19.45 KST
Setelah selesai bekerja, Hana bergegas pergi meninggalkan gedung BigHit. Dan ia langsung menaiki bus menuju Sungai Han. Ia berniat untuk jalan - jalan sebentar menyusuri Sungai Han untuk menghilangkan rasa penat.
Sungai Han tampak tidak begitu ramai. Mungkin karena sudah malam dan hari ini bukan merupakan hari libur. Namun Hana menyukainya, karena yang ia butuhkan sekarang memang sebuah ketenangan. Hana duduk di kursi seraya menatap langit malam yang nampak sedikit mendung.
Ketenangannya pun terusik oleh sebuah pesan singkat yang tiba - tiba muncul di handphonenya. Setelah membacanya, Hana hanya mengabaikannya. Hana seolah - olah tak peduli dengan isi pesan tersebut. Hana kembali menatap langit malam di pinggiran Sungai Han.
Perhatian Hana terhadap langit malam pun teralihkan oleh kemunculan sosok pria berjaket hitam, topi putih, serta masker hitam yang tengah berdiri di dekat pagar pembatas Sungai Han.
"Mengapa aku seperti tak asing saat melihatnya ya ? Aku seperti pernah melihatnya. Tapi dimana ya" gumam Hana pada dirinya sendiri.
Dengan susah payah Hana berusaha mengingat tempat dimana ia pernah melihat pria tersebut. Namun hasilnya nihil, Hana sama sekali tidak mengingatnya. Hal inilah yang sangat Hana benci dalam dirinya, diusia yang terbilang muda namun dirinya sudah pelupa dan sulit mengenali orang lain.
Tak lama pria tersebut menoleh ke arah Hana. Hana sontak melempar pandangannya ke sembarang arah agar pria tersebut tidak mengetahui bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Namun tanpa Hana sangka, pria tersebut malah melangkah mendekati Hana. Pria itu lalu duduk disebelah Hana. Walaupun diantara mereka masih terdapat jarak, namun Hana tetap merasa khawatir.
Tiba - tiba pria tersebut berkata "Jung Hana." Perkataan itu sukses membuat Hana terkejut. Hana heran karena dari mana pria ini mengetahui namanya.
"Ka.. kau siapa ?" Tanya Hana hati - hati. Sambil terus memperhatikan pria tersebut tanpa kedip.
Pria tersebut menoleh ke arah Hana. "Kenapa kau menatapku seperti itu ? Jangan macam - macam ya kau !" Ancam Hana pada pria tersebut.
Pria tersebut mengeryitkan dahinya setelah mendengar ucapan Hana lalu terkekeh pelan. Hana semakin takut dengan pria tersebut. Bulir keringat mulai berjatuhan dari pelipis Hana.
"Tak perlu takut, aku bukan orang jahat ..."
" .... kau tak ingat aku ?" Ucap pria tersebut dengan masih menggunakan masker yang menutupi separuh wajahnya.
Hana mencoba mengingat siapa pria ini. Dan suara pria itu, Hana pernah mendengarnya.
"Sejujurnya aku merasa pernah bertemu denganmu dan suaramu itu, aku pernah mendengarnya" ucap Hana polos. Pria itu seperti nampak tersenyum, telihat dari matanya yang nampak mengecil.
Hana terus memperhatikan gerak gerik pria tersebut dengan terus membekap tas miliknya. Hana takut jika pria disebelahnya ini akan mencuri tas kesayangannya dan mengambil seluruh benda yang berada dalam tas tersebut. Atau bisa jadi pria tersebut akan menculik Hana dan membawa Hana ketempat antah berantah yang berisi orang - orang jahat.
"Jangan menatapku seperti itu, malah aku yang jadi takut denganmu jika kau terus - terusan menatapku dengan tatapan penuh curiga"
"Aku hanya berjaga - jaga saja siapa tau kau ingin mencuri tas ku atau kau bisa saja menculikku dan membawaku ke tempat yang tidak ku ketahui. Lagi pula aku juga tidak mengenalmu dan mengapa kau tau namaku ? Kau menguntitku ya selama ini ?" Tanya Hana penuh selidik.
"Mencuri ? Aku bisa membeli 100 buah tas seperti itu. Menculikmu ? Aku sama sekali tak tertarik. Menguntit ? Aku bahkan tak perlu menguntitmu karna memang kita pernah bertemu 2 kali tanpa disengaja" jelas pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Life Hana
FanfictionJung Hana, seorang gadis yang 'terpaksa' mendedikasikan beberapa bulan dalam hidupnya untuk menjadi manager boygrup terkenal asal Korea Selatan, BTS. Hana percaya bahwa ini adalah takdir dari Tuhan.Takdir pun telah menuntun ke tujuh laki - laki ters...