02

1.1K 31 13
                                    


ALHAMDULILLAH..

VIEWERS NAIK.. BIARPUN CUMAN BERAPA BIJI..

NGGA ADA YANG LEBIH MENYENANGKAN DARI INI

STAY VOMMENT YA.. AKU BUTUH PENYEMANGAT DAN MOTIVATOR

KRITIK DAN SARAN JUGA

TOLONG TANDAI KALO ADA TYPO YAAK

Sorry always there typos

Happy Reading.... ^^

.

2 triliun. Jumlah yang sangat fantastis. Danial sunggingkan senyumnya mengamati angka tersebut dengan mata berkilat bangga. Apakah ini hanya taktik murahan? Jika iya...sungguh pantaslah jika dia akan dikutuk atas kekejamannya itu. Namun ia melenggang santai dengan sebelumnya dia tutup terlebih dahulu map berisi surat perjanjiannya dengan Gladiola kemudian dia bawa serta untuk dirinya paksa Diola lagi agar mau menandatanganinya. Wanita angkuh sepertinya memang cocok dengan dirinya yang yang arogan dan kejam. Setidaknya, Danial semakin tertantang untuk semakin membuat wanita itu mau tunduk di bawah kakinya dengan suka rela.

Dengan kemeja putih yang dua kancing atasnya sudah terbuka, ia masuki kamar dirinya yang saat ini sudah pasti ada Diola di dalamnya. Pria itu menutup pintunya perlahan lantas menyalakan saklar lampu sehingga membuat sosok wanita yang tadi tengah meringkuk di samping ranjang kini beringsut dengan cepat kemudian menatapnya sengit.

"Apa yang mau kau lakukan lagi, huh? Tidakah cukup kau menjebakku dengan surat perjanjian itu dan sekarang kau mengurungku di sini? Apa maumu, Tuan Danial? Kenapa kau sekejam itu?"

"Menjebakmu dengan surat perjanjian? Hei! Hahah" Danial tertawa sejenak ketika dia mulai menyela. Pria itu hampiri Diola "Menandatanganinya saja belum. Bagaimana bisa kau mengaitkannya? Tapi sekarang kau memang harus menandatangani surat ini"

"Tidak akan!" tolak Diola keras kepala membuat semburat marah timbul di wajah Danial. Diola balas memandang sengit "Jangan harap aku akan mau melakukannya dan membiarkan hidupku hancur karena bersamamu!"

"Kau keras kepala juga ternyata" Danial mundur sejenak kemudian dia lempar map yang tadi dirinya bawa ke atas sofa. Ia meraih kancing kemejanya yang masih mengait lantas membukanya keseluruhan membuat Diola terperangah melihat tubuh atas pria itu yang kini telanjang. Ia bergidig namun Danial malah tetap berikan raut biasa dan justru menggoda "Malam-malam begini, biasanya aku tengah bertarung dengan nafsuku" Danial melangkah mendekat dan Diola jelas mundur namun langsung bersentuhan dengan pinggir ranjang.

Danial terkekeh "Mau ke mana, sayang? Kau ketakutan sekali. Tenang...aku tidak akan memakanmu. Justru malam ini aku akan membuat keindahan malam itu yang begitu panas kembali kita lakukan"

"Jangan macam-macam, Danial!" Diola memandang takut. Sudut matanya sudah memancarkan aura tajamnya melihat setiap detail pergerakan Danial yang seolah akan memangsanya saat ini. Dia coba angkat dagunya agar rasa takutnya itu tak terlihat "Coba melangkah sekali lagi saja, kupastikan detik ini juga aku akan membunuhmu!"

"Lakukan saja" Danial bergerak cepat dengan dia segera tarik tubuh Diola ke dalam rengkuhannya "Lakukan saja jika kau berani dan mampu" pria itu mengeluarkan aura gilanya.

Dengan gerak sepihak, Danial mencium paksa Diola dengan penuh gairah dan tidak ada toleransi. Diola tentu meronta dengan perasaan jijik memenuhi dirinya. Wanita itu sempatkan untuk gunakan kekuatan kedua tangannya memukul-mukul bahu Danial. Namun Danial tak tinggal diam. Dengan masih mencium paksa bibir Diola, ia raih kedua tangan Diola dan memegangnya erat serta sangat kuat ke belakang pinggangnya sehingga wanita itu semakin tak bisa berbuat apa-apa.

Nice PoacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang