Taeyong berlari kearah kamarnya setelah perlakuan Jaehyun tadi.
Hingga saat ini ia dan sang suami memang masih pisah ranjang dengan tidur di kamar yang berbeda. Tak pernah ada kontak fisik antar keduanya selain karena kekerasan yang Jaehyun lakukan padanya. Namun tadi, Jaehyun secara tiba-tiba mengecup bibir tipis lelaki mungil yang berstatus sebagai suaminya.
Disatu sisi Taeyong merasa bersyukur, karena akhirnya setelah 7 bulan bersama, Jaehyun memberikan sentuhan fisik padanya selain jambakan maupun tamparan. Tapi disisi lain, dadanya merasakan sakit yang hebat ketika suaminya itu berkata tengah menginginkannya.
Itu artinya Jaehyun hanya memerlukan tubuhnya bukan?
Lalu apa bedanya Taeyong dengan jalang-jalang yang sering dibawa suaminya itu pulang ke rumah mereka?
Sementara itu, di kamar yang berbeda, guyuran air dari shower membasahi seluruh tubuh atletis dan putih mulus Jaehyun. Pikirannya masih tertuju pada sosok yang diam-diam ia cintai. Namun karena ego nya yang tak ingin mengalah, Jaehyun hanya bisa terus menerus berusaha untuk membuat suaminya itu membencinya hingga berujung menangis atas segala tindakannya.
Maafkan aku, Taeyong...
Setelah cukup lama berada didalam kamar mandi, pria jangkung pemilik sorot mata tajam itu pun beralih mengenakan pakaian formalnya. Sebentar lagi ia harus segera berangkat ke kantor.
Setelah selesai bersiap-siap lalu keluar dari kamarnya, ia dapat mencium bau harum yang datang dari arah dapur. Dan siapa lagi orang yang ada di tempat itu jika bukan suaminya, Jung Taeyong.
Jaehyun melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia lantas dapat melihat Taeyong yang juga berpakaian formal dengan kemeja putih yang di gulung sampai siku juga celana kain hitam. Terlihat sangat pas untuknya.
"Apa kau akan ke kantor?"Tanya Jaehyun berusaha memecah keheningan dan mencoba menjelaskan maksud perkataannya di kamar tadi.
Mendengar suara sang suami yang melayangkan pertanyaan padanya membuat Taeyong dengan cepat membalikkan badan, "I-iya Jaehyun, aku ada rapat mendadak dengan beberapa mitra kantorku, jadi waktu liburku hari ini diganti." Jawab Taeyong dengan secuil rasa takut sambil menundukkan kepala.
Lelaki manis itu tak berani menatap Jaehyun yang sepertinya sebentar lagi akan kembali memaki ataupun menamparnya. Ia sudah siap akan itu semua.
Perlahan Jaehyun melangkahkan kakinya, semakin mendekati Taeyong. Sedangkan si pria yang lebih pendek darinya itu hanya memejamkan mata, seakan telah siap menerima apapun tindakan suaminya.
Mata Taeyong seketika melebar sempurna kala ia merasakan Jaehyun tengah memeluknya dengan erat. Samar-samar ia bisa mendengar isakan dari sang suami yang membuatnya shock setengah mati.
"Jaehyun... Kau tidak apa-apa? Maafkan aku."
Jaehyun beralih menatap Taeyong dan perlahan melepaskan pelukannya. Air matanya tak juga berhenti mengalir membasahi pipi tembamnya, membuat si mungil spontan mengangkat tangan kearahnya dan menghapus jejak air mata itu.
"Kenapa kau meminta maaf? Bukankah harusnya aku yang meminta maaf karena telah menyakiti dan melukaimu, Taeyong?" Kata Jaehyun dengan suara parau.
"Jaehyun..."
Taeyong tidak dapat melanjutkan lagi ucapannya ketika Jaehyun meraup bibir tipisnya dengan ciuman lembut namun terkesan menuntun. Membuat kedua kaki nya lemas seketika.
Perlahan kedua tangan Taeyong bergerak menuju tengkuk suaminya itu dan menggantungkannya disana. Cukup lama saling berbagi ciuman hangat, Jaehyun pun menghentikan aksinya dan beralih menatap sang suami yang sudah terengah-engah akibat pagutan intens mereka barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven | Jaeyong ✓
Fiksi Penggemar❝You are my heaven, Jung Taeyong❞ M/M | THREESHOT | ANGST | MAJOR CHARACTER DEATH | MATURE Taeyong hanya ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Ia lantas menerima perjodohan dengan orang yang sama sekali tidak dikenalinya hingga rela...