Prolog

12 2 0
                                    

Hai^^
Ini cerita pertamaku. Harap maklum jika rada ga jelas, selamat membaca^^

***

Langkah kaki cepat, rambut berantakan, memakai seragam seadanya itu yang terlihat dari gadis muda bernama Min Sora atau biasa dipanggil Rara. Berlari tanpa melihat arah jalannya membuat gadis itu menjadi pusat perhatian masyarakat yang lewat.

Sejak pagi ia mendumel disepanjang jalan trotoar karena hari ini ia bangun kesiangan. Sekitar pukul 7:05 pagi dia bangun, melompat dari kasurnya, memcuci muka, menggosok gigi memakai seragam seadanya langsung berlari dari rumah ke sekolah tanpa memperdulikan penampilannya yang seperti gembel.

Kelas paling ujung jauh dari kantor dekat toilet merepotkan sekali kalau dalam situasi seperti ini.

Meraih gagang pintu lalu membuka dengan keras karena repleks. "Maaf, bu." ucap Sora menundukkan badanya.  "Saya telat tadi macet banget dijalan."

Hening beberapa detik seketika diganti dengan pecah tawa yang menggelegar seisi kelas 10 IPS 3 itu. Teman-temannya yang kaget dikira akan seorang guru yang muncul dibalik pintu tetapi seorang Min Sora yang muncul membuat kericuhan satu kelas.

Berjalan masuk kedalam kelas dengan tangan yang menutupi wajah gadis itu membuatnya malu sendiri. Lantas, dikiranya sudah ada guru didalam kelas tapi untung saja dewi keburuntungan memihaknya.

"Bikin jantungan satu kelas lo, Ra." ucap Yoonmi, menampar pundak Sora pelan.

Embusan nafas panjang keluar dari mulut Sora. "Jantung gue udah kayak diskotik kalau aja semuanya ngga ketawa tadi." ucap Sora dengan nafas yang masih tersegal-segal.

Yoonmi tertawa kecil, memandang wajah gadis didepannya dengan mengambangkan senyum hangat yang dapat membuat orang menderita penyakit diabetes saat melihatnya.

Meraih tangan gadis yang masih mengatur jalan pernafasannya lalu menaruh sapu tangan diatas telapak tangan Sora. Membuatnya repleks untuk menoleh kearah wajah sahabatnya ini.

Sudah 3 tahun berlalu sejak pertemuan mereka dengan sifat yang masih sama saling berbagi, melindungi, menyayangi dan menasihati satu sama lain. Suka, sedih, senang dan tawa mereka jalani bersama.

Bagi Sora kehilangan satu sahabat seperti Yoonmi sama saja kehilangan sejuta teman karena orang seperti Yoonmi hanya sedikit dari bagian populasi manusia yang sering terkalahkan oleh ego mereka sendiri, sebut saja langka.

Sora tersenyum menerima sapu tangan Yoonmi dengan senang hati. "Makasih"

"Ra," ucap Yoonmi mengubah arah pandangnya kedepan menarap luruh kepapan tulis. "Jimin tadi ada disini"

Dengan antusias Sora menghadapkan kursinya kearah Yoonmi menyeka poni yang agak menutupi matanya. "Beneran? Jangan becanda, Yoon!"

Memutar bola matanya malas, Yoonmi mengangguk dengan cepat tanpa melirik sahabatnya yang sudah menghayal melewati batas road of warning. Anda saja aku... Andai saja aku disini... Andai saja dia melihatku..., begitulah. Penganut bias is mine.

Siapa yang tidak kenal dengan seorang Park Jimin disekolah ini. Anak tingkat dua yang menduduki predikat sebagai anak yang paling disegani disekolah ini. Tentu saja karena pemuda itu tampan bukan hanya itu dia juga pintar dalam bidang fisika, handal dalam permainan basket dan tentu dia anak keluarga menengah atas.

Bagi seorang gadis sederhana seperti Sora yang mengharapkan cinta dari seorang Park Jimin hanya akan menjadi angan-angan saja seperti berhayal menjadi suami idol korea. Tapi apa jadinya jika itu menjadi kenyataan pasti sangat menggemparkan seisi sekolah.

"Gue saranin, lo jangan terlalu deket sama Jimin dia bukan anak baik-baik."

Sora memajukan bibirnya seperti anak bebek yang baru menetas, imut sekali. "Tapi..." Sora menunduk, perkiraan Yoonmi tidak pernah salah seperti yang dulu terjadi.

Yoonmi menghela nafas "Gue ngga bakal maksa terserah apa isi hati lo tapi gunain juga otak lo jangan dijadiin pajangan doang."

Selalu seperti itu tidak pernah memaksakan kehendaknya pasrah dengan keputusan yang dibuat oleh Sora tapi apa salahnya memaksakan kehendak sendiri untuk kebaikan.

Yoonmi sedikit memajukan wajahnya dengan inisiatif sendiri Sora ikut memajukan wajahnya untung tidak tabrakan wajah mereka. "Telinga, bodoh!"

"Gue denger dari negara sebelah IPS 4. Katanya dia juga ada disini, teman masa kecil lu." bisik Yoonmi dengan volume suara rendah.

"HAH?!"

🐾

Makasih sudah membaca ceritaku^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Mind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang