Dahyun membuka pintu kamar Sana dengan tergesa-gesa. Keringat yang membanjiri tubuh tidak di perdulikannya.
"Sana kau kena–"
"eoh? Kau sudah disini?" Sana malah terlihat menyapanya. Bahkan tersenyum tanpa rasa bersalah.
Jangan tanyakan ekspresi Dahyun saat ini. Dia terlihat bingung. Dan merasa tertipu.
"Tu-tunggu..ada apa sebenarnya ini?"
Sana turun dari atas ranjangnya. Mendekati Dahyun yang kebingungan.
"Sana?!" Dahyun mencengkram pergelangan gadis dihadapannya itu.
"Da-Dahyun..sakit~"
Dahyun melepaskannya lalu menghela nafas sedikit kasar. "Apa barusan kau mengerjaiku?"
"um..tidak juga" jawab Sana seraya mengelus pergelangannya yang terlihat memerah.
"Lalu jelaskan situasi yang terjadi. Kenapa kau terdengar ketakutan ditelphone tadi? Apa kau tidak tau jika aku sangatlah khawatir?!"
Sana menghela nafasnya lalu memilih duduk dipinggir ranjang seraya menatap Dahyun. "Tadi ada kecoak dikamarku. Tapi buttler Junng sudah mengurusnya untukku"
"mwo? Lalu kenapa kau menelphoneku jika paman Jung bisa mengurus hal sekecil itu?"
"apa katamu? Hal kecil? Kecoak kau bilang hal kecil? Apa kau tidak tau jika binatang itu sangat menakutkan?"
Dahyun menghela nafas kasar lagi. Bahkan dia terlihat memijit pelipisnya menahan kekesalan. "Apa kau melakukan ini untuk mengganggu janji pentingku? Apa kau bermaksud balas dendam?"
"mwo? Yak aku bukan anak kecil!"
"Ck! Sudahlah. Aku pergi saja. Tidurlah" ucap Dahyun yang memilih untuk pergi dan tak berdebat lagi.
"Yak Kim!" Sana menahan.
"Apa lagi?" Dahyun bertanya seraya menatap gadis yang tengah menahan bajunya itu.
"bajumu basah"
Dahyun menatap bajunya. Dia baru sadar.Pantas saja sedari tadi rasanya tak nyaman."itu tadi karena aku berlari seperti orang gila karena panik" jelasnya.
"mian" Sana berucap seraya mencengkram baju milik Dahyun semakin kuat hingga Dahyun merasakannya.
"gwencana. Sekarang tidurlah. Ini sudah hampir tengah malam"
"Apa kau akan kembali bertemu dengannya?"
"huh?"
"janji penting yang kau sebutkan tadi, Apa kau akan menemuinya lagi?"
Dahyun tersenyum kecil lalu mengangguk. "Aku memang akan menemuinya lagi. Aku tadi pergi tanpa menjelaskannya. Dia pasti panik"
"Dahyun?" Sana menahan si gadis Kim lagi. Mencengkram bajunya kian erat. "Bisakah kau tidak pergi?"
"hm?"
Sana menatap Dahyun. "Bisakah kau disini saja? Bersamaku?"
"Wae? Kau tak suka aku bertemu dengannya lagi?"
Sana mengangguk kecil. Secara tak langsung mengatakan jika dia tengah cemburu.
"um..jadi panggilan tadi sengaja kau lakukan?"
"Ti-tidak!" Sana menolak opini itu. "Aku sudah menjelaskan padamu tadi. Dan aku jujur soal itu"
"jinjja?"
"o-oh. Aku jujur. Jadi jangan kemana-mana. Disini saja"
Dahyun tak lekas menjawab. Dia hanya menatap Sana cukup lama. Dan akhirnya menghela nafas kecil. "Baiklah. Aku tak akan meninggalkanmu. Aku akan tetap disini"
"Kau benar tak akan kemana-mana kan?"
"iya" Dahyun mengacak ringan rambut gadis itu. "Aku akan menemanimu"
"Kalau begitu, kau ganti baju dulu" ucap Sana yang dibalas anggukan dari Dahyun.
10 menit berlalu, dan Dahyun keluar dari kamar mandi dengan baju yang telah berganti, dia naik ke atas ranjang sembari membuka selimut yang membungkus tubuh Sana.
"kau akan kesulitan bernapas" ujarnya ketika berhasil melihat wajah cantik itu. "ada apa, hm?"
"a-aniya" Sana menjawab. Padahal dia merasa malu dengan tingkahnya tadi.
"kalau begitu tidurlah" ucap Dahyun lalu memperbaiki rambut Sana yang sedikit berantakan.
Sana mengangguk dan segera menuruti. Keduanya tidur dalam posisi terlentang.
"Apa kau tau siapa yang kutemui tadi?"
"huh?" Sana terkejut ketika Dahyun memberikan pertanyaan itu.
"Aku menemui kakak ku. Bukan orang lain"
"kau menemui siapa?" Sana kembali bertanya seraya terbangun terduduk.
Dahyun menatapnya. "Aku menemui kakaku" jawabnya
"Kau tadi menemui kakakmu dan aku malah mengganggumu?"
Dahyun tersenyum. Terdengar juga kekehan kecil darinya. "Kau memang melakukannya"
"Dahyun? Aku sungguh minta ma-"
"gwencana~" Dahyun memotong ucapan. "dan sikapmu saat cemburu itu benar-benar menggemaskan"
"A-aku tidak cemburu!"
Dahyun terkekeh lagi. "Kemarilah" dia malah menarik Sana mendekatinya. Membiarkan Sana tertidur di dadanya. "Tidurlah. Dan jangan pikirkan hal lain"
_Tbc_