17. Kuliah Tamu

3.9K 602 16
                                    

It's a love shot, na na na na na na na

Belum juga matahari bersinar, handphone gue udah bunyi aja menandakan ada yang menelfon gue pagi-pagi gini. Dengan terpaksa gue meraih handphone di meja sebelah tempat tidur tanpa melihat ke arahnya. Gue bawa ke depan wajah layar handphone gue untuk melihat siapa yang menelfon.

Dahyun is calling...

Tanpa berpikir lama gue langsung mengangkat telfon dari Dahyun dengan nyawa yang masih kekumpul setengah.

"Sie? Dimana?"

"Rumah."

"Lo gak dateng ke kuliah tamu pengganti jurnalisme internasional?"

Mata gue sontak terbelalak mendengar ucapan Dahyun dari balik hp. Karena absensi gue udah habis di mata kuliah jurnalisme internasional ini, dan hadir dalam kuliah tamu sifatnya wajib. Absen dihitung. Kalau gue gak datang, ya otomatis gue bakal kena cekal. Kalau cekal gue harus ngulang mata kuliah yang sama di semester depan. Males banget kan harus ngulang mata kuliah yang sama di waktu yang berbeda hanya karena gue gak datang kelas terakhir dari jurnalisme internasional? Kuliah tamu ini merupakan kelas terakhir sebelum pekan UAS dimulai. Dan kata dosennya, minggu lalu di kelas, materi yang akan disampaikan hari ini akan masuk ke dalam materi yang ada di UAS kan.

Jadi mau gak mau gue harus datang walaupun magnet yang terdapat di kasur gue sangat menarik gue untuk tetap berada disitu.

Gue menjauhkan hp dari telinga untuk melihat waktu udah menunjukan jam berapa sekarang. Ternyata baru jam 8 pagi, sementara kuliah tamunya dimulai pukul 10 pagi. Masih ada dua jam.

"Jam 10 kan?"

"10 dari Hongkong! Jam 8:30 Sie, jam 10 itu materinya udah selesai. Terus materi yang kita dapet tadi itu harus di submit maks jam 19:00."

"YA AMPUN, GUE BARU BANGUN BELUM MANDI!"

"Gak usah mandi, gak akan kelihatan juga lo mandi apa gak."

"Jadi maksud lo gue mau mandi atau nggak sama aja tampangnya?"

"Iya."

"Sama-sama tetep cantik kan?"

"Hah? Apa Sie? Gak kedengeran sama gue."

Gue tau itu Dahyun cuma pura-pura aja, gak mau mengakui kenyataan.

"Yaudah gue mau siap-siap ya, bye!" Lalu mematikan sambungan telfon secara sepihak.

Gue berakhir mengikuti perkataan Dahyun, gak mandi sama sekali. Gue hanya mencuci muka dan sikat gigi, karena pada akhirnya hanya muka yang mulut kita yang diperhatikan sama orang kan? Gue cuci muka biar gak kucel. Sama gue sikat gigi biar kalau ngobrol sama orang gak bau mulut.

Tapi emang ini seninya kuliah (((seni))), kalau ada kelas pagi gue hampir gak mandi– selain malas harus mandi pagi-pagi, gue berpikir untuk mandinya nanti aja setelah beraktivitas, biar bersih. Hehe. Banyak kok anak kuliah yang gak mandi ke kampus kalau kelas pagi, ada sih yang mandi, hanya aja gak sebanyak yang gak mandi.

"Bi, aku berangkat ya." Kata gue ke bibi yang lagi membersihkan debu di rak yang ada di ruang tamu.

"Sama siapa?"

Adoring Doyoung | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang