Prolog

24 5 0
                                    


Warna putih dan biru muda mendominasi kamar tidur gadis ini. Ayunda Legita yang kerap dipanggil Gita ini sedang bersiap untuk pergi kesekolah.

Sepertinya kamar ini bertema Doraemon dan aneh sekali jika barang yang dimilikinya bergambar Robot Baymax. Iya, dia tidak pernah tertarik dengan Boneka asal negeri jepang yang berwarna biru itu, tapi disisi lain ibunya mendekor kamar tersebut sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 16 kemarin. Dengan sangat menghargai ibunya, dia tidak pernah menolaknya.

"Pagi Bunda" sapa Gita dengan wajah ceria. Balas bundanya dengan tersenyum

"Gue nggak disapa juga nihh" kata kakaknya yang sedari tadi sudah duduk di meja makan.

"Pengen banget disapanya?" Tanya Gita dan setelah itu langsung meminum susu coklat kesukaannya.

"Nggak" jawab Bara dengan nada kesal. Sedangkan Irma -Bunda- tersenyum melihat kedua kelakuan anaknya itu.

"Sensi bener, masih pagi nihh. Pms?" Tanya Gita menggoda sambil menoel lengan Bara sang kakaknya. Akan tetapi Bara seolah olah tak mendengarnya.

"Udah Gitaa, jangan gangguin abang" balas Irma dengan kekehanya.

"Eh bun, Ayah udah pergi ya?"

"Iya, katanya ada jadwal operasi pagi ini" jawab Irma kepada anaknya. Gita mengangguk sebagai jawaban.

"Udah bun, kita pergi dulu ya" ujar Bara sambil menggendong tasnya

"Hati-hati yaa anak bunda"

Sedikit cerita. Ayah -Bani- Gita bekerja sebagai Dokter di sebuah rumah sakit. Jadi sangat jarang jika ayahnya ada dirumah. Sedangkan Irma hanya sebagai ibu rumah tangga dan memiliki toko roti yang bernama 'Monty Bakery' yang sudah 3 tahun ini dia jalankan. Memiliki cukup bayak karyawan yang memudahkan dirinya untuk tidak repot untuk mengatur toko itu.

🍁🍁🍁

Dimobil menuju kesekolah, Gita selalu bercerita kepada Bara. Setiap kegiatan disekolah, tentang teman-temannya, dan banyak lagi. Tidak heran jika Bara selalu tau apa yang dilakukan oleh adiknya itu. Mereka tidak pernah sungkan untuk bertukar cerita.

"Entar balik sekolah, lo ada rapat nggak?" Tanya Bara kepada adiknya

"Gak tau, ntar gue chat aja kalo ada rapat OSIS bang" jawab gita.
Bara mengangguk paham

Setelah sampai di parkiran, mereka turun dari mobil dan tidak sengaja bertemu dengan Restu yang menjabat sebagai Ketua Osis di SMA Harvey High School. Mata Gita bertemu dengan Restu dan tidak segan dia melemparkan senyuman akrabnya. Bagaimana mereka tidak akan akrab, jika keduanya satu organisasi bahkan Gita adalah wakilnya.

Mereka juga saling bertegur sapa. Ehh, sepertinya Gita tidak mengenali cowok yang ada disamping Restu. Dia selalu tau wajah wajah anak yang besekolah di SMA Harvey dan dia juga memakai baju seragam yang sama. Sepertinya dia baru pertama kali melihat cowok jangkung itu.

Gita langsung melihat nama anak laki laki itu yang ada dibajunya.

Abian jazil.

"Btw, ini ada anak baru Git. Kenalin, dia juga tetangga gue" kata Restu setelah mereka bertegur sapa tadi.

'Oh anak baru. Pantesan baru liat' batin Gita

"Abi" kata cowok itu sambil mengulurkan tangannya

"Gita. Oh ya, kenalin juga ini abang gue. Namanya Bara" ujar Gita sambil menjabatkan tangannya.

"Salam kenal" kata Bara sambil tersenyuman. Cowok itu mengangguk sebagai jawaban.

"Ehh, gue duluan ya" ujar Bara

"Kenapa bang? Buru-buru bener" tanya Gita

"Biasa, kayak nggak tau gue aja lo. Gue duluan ya" jawab Bara dan dia langsung pergi menuju ke kelasnya.

Bara selalu seperti itu, aktivitas rutin ini selalu dia lakukan. Menyalin tugas. Iyaa, padahal dia sebelumnya pernah mendapat peringkat kelas. Tidak tau ada dorongan apa yang membuatnya malas untuk belajar.

"Eh Git, pulang sekolah rapat ya. Soalnya bakal bahas perpisahan" kata Restu memecah keheningan saat berjalan menuju kelas.

"Oh iya kak, nanti gue bilangin sama pengurus lain" jawab gita yang sesekali melirik Abi karena dari tadi dia tidak pernah banyak bicara.

"Astagaa, gue baru inget hari ini gue piket kelas. Gue duluan aja ya, nah lo minta anter sama Gita aja Bi. Gapapa kan?" Tanya Restu untuk memastikan.

"Beneran ga bisa?"

"Iyalah, masa gue bohong. Yaudahlah gapapa" ujar Restu

"Hm" jawab Abi singkat.

"Ham hem ham hem aja jawaban lo dari tadi. Nahan kentut?" Ledek Restu dengan kekehannya. Sedangkan Gita tertawa dengan canda recehnya Restu.

"Bacot, udah pergi sana entar gue berubah pikiran nih" ancamnya

"Duluan Git, Bi" ujar Restu sambil menepuk pundak Abi

Jgn lupa tinggalkan jejakk☆☆☆
Ini crita pertama aingg
Moga kalian sukaa:v

MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang