±08 Jessica

501 67 8
                                    

Seperti biasanya, dengan menggunakan mobil keluaran terbaru, Chenle berangkat menuju kampusnya. Kira-kira butuh waktu sekitar 1 jam-an ia sampai di SM university.

Karena Chenle anak yang baik, jadi sebelum berangkat ia berpamitan kepada kedua orang tuanya dulu—Syahrini dan Rafi Ahmad.

Maaf-maaf aja ya, Chenle bukannya mau sombong, cuma aja ya kalian gak usah heran darimana kekayaan Chenle yang tidak lain tidak bukan ya dari mereka berdua.

"PAGII MAAA!! LELE BERANGKAT DULU YAAA. PAI PAI MUAH!"

Chenle yang teriak, Lucin yang serek lehernya. Lucin atau Lu cinta Luna itu tantenya, btw. Eh, om-nya. Eh? Chenle juga bingung dia itu om atau tantenya. Kayaknya hanya Lucin dan Tuhan yang tau.

"Heh kamuh! Inhi adha tantye lohh.. Kok dilewatyin aja syichh! Ga syopan yachh.."

Chenle menghentikan langkahnya. Berbalik sembari nyengir lebar. "Eh ada om..tante..uhm seterah siapa intinya Lele jalan dulu ya! Paiii."

Lucin mah sabar aja menghadapi keponakannya. Hanya bisa mengelus dadanya yang besar, hmm.

Merinding, kata Chenle ngomong ke supirnya. Sang supir mah mangut mangut aja dan melajukan mobil mewah tersebut.

Baru juga keluar gerbang tiba-tiba Chenle mendengar suara seseorang—gak. Kayaknya lebih dari satu orang deh.

"CHENLEEE!!"

"WOYYY IKAN LELE TUNGGUIN GUA MAU NEBENG WOYY!!"

"LELEEE WAITING FOR ME HUUUUHUUUU"

Tuh, kan. Udah ke tebak deh siapa yang neriakin dia. Ya, siapa lagi kalau bukan Lucas, Haechan dan Mark.

Tiga jomblo misqueen.

"Pak Tatang berenti, pak! Kasian sobat misqueen saya mau nebeng."

Pak Tatang mah lagi-lagi mangut mangut aja. Toh dia cuma supir. Kalau boleh jujur sebenernya dia kadang sebel sama keluarga yang satu ini. Pamernya sampe keubun-ubun. Ya gimana gak kesel jadinya. Untung pak Tatang sabar, jadinya dia cuma bisa ngelus dada Lucin doang. Eh, dada dia sendiri maksudnya.

BUKKK

Chenle kaget. Pak Tatang lebih kaget. Bahkan supir Chenle yang satu itu sampe ikutan kepentok kaca mobil di sampingnya gara-gara debuman kencang itu.

Chenle buru-buru keluar. Takut Jessica kenapa-napa. Jessica nama mobil miliknya, btw.

"ADUH GILA KEPALA GUA BENJOL!!" ini Mark yang kesel, abisan kepalanya jadi benjol gara-gara pak Tatang berhenti mendadak.

Sebenernya salah mereka juga sih yang minta berhenti.

"DUH BAPAK BISA NYETIR GAK SI PAK?! LIAT NIH KEPALA SAYA JADI MAKIN GEDE GINI!"

"Lah.. Serem dong bang."

"DIEM LU ADONAN BAKWAN!" Haechan kesel. Chenle abis disemprot. Untungnya Chenle sabar. Hanya bisa mengelus dada menggunakan tumpukan berlian.

"Tau anjir tanggung jawab lu, Le!" ini Lucas. Tanganya masih sibuk ngusapin kepalanya yang benjol.

"Lah? Tanggung jawab ngapain njir? Emangnya lu bisa tekdung, bang? Perasaan gua gak ngapa-ngapain-"

"YA BUKAN TEKDUNG JUGA ANJIRRR!! YA KALI GUA HAMIL!!" Lucas kesel. Pengen gitu rasanya nyentil empedunya si Chenle. Biar buyar.

Haechan, Mark sama Pak Tatang mau ngakak, tapi takut Chenle gak jadi nebengin Mark sama Haechan dan mecat pak Tatang.

Nanti gimana jadinya hidup pak Tatang tanpa keluarga Leonard??

