Malam itu, kembaranku Ima, di jodohkan oleh papa dengan seorang pengusaha ternama di kota Gangnam, namanya Glert Antony. Sebenarnya, yang seharusnya di jodohkan adalah aku. Mungkin karena keegoisanku jadilah adikku yang terkena perjodohan itu.
1 hari sebelum acara akad nikah, Ima mendatangiku di kamarku.
"Amy!! Kau datang. Lihat bagaimana gaun pengantinku?" ucapnya sambil memegang manekin gaun pengantinya yang terpancar sinar bulan.
"Hmmm... Bagus kok Ima," ucapku setengah hati.
Senyum di wajah Ima menghilang. Ia mendekatiku.
"Amy, kau masih tidak setuju aku berjodoh dengan Gelrt?" ucapnya sambil menatap,serius kearahku.
"Bukan gitu Ima, aku cuma mikirin kenapa aku tuh egois banget. Aku cuma mikirin diri sendiri, aku gak mikirin kamu sebagai kembaranku," ucapku dengan mata berkaca kaca.
Ima tersenyum lembut.
"Kamu nggak egois. Aku nggak merasa kamu egois. Aku yang menginginkan ini, kamu nggak usah merasa bersalah gitu."
"Ima.."
Tiba-tiba Ima memanggil kucingnya. Lalu ia menggendongnya
"Dia adalah Whigl, walaupun namanya aneh, tapi dia ramah loh. Dia adalah kesayanganku. Kini... Aku berikan padamu!!" ucapnya sambil menyodorkan kucingnya.
"Eh?"
Aku menerimanya. Lalu ia mendorongku dengan kuat keluar dari kamarnya.
"Apaan si," ucapku lalu menuju ke kamarku.
Ima prov.
"Jangan nangis ima, kamu cewek yang kuat bukan?" ucapku pada diriku sendiri.
Rasanya mau mati, aku nggak bisa meninggalkan Whigle dan juga Amy. Mereka setengah hidupku. Mulai besok, setengah hidupku ini akan di ganti dengan seorang pria bernama Gelrt. Aku harus melakukannya, agar hati saudaraku tak terluka.
Aku berdiri di depan gaun pengantinku.
"Brengsek, mau apa kamu di malam pertama Gelrt?" ucapku pada kamera kecil di lipatan gaunnya.
Sesudah aku mengucap seperti itu, tiba-tiba kamera itu meledak.
Amy prov
Hari pernikahan adikku telah tiba. Dia sangat cantik dengan gaun putih panjangnya. Begitu pun Gelrt, ia tampan.
"Waah.. Nggak disangka-sangka adiku ngeduluin yaa.. " ucapku sambil meninju pelan pinggangnya.
"Kapan nyusul?" ucapnya
Jleb..
Hatiku serasa di bom. Tak pake lama aku langsung mencubitnya kuat-kuat.
"Adududuuh.."
"Kau mau aku bom kota gangnam inihahhh??!" ucapku.
"Nggak lah ampun deh!"
Aku meninggalkannya, lalu aku menuju kursi pengunjung.
"Habis ini langsung kabur aja nih?" ucapku pada diri ku sendiri.
Kemarin malam
Aku sedang berjalan tengah malam di koridor rumah, tiba-tiba aku mendengar perbincangan papa dan mama.
"Jadi mau jodohin sama siapa nih? Zen atau Xue? Dua-duanya bangsawan lho!" ucap mama semangat.
"Pastinya Zen, dia bangsawan inggris, kalau Xue rasanya masih kuno! Ini buat anak kita yang paling cantik Amy lho!" ucap papa.
Lalu mereka tertawa bersama.
"Apaan???!! Mereka mau jodohin gueeee?!!"
Flashback berakhir
Begitulah hal nya. Jadi dari tadi malam, aku sudah siapin koper super besar dan uang dari brankas mama sekaligus papa. Wkwkwkwk...
Jam sudah menunjukan pukul 19.30. Saatnya kabur dari rumah.
Aku kekamar dan menyiapkan semuanya. Mumpung semua orang lagi ada di pesta, aku akan kabur hwhwhwhwhw..
Semuanya sudah siap! Koper, duit, baju, dan sepatu. Aku menuju halam depan rumah sambil mengendap - endap.
"Taksi!" ucapku sambil berbisik.
Aku menaiki taksi dan meluncur ke stasiun kereta. Aku membuka koperku.
"Yaa.. Whigle kamu boleh keluar!" ucapku.
Whigle keluar dengan anggun lalu tiduran di pangkuanku.
"Hh..manja."
Taksi berhenti di depan stasiun menuju Busan. Beruntung kereta masih terbuka pintunya. Segera aku masuk.
Suasana sepi sekali.
"Hiih, apa bakalan ada zombie, kayak film train to busan?" ucapku.
Aku tertidur di dalam kereta.
---------------
Aku membuka mata dengan lelah. Aku melihat seorang pria ganteng menjadi sandaran kepalaku.
"Aku pasti masih mimpi," ucapku dan melanjutkan tidur.
"Oi, bangun coba! Pegel nih!" ucapnya dengan sedikit berteriak.
Aku langsung membuka mataku lebar-lebar. Kulihat wajah pria ganteng itu. Mukanya begitu dekat. Wajahku merona seketika.
"Aaah.. Maap maap," ucapku sambil berusaha berdiri.
Aku melihat ke luar jendela.
"Anu.. Ini udah sampai Busan?" tanyaku.
"Ha? Udah lewat tiga kota oi!"
Aku diam.
"WHAT THE FUCK!!!???" teriak ku dengan lantang. Tiba-tiba aku teringat akan Whigle. Aku melihat ke sekeliling.
"Kamu nyari kucing putih galak itu?? Tuh disana lagi tidur," ucapnya sambil menunjuk sudut kereta.
Aku melihat ke arah yang di tunjuknya dan benar saja Whigle sedang tidur disana.
"Hh.. Untunglah," ucapku mengelus dada.
Aku duduk kembali dan merenung.
"Gimana aku bisa balik ke Busan ny*t!" ucapku emosi.
Pria disampingku tertawa.
"Jangan ketawa kamu!" ucapku sambil menunjuknya.
Saat aku merenung, aku melihat poster di pintu kereta.
"Lamaran menjadi penari malam? Apaan nih? Di seoul? jauh amat deh, kita lihat dulu gajinya."
Tiba-tiba mataku terbuka lebar sekaligus berbinar-binar.
"Apaan nih?! Gajinya 300.000 won per tarian?! Wwhooaaah... Ih jadi cinta deh sama poster ini!" ucapku,sambil memeluk poster itu.
"GANTI TEMPAT TUJUAN!! SEOUL IM COMING!! HAHAHAHAHA!!" teriakku sambil menari nari.
(Pria yang tidak diketahui namanya) prov
"Eeh?? Bukannnya itu poster yang baru aku tempel ya? Dia mau melamar?" batin ku.
Dia menari-nari sambil memeluk poster itu.
Aku tersenyum sinis.
"Hhuh.. Menarik juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Penari Malam & Tuan CEO Bangsawan (END~)
Romance"Ada apa tuan muda besar sayang? ucapku dengan muka tersipu. "sayang apaan, jijik," ucapnya sambil mengecup bibirku dengan mesra. "jijik tapi kok gini, tuan muda emang punya pikiran kotor!" ucapku sambil menggigit bibir warth. ~~~~~~~~~~~~~~ yang ya...