31 - aku, kamu & dia

16K 1.1K 88
                                    

"Kita Bebas !" Seru Lily sesaat setelah keluar dari ruang ujian bersama Sarah dan Jingga.

Ujian nasional selama 3 hari telah berhasil mereka bertiga lewati.

"Libur tlah tiba !" Sarah ikut berseru.

"Untung ya kita udah diterima di kampus yang kita pingin, gak perlu repot-repot belajar lagi deh," ujar Lily.

"Iya tapi masih aja ada yang galau padahal udah jadi rebutan kampus-kampus," Sarah menyenggol bahu Jingga yang ada di sampingnya.

"Berisik," kesal Jingga.

"Nanti jangan lupa ya, kumpul di rumah gue jam 8 malam. Kalo telat, gue tinggal beneran," kata Lily mengingatkan.

"Jam 8 ? Ngapain ?" Tanya Jingga.

Lily menatap Jingga kesal, "Lo lupa ? Kita kan mau nginep di villa gue. Udah kita rencanain sejak seminggu lalu"

"Oh"

"Jangan Oh doang. Lo harus berterimakasih ke Lily," kata Sarah.

"Untuk ?"

"Karena dia berhasil bawa Senja ikut"

***

Jingga pulang mengendarai mobilnya dengan hati senang karena Senja juga akan ikut menginap di villa Lily. Ia bahkan sengaja memutar lagu-lagu bahagia dan senyam-senyum sendiri. Untung dia sendirian di mobil.

Sikap Senja yang sudah mulai tidak menjauhinya dan mau berbicara dengannya adalah sebuah lampu hijau bagi Jingga untuk kembali bersama Senja. Jika ia bisa memanfaatkan kesempatan kali ini dengan baik, maka ia bisa menang dari Rangga.

Saat lagi asik memikirkan berbagai strategi untuk mendekati Senja lagi, dering telfon terdengar dari ponselnya. Mata Jingga membulat ketika melihat nama Clara di layar ponselnya. Ingin rasanya ia tak mengangkat telfon itu.

"Halo ?" Sapa Jingga pada Clara di ujung telfon sana.

"Hai, Kak. Uhm, Kak Jingga lagi dimana ?"

"Otw pulang, kenapa ?"

"Kalau nanti malam kita ketemuan, bisa nggak ? Ada yang mau aku omongin"

Jingga mulai bertanya-tanya dalam hatinya, kira-kira Clara mau ngomong apa ya ?

"Jam ?"

"Sekitar jam 7"

Masih ada waktu bagi Jingga sebelum ia berangkat ke rumah Lily.

"Oke. Di ?"

"Di tempat yang biasa kita datangin dulu"

Jingga diam berpikir tempat apa yang dimaksud oleh Clara.

"Oh itu ... oke bisa"

"Oke. Sampai ketemu nanti, Kak"

"Iya"

Jingga menutup telfon. Ia kemudian menelfon Lily.

"Ada apa oi ?" Tanya Lily.

"Dulu gue sama Clara biasa ke mana ya ?"

"Hah ? Ngapain tanya-tanya gitu ? Lo diajakin Clara ketemuan ? Jangan mau"

Lily menyerbu Jingga dengan berbagai pertanyaan.

"Jawab dulu"

"Taman deket rumahnya Clara, kan ?"

Jingga terdiam mencoba kembali mengingat dan ia akhirnya sadar jawaban dari Lily benar.

"Lo sama Clara mau ngapain ? Jangan aneh-aneh, Jing"

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang