Perenggut Kekasihku
Seorang gadis kembali bersimbah air mata. Kejadian yang menimpanya bulan lalu kembali menghampirinya. Seorang pemuda yang sangat dicintainya meninggal dunia karena tabrakan. Gadis itu sangat benci dengan keadaannya. Ia bersugesti jalanan sangat kejam dengan tega merampas kekasihnya. Kehidupan yang dilaluinya sekarang tak sama lagi dengan yang dahulu, gadis yang dulunya sangat ceria dan periang kini berubah menjadi pendiam, tawa pun sudah jarang terlukis di wajahnya. Dari sinilah kehidupan pahitnya dimulai.
Ali dan Azkhaira adalah sepasang kekasih yang sama-sama telah mengarungi lautan asmara dengan bahtera cinta yang anggun, mereka sudah berjanji sehidup semati. Namun siapa yang dapat melihat hari esok, apakah sesuai dengan harapan atau malah tidak sesuai dengan harapan.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, suasana sudah tidak sama dengan yang dahulu. Sekarang hati Akhaira beradu karena tinggal menghitung hari kekasih yang dicintainya akan wisuda dan akan ke tanah kelahirannya di Kupang untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Rasa gelisah pada kedua pasangan tersebut membuat hari-hari mereka tidak berjalan semestinya seperti calon sarjana lainnya yang berbahagia dan bangga menyambut hari wisuda. Azkhaira kala itu harus tetap berada di Bali untuk melanjutkan tugasnya sebagai mahasiswi semester 6 di Undiksha.
Hari yang ditunggu telah tiba, undangan wisuda Ali dihadiri oleh kedua orang tua Ali. Kebahagiaan dan rasa bangga terpancar dari wajah kedua orang tua Ali kala menyaksikan acara wisuda tersebut, Ali yang merupakan anak pertama tentulah menjadi sosok yang membanggakan di keluarga mereka, berbeda dengan Azkhaira yang hadir ditengah keramaian undangan, hari itu menjadi hari yang pilu bagi Azkhaira. Setelah acara wisuda selesai, sesi foto bersama keluarga dan teman yang lain hampir usai, namun Azkhaira tidak hadir dan memilih pergi menyendiri karena tidak mampu menyaksikan hal itu, bagi Azkhaira ini bukan hari bahagia yang penuh dengan perayaan, tapi hari undangan perelaan akan sebuah perpisahan. Azkhaira mengendarai motornya dan kembali ke kosnya sembari menitikkan air mata yang tiada hentinya. Hari sudah merangkak sore, Ali kala itu berkumpul bersama keluarganya menelpon Azkhaira memintanya datang ke kontrakannya untuk bertemu dengan keluarganya yang nanti malam akan kembali ke Kupang. Dengan mata sembab Azkhaira detang ke kontrakan Ali. Tiba di sana Azkhaira menyalami kedua orang tua Ali. Dengan penuh haru dalam hati Azkhaira berusaha menahan tangis dan memilih tersenyum di hadapan kedua orang taua Ali, sambil membantu mempersiapkan barang Ali yang hendak di bawa ke Kupang. Usai mempersiapkan barang, Ali mengajak Azkhaira untuk berbicara di halaman depan kontrakannya, tepat dibawah pohon kamboja. Kala itu Azkhaira tak kuasa lagi menahan tangis, sambil memeluk erat tubuh kekasihnya, jutaan bulir memecah di katup bibir gadis malang itu. Ali yang menyaksikan hal itu tidak tega melihat kekasih yang dicintainya menangis sedemikian hebatnya, tanpa sepatah kata terucap dari keduanya, hanya tangis pilu yang mendampingi keheningan pada malam perpisahan mereka. Jam sudah berputar maju, travel yang akan mengantarkan keberangkatan Ali dengan orang tuanya menuju Denpasar sudah siap. Ali memasukkan beberapa koper dan kotak ke bagasi mobil dan beranjak memanggil kedua orang tuanya untuk berangkat ke Bandara.
Di tengah perjalan, Ali dan Azkhaira saling menguatkan satu sama lain, meski Ali terlihat tegrar namun tidak bisa di pungkiri bahwa iya juga sakit dan tidak tega meninggalkan kekasih yang sangat iya cintai. Malam itu Azkhaira tidak bisa tidur, beberapa jam setelah keberangkatan Ali, dia tidak berhenti menangis, sambil melihat setiap pesan yang masuk ke ponselnya kala itu. Keesokan harinya dengan mata bengkak, Azkhaira menerima pesan dari Ali bahwa dirinya dan kedua orang tuanya baru saja sampai di Bandara Kupang. Dan akan melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka. Ditengah perjalanan menuju rumah Ali, motor yang dinaiki Ali tidak melaju sempurna, Ali yang separuh ngantuk kala itu lepas kendali hingga akhirnya menabrak salah satu pohon di jalan. Musibah kembali datang, belum sempat dilarikan ke rumah sakit, Ali sudah tak bisa diselamatkan, bagian kepala pecah, tubuhnya berbalut darah kala itu, saksi mata yang yang menyaksikan tubuh pemuda tadi tidak tega melihat kejadian itu. Beberapa jam setelah kejadian tabrakan itu, kabar tidak mengenakkan hati sampai pada keluarga Ali yang membuat Ibu Ali tidak sadarkan diri. Azkhaira yang menunggu kabar dari Ali sangat risau di kosnya, baru saja dia merasakan hal yang berbeda, tidak biasanya Ali hanya membaca tanpamembalas chat darinya. Azkhaira pun mulai risau dan khawatir akan keadaan Ali, dia berusaha menelpon Ali namun tidak ada jawaban, setelah beberapa jam menunggu, Azkhaira memberanikan diri menelpon ke rumah Ali dan diangkat oleh sepupu perempuan Ali. Dengan suara lirih dan sayup tangis sepupu Ali menyatakan hal yang sebenarnya kepada Azkhaira bahwa pemuda yang dicintai Azkhaira telah meninggal dunia akibat kecelakaan. Dengan nda tak percaya Azkhaira memperjelas semuanya, namun hal yang sangat menyedihkan menjadi jawaban dari sepupu Ali. Azkhaira sempat tidak sadarkan diri langsung dilarikan kerumah sakit oleh sahabat yang berada di samping kosnya. Setelah beberapa jam kemudian Azkhaira sadarkan diri dengan keadaan yang berbeda dari sebelumnya, dengan kondisi lemah dia dirawat dirumah sakit untuk beberapa hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perenggut Kekasihku
Short Storymenceritakan gadis malang yang kehilangan kekasih yang sangat di cintainya.