"Cukup Dahyun saja. Kalau ada Dahyun, aku gak butuh orang lain lagi." Sana bergelayut manja di lengan Dahyun.
"A.... Nggak bisa gitu dong San! Kalau kaya gitu kan gak baik! Kamu harus mau bergaul dengan teman yang lain. Kamu nggak bisa terus-menerus sendirian kaya begini." Dahyun mengguncang tubuh Sana.
"Nggak apa-apa, kan ada Dahyun. Kalau ada Dahyun, Sana gak akan merasa kesepian. Seperti janji Dahyun waktu kita kecil dulu, Dahyun akan selalu ada disisi Sana." Sana menggenggam pergelangan tangan Dahyun.
Flashback off
"Kok... Horror?" Momo sedikit ketakutan mendengar cerita Dahyun.
"Sebenarnya dulu dia gak seperti itu kok, dulu dia punya banyak teman. Semenjak kedua orang tuanya meninggal, sepertinya dia semakin mengucilkan dirinya sendiri." Dahyun memijat pelipis nya.
'Sana yatim piatu?' Batin Momo.
"Perlahan dia jadi nggak peduli lagi dengan teman-temannya, dan hanya mau berteman denganku. Aku sudah mencoba banyak cara agar dia mau berteman dengan orang lain.
Tapi Sana tetap menutup hati dan hanya peduli padaku. Karena itulah aku memutuskan untuk menjauh." Dahyun mengacak rambutnya frustasi.
"Dahyun! Walau kamu bilang ini demi kebaikan Sana sendiri. Tapi menurutku apa yang coba kamu lakukan tuh gak baik. Cara seperti ini gak akan memperbaiki masalahnya.
Sana berteman denganmu sejak kecil. Lalu tiba-tiba saja kau menjauh. Kamu pikir Sana bisa berteman dengan orang lain dengan mudah? Kamu hanya bikin ini semua jadi makin rumit.
Kelihatannya malah kamu seperti sedang melarikan diri dari masalah. Dan membuang sahabatmu sendiri." Momo menasihati Dahyun.
Ukh!
"Siapa yang membuang sahabat! Kamu pikir aku senang seperti ini? Kalau aku terus ada disampingnya justru nggak baik! Aku gak mau jadi penyebab Sana terus-terusan seperti itu.
Tapi aku sudah nggak tau mesti kaya gimana lagi. Kalau nggak bisa dengan cara yang halus mungkin harus dengan cara yang kasar. Walaupun itu artinya aku dan Sana udah gak bisa berteman seperti dulu lagi." Dahyun kembali mengacak-acak rambutnya.
Tangan Momo terulur untuk mengelus pundak Dahyun. Tapi bunyi bel menghentikannya.
Beep~ beep~
"Wah, udah bel masuk tuh." Dahyun beranjak dari duduknya.
"Ayoo..." Dahyun membantu Momo untuk berdiri.
"Dahyun..." Panggilan Momo membuat Dahyun menoleh kearahnya.
"Aku gak akan lagi maksa-maksa kamu untuk baikan sama Sana. Tapi aku harap kamu melakukan sesuatu supaya masalah ini beres. Bagaimanapun juga aku terlibat dalam masalah ini.
Kalau kalian bermusuhan, jangan jadikan aku sebagai alasannya. Paling nggak kamu kasih tau Sana kemana kamu menjauh dengan jujur biar Sana mengerti. Jangan serba pura-pura gini.
Biar Sana juga tahu, kalau sebenarnya kamu masih peduli..."
"Oke.." Dahyun dan Momo mulai melangkah pergi dari tempat itu.
...
Sana membuka kantung plastik yang diberikan oleh Dahyun, didalamnya terdapat beberapa roti dan 1 kotak susu.
'Hm..'
Flashback on
"Dahyun, kamu kok suka banget minum susu?" Tanya Sana pada Dahyun yang sedang asik meminum susu.
"Mau?" Dahyun menyodorkan kotak susu miliknya.
"Wueeekk nggak mau! Susu putih kan bau!" Sana menutup hidungnya.
"Kamu ngomong gitu kan karna waktu SD kamu pernah kesedak susu sampai keluar dari hidung. Apa setelah itu kamu pernah coba minum lagi?"
"Belom pernah ah! Males."
"Nih cobain." Dahyun kembali menyodorkan kotak susunya.
Sana hanya diam menatap kotak susu tersebut.
"Ayo coba. Berani gak?"
Sana akhirnya mengambil kotak susu tersebut dan meminumnya.
Hm...
"Wah! Lumayan!" Sana berteriak kegirangan.
"Kan? Makanya jangan bilang nggak mau dulu kalo belum coba. Sini balikin." Dahyun ingin mengambil kotak susunya yang digenggam Sana.
"Nggak, ini buat Sana aja, Dahyun beli lagi."
"Lohh??"
Flashback off
Kapan ya, aku bakal bisa ketawa-ketawa bareng Dahyun kaya dulu..
Bagaimana caranya biar Dahyun mau berteman denganku lagi. Apa yang harus kulakukan agar kau kembali?
Beep~ beep~
Bel masuk..
Sana berjalan memasuki koridor sekolah.
"..."
Di perjalanan ia melihat Dahyun dan Momo jalan bersama.
Ukh..
Dahyun dan Momo?
Sana memutar arah dan berlari memasuki toilet.
TBC
#HappySaTzuday