01 : 𝚌𝚘𝚗𝚟𝚎𝚛𝚜𝚊𝚝𝚒𝚘𝚗

36 7 1
                                    




Bisma bergegas menuju parkiran, ia tak habis fikir dengan komplotan orang tua yang tiba-tiba menyuruhnya duluan bersama gadis bawel dibelakangnya yang tidak henti-henti nya berbicara.

"Jalan nya pelan-pelan dong!" Keluh gadis itu, siapa lagi kalau bukan Anya.

Bisma lagi-lagi menghiraukan perkataan Anya. Karena tidak suka dihiraukan, Anya kembali mengeluh.

"Ih budek ya?! Lo enggak liat apa nih, gue ngegeret koper segede drem air sendirian? Badan gue udah mungil gini ngegeret koper sendirian apa lo tega?"

Terulang lagi, Bisma menghiraukan Anya.

Anya pun kesal, ia menghentakkan kakinya. "Heh tua! Bantuin kek." Seru nya.

"Dasar bangkot, budek, tua, enggak tau diri, egois, enggak mau ngebantu sesama manusia, nanti enggak ada yang mau nolongin pas lo ke susahan mampus— blablablabla" Anya terus mencibir dengan keras dibelakang Bisma. Sejujurnya, lelaki itu sudah muak dibuatnya namun ia tahan karena bandara sedang sangat ramai.

Secara tiba-tiba, Bisma menghentikkan langkah nya entah karena apa. Berhenti nya langkahan Bisma membuat Anya menabrak punggung milik Bisma.

Badan Bisma 2x lipat lebih besar dari Anya, membuat Anya terjatuh.

Bruk!

Bisma ingin menoleh ke belakang, hanya saja ia terlalu malas untuk sekedar menoleh. Bisma mendelikkan bahu, kemudian melanjutkan langkahannya. Ia kira suara bising itu dari orang lain.

Nyata nya,

"HUAAAA, Mommy! Ini orang kejam amat sih!" Anya memekik begitu ia jatuh menimpa koper nya.

Melihat Bisma yang semakin menjauh, Anya menjadi heran.

"Dih, ini orang enggak mau nolongin gue apa?" Gumam nya.

Anya menatap sekelilingnya, orang-orang sedang memperhatikannya dengan tatapan mengenaskan. Bahkan tidak jarang ia mendengar bisikan orang terhadapnya.

"Ya ampun, kasian amat." Cibir seorang wanita tua, entah siapa.

Yang lain pun ikut menimpal. "Iya, duh. Mana ditinggalin gitu aja sama laki nya."

"Ini bandara please. Masih ada aja orang yang drama."

"Bangun kenapa mba, cewek tuh harus strong!"

"Cowok nya enggak tau diri ya, cewek cakep gini ditinggal."

"Ini bule kesian amat,"

Anya kira, Indonesia dengan Australia tidak jauh berbeda. Ternyata, di sini budaya nya memberi komentar duluan ketimbang menolong orang.

"Orang enggak ada yang mau bantuin apa ya?"

Seorang lelaki kemudian menghampiri Anya, ia mengulurkan tangan kekarnya ke arah tubuh mungil Anya.

Wajah Anya berubah jadi takut, ia jadi teringat kisah temannya yang dihipnotis oleh seorang lelaki asing.

Melihat wajah Anya yang takut, lelaki itu justru tersenyum manis, "jangan takut. Niat saya enggak macam-macam kok." Ucap nya halus.

Dengan ragu, Anya menerima uluran tangan lelaki itu lalu beranjak dari tempat nya.

Anya membersihkan baju nya yang sedikit kotor akibat jatuh. Setelah Anya berdiri tegap, lelaki itu membangunkan koper besar milik Anya.

Lalu, ia menaruh koper besar itu kehadapan Anya.

"Ada yang luka?" Tanya nya.

Anya menggeleng pelan.

• ° ʟᴏᴡᴋᴇʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang