2.Tentang Adhena.

896 37 0
                                    

_Adelio: pangeran mulia.
_Arka:Penerang dalam keluarga.
_Arka Adelio: Pangeran mulia yang merupakan penerang dalam keluarga.
.
.
.
Dhena menatap intens rumah besar nan megah didepan rumahnya, melalui balkon kamarnya. Cukup aneh bagi Dhena melihat rumah besar itu tak pernah berpenghuni. Padahal, sudah terbilang 1 Minggu dia tinggal disana, namun belum pernah sekalipun dia melihat seseorang keluar atau masuk kerumah itu.

Berbagai pertanyaan mulai terlintas dibenaknya perihal rumah kosong itu. Jika memang rumah itu dijual, maka pasti ada tulisan didepan gerbangnya. Namun, tak ada sama sekali tulisan seperti itu disana.

"Naaaaaaa!!!!" Seruan itu membuyarkan lamunan Alen. Terompet berbunyi lagi dari lantai pertama rumahnya.

"NANA!!"

"Iyah mah," Dhena menyauti sambil berlari pontang panting menuju dapur, dimana ibunya berada.

"Kamu kalau dipanggil, kok lama banget, sih geraknya. Susah banget disuruh, ininih  makanya mama gak mau beliin kamu handphone. Jadi kebanyakan main handphone kan, nanti mama tangkap handphonenya nangis 7 hari 7 malam kamu." Mama Dhena berkacak pinggang sambil menunjuk nunjuk wajah Dhena dengan spatula yang dipegangnya.

"Mama kenapa, sih? Abis berantam sama papa?" Tanya Dhena sarkas.

"Gak usah banyak tanya, kamu antar ajah paztel ini sama tetangga depan rumah kita." ujar mamanya ketus.

Kalau lagi gini, mana berani Dhena menolak suruhan mamanya walau dia ingin. Dhena seketika membulatkan tekadnya, berjanji pada dirinya bahwa dia tak akan menjadi ibu ibu macam mamanya.

Dhena mengambil 1 paztel berisi berbagai makanan malas. Dhena benar benar kesusahan untuk membawa 1 paztel itu.

"Kalau pintunya gak dibuka?"

"Yah bawa pulang dong, gitu aja pake nanya." Dhena lagi lagi menabahkan dirinya melihat sikap rempong mamanya.

"Iyah mama ku yang cantikk,"

Dhena melangkah meninggalkan rumahnya malas. Dia menatap lamat rumah paling megah tepat didepannya dengan pandangan menyelidik.

Sedikit ragu, Dhena membuka pelan, gerbang rumah besar itu, yang sama sekali tak terkunci. Langkah kecil Alen membawanya masuk kehalaman rumah besar itu.

Daun berguguran dari pohon beringin disudut halaman rumah itu berjatuhan keatas kepala Dhena. Entah kenapa, suasana menjadi begitu mengerikan bagi Dhena.

"Siapa?"

"UWAAA!!" Dhena berjengit kaget. Spontan, Dhena melempar paztel ditangannya.

"Siapa?" Orang disana kembali mengulang. Ragu ragu Dhena mendongak.

"Lo!!" Orang itu berseru nyaring.

Dhena sama kagetnya dengan orang itu. Mata Dhena membulat tak berkedip.

"Kak Arka?!"

"Ngapain lo disini?" Arka. Laki laki tampan itu mendekat memandang Dhena dari atas sampai bawah.

"Gue baru pindah kerumah itu," jawab Dhena sambil menunjuk rumahnya.

Arka mengikuti telunjuk Dhena lalu menjinjitkan alisnya.

"Lo tetangga gue?" Tanya Arka sarkas. Dhena nyengir lima jari sambil mengangguk. Dan detik itu juga Arka mendengus.

"Terus ngapain kesini?"

"Mau ngasih paztel, dari mama" ujar Dhena ramah.

"Paztelnya mana?" Dhena merutuk dalam hati. Dia baru sadar paztel yang tadi dibawanya menghilang.

Tentang Adhena (Complete√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang