29 - Rahasia Alvin

1K 82 7
                                    

"Masa lalu jadi salah satu alasan seseorang berubah di masa depannya."

💃💃💃

"Stand up comedy nggak akan menjamin masa depan kamu, Alvin."

Perseteruan terjadi di rumah keluarga Adhitama. Saat itu, dengan tiba-tiba Alvin yang sedang duduk di bangku kelas 3 SMP mengatakan pada ayahnya bahwa ia ingin menjadi seorang komica.

"Tapi Alvin bahagia, pa." Suara Alvin melemah. Ia tidak menyangka kalau ayahnya menentang mimpi yang sudah di idamkannya sejak kelas 5 SD.

"Apanya yang bahagia? Hidup kamu akan melarat Alvin!" Suara Adhitama mulai meninggi. "Pokoknya kamu harus jadi dosen seperti papa."

"Alvin bahagia liat orang lain tertawa, Pa."

"Tawa orang lain nggak bisa bikin perut kamu kenyang Alvin!"

Adhitama menentang keras mimpi Alvin. Ia tidak tau kalau selama ini, Alvin selalu memenangkan lomba-lomba stand up comedy di usianya yang masih kecil. Alvin memang memiliki bakat di bidang stand up.  Tapi mengapa ayahnya tidak mengerti?

"Pa...Alvin mohonnn..."  Alvin mulai menangis. Ia tidak menyangka kalau ayahnya tidak mengizinkannya untuk menggapai mimpinya.

"Nggak Alvin. Daripada kamu mengejar mimpi konyol itu, lebih baik kamu belajar supaya nilaimu sempurna." Tegas Adhitama. Ia lalu pergi untuk bekerja di salah satu universitas ternama sebagai dosen matematika.

Alvin menangis tanpa suara. Ia marah, sedih dan kecewa. Kenapa ayahnya tega menghancurkan impiannya. Alvin membenci ayahnya!

"Al!"

Ken masuk kedalam rumah Alvin. Ken sudah datang sejak tadi untuk menemani Alvin ke perlombaan stand up nya. Namun karna mendengar keributan, Ken memutuskan untuk bersembunyi di balik pohon mangga depan rumah Alvin.

Alvin terkejut melihat kedatangan Ken. Dengan cepat ia mengusap air matanya. "Lo udah dari tadi?"

Ken mengangguk takut-takut. Ia takut Alvin marah karna mendengar omongannya dengan ayahnya tadi.

"Lo denger apa yang dibilang papa gue kan. Gue jadi males ikut-ikutan lomba itu lagi, Ken."

"Al, kok lo putus asa gitu, sih. Lo harusnya bisa buktiin kalau lo bisa gapai mimpi lo."

Alvin menundukkan kepalanya. "Gue cuman pengen bikin orang lain tertawa. Kayak yang dipengen almarhumah nyokap gue. Tapi kenapa bokap gue nggak pernah ngerti sih, Ken?" Suara Alvin mulai melemah.

Ken melepas dasi  seragam SMP-nya. Mengikatnya di kepala sebagai headband dan memposisikan diri untuk berhadapan dengan Alvin.

"Keinginan nyokap lo bukan cuman pengen lo jadi seorang komica, Vin. Tapi gue juga pernah denger kalo nyokap lo pengen supaya lo pantang menyerah gapai mimpi lo." Kata Ken dengan senyum meyakinkan.

Alvin mengangkat kepalanya. Matanya pun berbinar saat melihat Ken yang selalu setia menemaninya dalam menjalani hidupnya. Ken selalu ada untuknya begitupun saat Alvin kehilangan sosok ibu di saat kelas 4 SD. Ken juga yang selalu menemani Alvin bolos sekolah untuk mengikuti lomba-lomba stand up comedy.

KANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang