan seniornya, namun gadis keluarga kerajaan tadi hanya memerlukan waktu kurang dari lima menit untuk mengalahkan seniornya.

Hal tersebut sontak mrmbuat para pengawas lagi - lagi berdecak kagum.

"Baiklah!, serangkaian ujian sudah dilalui. Kami akan memanggil nama peserta yang lolos ujian," ucap pengawas ujian dengan jas hitam

Ardan hanya menunggu dengan tenang karena sudah tahu akan hasilnya. Nama Adam dan Ardan akhirnya disebut dan mereka akhirnnya resmi menjadi murid miracle Academy.