Terus kalau Mark sama Haechan gak ditebengin gimana jadinya mereka ke kampus?? Masa jalan:( gak kuat. Berat. Nanti betis mereka makin gede kayak talas.

"Sabodo ah! Lagian lu pada ngapain nabrak istri gua! Duhhh Jessica kamu gak kenapa-napa, kan??" Chenle mengusap bagian belakang mobilnya yang baru saja membuat Haechan, Lucas dan Mark benjol.

Chenle mengusap sayangnya dengan sayang. Lucas, Haechan sama Mark jawdrop. Masalahnya iNI YANG KENAPA-NAPA ITU MEREKA BERTIGA, BUKAN SI JESSICA!!

"Le, lu sehat 'kan? Plis, Le, kalo emang lu lagi gak sehat, mending lu minum obat. Batalin aja puasanya gapapa, Allah juga ngertiin, Le."

Chenle menghentikan kegiatan mengusap mobilnya. Alisnya menukik tanda dia bingung. "Gue gak sakit." Ujarnya menanggapi perkataan Mark.

"Den, udah jam 10, den." Ujar Pak Tatang, mengingatkan Chenle.

Chenle mengalihkan pandangannya menjadi melihat jarum pendek di jam tangan berlapis perak dan berlian. Menunjukkan pukul 10.04 yang itu artinya ia tidak punya banyak waktu.

"Gila! Gua jam 12 kudu udah sampe kelas!"

Chenle masuk mobil, pun diikuti oleh ketiga orang yang menebeng mobilnya.

••••

Taeyong, Ten, Yuta dan Jaehyun kebetulan lagi gak ada kerjaan hari ini. Johnny lagi balik kampung ke Sumut, jadinya Jaehyun tidak harus repot-repot ngurus takjil untuk dijual.

Sedangkan Yuta dan Ten yang notabenenya mahasiswa tingkat akhir yang seharusnya sudah lulus tahun lalu, sedang tidak ada jadwal ngampus sekarang. Alhasil mereka pun ngegabut bebarengan.

Taeyong? Dia sih santuy aja, kan kerja paruh waktunya kebagian nanti malam. Sekarang sih bagiannya si Taehyung, salah satu teman di tempat kerjanya.

"Terus, terus??" Ten menatap Yuta penasaran. Matanya menyiratkan akan itu.

"Nah, pas gue deketin baunya makin menjadi-jadi. Kayak kembang-kembang buat orang meninggal gitu."

Ten merinding begitu pun Taeyong. Kalau Jaehyun mah santuy. Puasa 'kan setan pada dikurung, jadi dia gak perlu takut, kan?

Yuta menatap lekat satu persatu. "Pas gue nengok.."

Taeyong dan Ten menatap antusias kelanjutan cerita Yuta. diam-diam Jaehyun juga loh..

"Pas gue nengok.."

Ketiga anak itu semakin penasaran, membuat Yuta tersenyum jahil.

"BUMM!"

"Anyink!"

Bukan, seriusan bukan Yuta yang mengagetkan ketiga anak itu. Bahkan sampai Jaehyun terpekik kaget.

"BWAHAHA! Anjir lawak lu pada!!"

Ten, Taeyong dan juga Jaehyun menatap malas seseorang yang baru saja mengubah atmosfer di sekitar menjadi berantakan.

Segala macam umpatan mereka lontarkan di dalam hati untuk lelaki yang memakai kemeja batik.

Ya iyalah mereka tidak mengumpat secara langsung. Mau dikembiri keluar dari kampung emangnya?

Hell, no. Nanti bagaimana kabar Taeyong yang tidak punya rumah? Ya kali orang setampan dan sekece Taeyong tinggal di emperan toko.

"Eh, pak tuwir! Ngagetin aja ye lu." Ini Ten yang kesal. Sedangkan seseorang yang dipanggil tuwir hanya ketawa kenceng setelah berhasil membuat tiga orang yang sedari tadi serius mendengarkan cerita Yuta, dibuat terkaget-kaget akan kedatanganya.

"Whaha!! Komuk lu semua anjir ngakak." Taeil tertawa hingga terguling-guling.

-Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Tbc

ᴷᵃᵐᵖᵘⁿᵍ ᴹᵉʳᵃʰ ᴶᵃᵐᵇᵘ || ᵒᵗ²¹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang