"Pokoknya,mommy tidak mau mendengar alasanmu lagi! Kamu harus bersekolah di Asrama Calmer apapun yang terjadi. Kelakuanmu sudah seperti anak laki laki. Bandel, tidak bisa diam, dan selalu saja mengganggu anak lain. Sudah berapa kali mommy bilang, mary bukanlah tandinganmu. Kamu tidak boleh mengganggunya terus menerus!"ujar ibu kesal. Beliau menunjukkan brosur asrama calmer tepat di depanku.
"Pokoknya besok mommy akan mendaftarkanmu ke sekolah ini. Mulai semester depan kamu tidak akan sekolah di sekolah yang dulu lagi!"
Aku terbelalak. Apa? Tidak akan sekolah disekolah yang dulu lagi? Ini pasti mimpi buruk!
"Tidak. Aku tidak mau bersekolah di asrama calmer,pokoknya tidak mau! Aku janji tidak akan membuat ulah di sekolah. Aku janji tidak akan mengganggu mary lagi. Aku janji tidak akan mendorong rick dari sepedanya lagi. Aku janji tidak menaruh laba laba di meja ann. Dan aku janji tidak akan membuat lelucon tentang guru lagi.please,mom...,"aku memohon.
Tetap saja Ibu menggelengkan kepala dengan tegas dan menyuruhku membuka brosur Asrama Calmer. Dengan terpaksa aku membukanya dan melihat lihat info seputar sekolah itu. Seperti dugaanku, sekolah itu benar benar buruk!
"Aku sama sekali tidak tertarik dengan asrama calmer. Menurutku bangunanya payah,jelek,tidak ada taste sama sekali. Please,mom.... Aku akan melakukan apa saja asalkan tidak bersekolah disana. Kalau sekolah itu bukan asrama aku masih bisa menerimanya. Kenyataanya ini sebuah asrama. Bedanya tipis dengan penjara. Mana mungkin aku tahan tinggal di tempat seperti itu dalam waktu yang lama. Aku mohon mommy bisa mempertimbangkannya. Please...," Bujukku berusaha meluluhkan hati ibu
"Tidak. Kamu bisa pulang setiap enam bulan sekali atau saat musim panas. Mommy yakin kamu tidak akan membenci sekolah itu. Percayalah! Dan ingat, keputusan mommy sudah bulat, tidak bisa lagi diganggu gugat."
Aku mendesah. Ya ampun, kenapa hal yang seperti ini harus terjadi?
Padahal aku tidak senakal yang ibu kira. Lagi pula, aku tidak selalu mengganggu Mary seperti yang dikatakan Ibu tadi. Siapa,sih, yang membesar besarkan cerita bahwa aku mengganggu mary setiap saat?
"Aku yakin sekolah baru itu tidak akan tahan menampung anak sepertiku. Mommy lihat saja, aku pasti dikeluarkan dalam waktu dekat!"
🏫Seperti yang sudah dijelaskan kemarin, pagi ini Ibu membawaku ke Asrama Calmer. Dulu, Ibu juga sekolah disini. Ibu menyetir mobil dengan semangat sambil mendengarkan penyanyi kesayangannya, Whitney Houston. Lagu itu pasti asing untuk anak seusiaku, tapi aku sudah terbiasa mendengar lagu-lagu di era 90-an kebanggaan ibu.
Setelah melewati banyak tikungan, ibu akhirnya membelokan mobil memasuki sebuah halaman luas. Hari ini memang hari yang buruk untukku.it's my bad day,very very bad. Aku keluar ogah-ogahan, sementara ibu dengaan bahagia melepaskan pandangannya ke sekeliling tempat kami berdiri. Ibu menyuruh ku mengikuti apa yang dilakukannya. Hariku menjadi semakin buruk tak terkira.
Hm, apa menariknya sekolah ini sehingga ibu begitu semangat memenjarakan aku disini. Tanah yang kuinjak dilapisi batu-batu alam yang kuakui menambah kesan elegan. Ada lampu berwarna hijau zamrud di setiap sudut jalan dan disebelahnya terdapat bangku taman yang di cat senada dengan lampu taman
Bangunan-bangunan di sekitar yang bergaya kuno dicat putih dan dengan berat hati aku mengatakan ini sangat indah. Di sebelah bangunan, ada papan bertuliskan nama bangunan. Seperti bangunan tingkat dua bertuliskan "perpustakaan" disampingnya.
Aku mengalihkan pandangan ke bangunan tingkat empat. Bangunan paling besar yang ada di area itu dan menatap nama bangunan tersebut,"Asrama putri Calmer". Jadi ini yang namanya Asrama Calmer? Benar benar di luar perkiraan.kukira karena ibu pernah bersekolah disini, maka sekolah ini akan terlihat buruk karena termakan usia. Aku malu mengakui kalau sekolah ini benar benar keren!
Bersambung di #part2
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost dormitory in New york
Horrorkamar asrama di pojokan itu tidak bernomor. pemiliknya tidak teridentifikasi saat kebakaran terjadi. hanya satu orang yang mengingat kamar tersebut. ratusan tahun berlalu.utang nyawa belum juga terlunasi. Lindsay yang mati penasaran pun meneruskan n...