Alana sudah berjalan menuruni anak tangganya satu persatu menuju ruang makan keluarganya.
"Alana, abang kamu kemana?" Mamanya menatap Alana yang berjalan sendirian tanpa abangnya.
"Belum bangun. Mungkin masih capek mah gara gara tadi malam lama banget pulang dari butik buat jelasin ke Mama" Alana menjelaskan.
Kirana selaku mamanya hanya mengangguk. Mereka baru sampai pukul 10 Malam ke rumah dengan kondisi Nathan sudah ke alam mimpi.
"Mama sama Papa yang olahraga tadi malam sampai berjam jam gak capek tuh" V berucap santai.
Kirana menatap suaminya aneh, suaminya memang Alien. Gila sungguh gila.
"Hah olahraga apa mah pah?? Ajarin Alana dong" Alana mengintrupsi.
"Nanti kalau kamu udah Nikah pasti bakal sering olahraga kek papa mama" V kembali berucap santai.
Alana duduk didepan papanya. Memasang muka memelas.
"Kok harus nikah sih? Sekarang aja dong. Ajarin Alana yah pah" Alana menautkan jemarinya dengan jemari V
"Emang olahraga apa sih pah?" Alana kembali bertanya.
V baru saja ingin menjawab tapi sudah mendapat pelototan dari Kirana.
"Alana sayang biarin aja papa berkembang. Mungkin Aliennya kambuh" Kirana mengalihkan pembicaraan
Alana mengangguk dan mulai mencomot roti untuk sarapan paginya. Setelah selesai sarapan pagi Alana akhirnya pergi bersama papanya menuju SMA DAMAI NUSA SEKAWAN.
5 menit di perjalanan Alana mulai bertanya.
"Pah, bang Zico itu anaknya tante Irene ya?" Tanyanya
V hanya mengangguk. Jiwa dinginnya masih tertanam di dirinya dan akhirnya menurun ke Nathan.
"Kok Alana gak kenal ya pah, Alana cuman kenal ama Leo adiknya" Dahi Alana berkerut tertanda Bingung.
"Ya jelaslah kamu gak kenal, Zico itu baru baru ini aja pindah ke SMA kamu, selama ini dia tinggal sama papanya di Belanda" V menjelaskan.
Alana ber oh ria dengan penjelasan V.
Alana akhirnya sampai di sekolah nya tak lupa pamitan ke Papanya.
"Alana ingat yah kalau ada cowok yang kurang ajar sama kamu, bilang sama Papa atau enggak smaa Nathan" V selalu mengingatkan anaknya dengan kalimat itu. Jiwa protective nya selalu keluar jika tentang keluarganya.
Alana mengangguk dan mencium pipi papanya singkat. Ia berjalan melewati gerbang dengan buru buru. Ternyata ia sedikit telat, ketika ia sampai tepat saat bel Upacara berbunyi.
Ketika ia masih di lapangan menuju ke kelasnya (kalau ke kelas Alana harus nyebrang lapangan) sebuah suara yang pernah ia kenali berteriak.
"Malikaaaaa kedelaii hitam!!!!" Teriak lelaki itu. Alana merasa itu bukan namanya karena namanya Alana dan Mikhayla bukan Malika.
"Woyyyyy, malika kecap bangooo!!" Lelaki itu kembali berteriak
"Woyyyy elu yang pake tas baby Pink" Alana menghentikan langkahnya karena merasa tasnya berwarna baby pink.
Alana menunjuk dirinya. Lelaki itu mengangguk dan berhenti di hadapan Alana dengan napas ngos ngosan.
"Huh hah tunggu dibilang tas aja lu baru mau lihat gua" lelaki itu berucap dengan napas tersengal sengal.
"Yah kan lu pertamanya manggil Malika nama gua bukan Malika" Alana mencibir.
Lelaki itu menatapnya, masih terlihat keringat meluncur dari dahinya.
"Nama lu Malika kan?" Lelaki itu bertanya.
"Bukan" Alana menjawab sekaligus menggeleng.
"Masa sih? Udah deh nama lu Malika" lelaki itu kembali mencelos
"Ni cowok setres kali yak. Tapi kok gua kek pernah liat ya" batin Alana.
"Nama gua bukan Malika. Nama gua Alana Mikhayla Zane" jelas Alana
"Nah itu nama lu kan Alana mali--" ucapannya terpotong
"Mikhayla bukan Malika" tekan Alana
"Hah iya iya Mikhayla atau Mikala itu kembaran. Noh botol minumlu ketinggalan tadi di titipin ke gua sama Om V" jelas lelaki itu sambil memberi botol minum Alana.
Alana menerima nya dengan dahi bergelombang.
"Oh iya nama lu kok ada Zane nya? Kok om V nitipin nih minum ke gua buat ngasih ke elu? Emang lu siapanya om V? Elu simpanannya? Atau lu pela---" ucapan lelaki itu kembali terpotong.
"Nama gua Alana Mikhayla Zane, anak dari Alvito Aladdrus Zane, tadi botol minum gua ketinggalan kek nya di mobil. Dan satu lagi gua bukan pelakor atau simpanan" jelas Alana.
Alana meninggalkan lelaki itu yang menatapnya tak percaya.
"Busyett anak om V bening. Produk unggul ini mah".Lalu lelaki itu kembali memberhentikan langkah Alana, Alana kembali menatapnya.
"Nama gua Zico Athala Maxwel. Gua baru pindah dari Belanda. Jadi lu adiknya Nathan yang dibilang Nathan aduin gua sama dia ke papa lu gara gara mecahin vas bunga Tante Kirana" jelas Zico.
Alana membulatkan matanya, tak menyangka abangnya akan berkata demikian ke Zico meskipun itu fakta. Tapi kan hancur image nya didepan Zico, ia tidak mau di cap pengadu.
"Oh iya" Alana meninggalkan Zico untuk menutupi Kagetnya.
"Ehh nanti gua jemput ya. Gua tau kok lu sekelas ama adek gua. Bye bye Malika" teriak Zico membuat Alana menggeleng melihat tingkahnya.
"Kok bisa ya anak nya gitu. Padahal tante Irene kalem" batin Alana.
"Nama gua Mikhayla bukan Malikaaaa gendengggg!!!!!" Alana berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziayla
Teen FictionBagi Zico, Malika tetaplah Malika meskipun ia tahu namanya Mikhayla bukan Malika. Malika tetaplah kedelai hitam pilihan untuk dijadikan kecap bango. Malika tetaplah kecap bango kesayangan Zico Bagi Mikhayla, Zico adalah tukang penghancur vas bunga m...