Nice Poacher

04

VIEWERS NAIK, HUYEEEEE

YANG VIEW CUMA AKU DOANG, WKWKWKW

Tapi tetep semangat, 1 reader aja udah semangat baru. Tanpa vove tanpa comment, cuman read aja udah alahamdulillah, udah mampir aja, cuman buka aja, udah barakallah, disyukuri aja apapun itu, yups.... CUSS

Tolong koreksi atau kasih tanda kalu ada typo ya, reader semuaaa

Happy Reading.... ^^

.

Danial Harold Johnson memang begitu hebat dalam segala hal sepertinya. Lihat saja. Baru beberap jam dia melangsungkan pernikahan, beritanya sudah dimuat di berbagai media. Mau itu online ataupun cetak. Seolah bumi kini tengah mengalami goncangan hebat, berita pernikahannya mampu membuat semua orang yang mengenal baik atau pun yang hanya sepintas saja gumamkan decakan kagum serta rasa tak percaya. Bila yang hanya melihat pria itu sepintas akan merasa kagum karena sosok dingin itu telah menyudahi masa lajangnya, maka berbeda bagi mereka yang tahu seluk beluk bagaimana sosok itu mengarungi medan percintaan. Gelengan kepala serta kernyitan tak percaya akan ditunjukan. Si playboy kelas kakap yang seringkali gonta ganti pasangan ternyata bisa juga berlabuh. Sungguh mengesankan si pria muda kaya raya itu. Semua yang kini membaca beritanya masih nampak belum mempercayai dengan penuh.

Lalu bagi wanita yang satu ini, Lenna, dia nampak menggertakan giginya kuat disertai kedua tangannya yang meremas dengan penuh amarah koran sore tersebut. Baru tadi malam dia mendatangi Danial dan mencoba menggoda pria itu lagi dengan segala pesona kepunyaannya. Namun sial. Dia kalah telak. Danial ternyata begitu lihai dan cekatan hingga mampu memberinya kabar yang sungguh sangat menyulut amarahnya. Lenna marah. Dia amat sangat marah dan merasa begitu terluka. Malahan merasa dihianati. Tentu saja seperti itu. Danial mengatakan akan menikah minggu depan. Tapi nyatanya?

"Hebat sekali yah mantanmu itu" Noora, salah satu temannya bersuara. Dia rebut lagi koran yang sebelumnya Lenna remas setelah tadi dirinya memekik penuh kejut akan berita pernikahan Danial "Wanita yang menjadi isterinya pasti amat sangat merasa begitu beruntung. Kau benar-benar kalah, Lenna sayang" ejeknya kemudian sedikit berdecak ke arah Lenna.

"Padahal aku pikir dulu kaulah wanita yang akan menjadi pelabuhan terakhir bagi pria itu. Waw...ini masih sangat mengejutkan. Ternyata sosok wanita asinglah yang malah memenangkan si penjahat tampan macam Danial. Beruntung. Wanita yang bernama Gladiola Nadisha itu memang begitu beruntung"

Lenna merasa telinganya berdengung sekaligus panas mendengar bagaimana Noora terus bersuara. Dengan penuh amarah, dia coba tak suarakan apapun agar dirinya bisa tetap tenang. Hanya dengan meneguk kembali minumannyalah dia lampiaskan amarahnya itu.

Noora lipat koran itu lantas memandang Lenna "Tidak ada niatan untuk melakukan tindakan gila, Lenna sayang?" Noora mulai menggoda. Dia amat paham dengan karakter teman sprofesinya itu yang sama-sama melakoni dunia modeling namun tentu lebih beruntung darinya karena Lenna lebih laku untuk ukuran dipilih seorang pria hebat. Hatinya menertawakan kesengsaraan sahabatnya sendiri "Mantanmu sudah benar-benar membuangmu, Lenna sayang. Aku tahu kau pasti tidak akan tinggal diam dan ka-"

"Ya, kau benar, sayang" Lenna balas menyela dengan kata sayang yang dia tekankan di akhir kalimatnya. Ia mainkan gelasnya disertai senyum licik "Kau lihat saja nanti. Tidak lama lagi aku akan memberimu kejutan" sambungnya dengan percaya diri.

Sesungguhnya Lenna hanyalah tengah bergurau. Kejutan yang dia katakan, dirinya sendiri saja tidak tahu kejutan yang seperti apa. Sampai saat ini, dia belum menemukan apapun jawaban yang dirinya anggap ganjil dalam penyelidikan tentang bagaimana perusahaan Gladiola bisa bangkrut dan membuat Danial menjadi pahlawan kesiangan. Lenna mendesis dalam hati karena Garry, teman yang dirinya mintai bantuan belum memberi hasil lanjutan.