11. Home Theatre

5.2K 685 22
                                    

"Wah Tante Yubi! Mushroom risottonya enak banget!" Kata Jeno begitu dia melahap satu sendok makan mushroom risotto yang mama bikin.

Malam ini mama masak Italian cuisine, karena kemarin di rumahnya Doyoung kan kita udah makan ala-ala Korean dan seafood, sekarang mama masaknya Italian. Jadi biar ada variasi.

Mama masak caprese salad with pesto sauce, pasta carbonara, mushroom risotto, lasagna, dan avocado panna cotta sebagai hidangan penutup. Gue suka makan makanan Italia, terlebih karena papa gue ada darah Italianya, jadi dari kecil gue udah dikasih makan makanan Italia. Tapi gue gak suka sama salad, apapun itu saladnya gue kurang suka. Gue mending makan yang berlemak dan daging-dagingan hehe. Lebih nikmat ^^

"Hahaha, masa No?" Kata mama sambil tersenyum kecil ke arah Jeno yang masih lahap memakan makanannya.

"Beneran tante!" Dia menganggukan kepalanya dengan cepat, tangannya masih sibuk menyendoki makanan di piringnya dan dia masukan ke dalam mulutnya.

"Haha yaudah makan yang banyak, tante masak juga buat Jeno, Doyoung, sama Akane." Senyuman di mama sekarang kayak yang hangat banget.

Sebenernya, mama pernah bilang ke gue kalau tadinya mama mau punya anak laki-laki– lebih tepatnya tadinya gue hampir mau punya adik laki-laki. Tapi ternyata mama keguguran saat janinnya masih berumur 2 bulan.

Disitu mama sedihnya bukan main. Waktu kecil- sekitar umur 7 tahun, gue pernah liat mama nangis sampai tersedu-sedu di kamarnya ditemani papa yang duduk disebelahnya sambil memeluk dan mengelus-elus pundaknya.

Siena yang saat itu masih berumur 7 tahun belum ngerti apa-apa dengan kejadian yang menimpa keluarga gue. Gue kira mama hanya nangis sekadar nangis. Gue ngiranya ada yang jahatin mama sampe mama nangis. Sampai akhirnya umur 13 tahun, mama dan papa bilang apa yang sebenarnya terjadi.

Ternyata mama keguguran.

Saat itu, mama takut untuk keguguran lagi sampai akhirnya mama memutuskan untuk gak mau mengandung lagi. Ada perasaan trauma semenjak kejadian itu.

Tolong jangan hujat mama ya, jangan bilang mama lemah karena hal begitu. Tapi setiap orang punya batas traumanya masing-masing.

Jangan pernah bandingkan trauma yang lo alami dengan trauma yang orang lain alami. Karena lo gak pernah merasakan bagaimana sedihnya mereka, perasaan mereka saat itu terjadi. Begitupun dengan lo. Orang lain gak akan pernah mengerti bagaimana sedihnya perasaan lo saat sesuatu yang buruk terjadi ke lo sampai ya, kejadian itu terjadi ke mereka sendiri.

"Tante masaknya sendirian?" Tanya Doyoung. Suara dia berhasil menyadarkan gue kembali setelah beberapa saat gue terperangkap ke dalam pikiran gue.

"Di bantu sama bibi." Mama senyum ke Doyoung. Disisi lain Doyoung hanya membulatkan mulutnya membentuk O sambil mengangguk pelan.

"Akane pindah sekolah ke Seoul berarti ya?" Tanya papa ke Akane yang masih sibuk makan.

Akane mengangguk sambil berkata,
"Iya om."

"Sekolah dimana sekarang?"

"Seoul International School, tapi kan ini udah Mei. Jadi Akane udah libur sekolahnya, om."

"Ooh, masuk lagi kapan?"

"Nanti bulan Agustus, iya kan kak?" Akane langsung menoleh ke arah Doyoung yang masih makan.

"Iya, masuk lagi bulan Agustus." Berarti Doyoung yang ngurus kepindahan adiknya ini ya?

"Wah nanti camping yuk! Mau nggak?" Papa orangnya suka banget camping, papa juga tipe orang yang berjiwa bebas. Jadi beliau suka kalau lagi berada di alam bebas, kayak melakukan aktivitas camping misalnya.

Adoring Doyoung | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang