Hidup ini abu abu, tidak bisa dihitam putihkan.
Amati dengan jeli, pantau dengan seksama.
_________________________________P
agi ini matahari sedang semangat semangatnya memancarkan cahaya, berbanding terbalik dengan suasana hati Adella.
Semalaman ia memikirkan nasib Ribby yang sudah dikirim ke Dokter hewan. Dan ternyata kaki kucing itu memang patah, butuh beberapa hari untuk memulihkannya.
"Kenapa lo?" tanya Ghea tiba tiba sesaat setelah duduk dikursinya, diikuti Ditha disebelah Gadis itu.
"Ribby patah tulang" jawab Adel cemberut.
"Kok bisa?" ditha bertanya heran.
"Ya bisalah, kucing juga punya tulang kali" sewot Ghea langsung mendapat lemparan tisu yang sempat Ditha pakai..
"Diserempet cowo songong" decak Adel mengingat cowok kemarin.
"Tanggung jawab?" sela ditha.
"Nransfer duit sih, tapi ya tetep aja gitu, gayanya songong banget.. Kan rese!" seru Adel keki.
"Yaudah sih, udah tanggung jawab juga kan del.. Gausa diperpanjang" petuah Ghea yang dibalas delikan malas Adel.
"BTW, si Rena tumbenan belom dateng?" ujar Adel sadar kursi disebelahnya masih kosong.
"Iya, padahal bentar lagi bel." tambah Ghea melirik jam tangannya.
"Coba telfon del.. Wa dia ga aktif soalnya." saran Ditha menatap layar ponselnya. Adel mengangguk, langsung menelfon orang yang menjadi topik perbincangan mereka.
"Ga aktif. Tu bocah kemana sih" ujarnya setelah mendengar suara operator diseberang sana.
"Aneh" gumam Ditha disusul bel masuk yang berbunyi nyaring.
_____
Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu. namun Adel, Ghea dan Ditha masih berada diposisi yang sama.
"Fix ya, balik sekolah kita ke rumah Rena." final Ghea menatap kedua sahabatnya.
"Iya.. Mobil lo juga ga dipake kan Tha?" tanya Adel pada Ditha.
"Ngga kok, santai aja" jawab Ditha tenang.
"Oke de--"
"Del, ada Vigo nih!" Dodi berteriak diambang pintu, membuat Adel dan beberapa anak kelas menoleh kearahnya.
"Ngapain? Tumben amat." kepo Ghea, Adel mengedikkan bahu tanda tak tahu, lantas berjalan menghampiri Vigo.
"Ada apa go?" tanya Adel langsung.
"Sapa dulu kali mbak, main gas aja" Adel lupa bahwa Dodi masih disana.
"Diem lo!" ketus Adel membuat cowok itu bergidik ngeri dan berlalu meninggalkan kedua manusia yang masih bungkam itu.
"Gue mau minta maaf." Vigo buka suara.
"Hm"
"Gue gabakal bawa soal hati lagi. Gue mau kita balik temenan." lirihnya menatap dalam mata hitam Adel.
"Okay, santai aja go.. Gue emang uda ngerasa kaya gitu kok." senyum Adel terbit. "Be friend again?" riangnya dibalas anggukan Vigo tak lupa dengan senyum tampannya.
"Yauda, gue balik" adel mengacungkan jempol kemudian Vigo berjalan menjauh dari sana.
"Ditembak lo?" tanya Ditha tiba tiba ketika Adel kembali duduk ditempatnya. Ditodong seperti itu membuat matanya membola.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBEROSIS
Teen FictionLelah terhadap berbagai situasi membuat seseorang lebih memilih untuk bersikap tak peduli. Kenyataannya, pilihan hanya sekedar keinginan. bersikap tak peduli hanya sekedar keegoisan diri yang tak pernah disetujui semesta. Dan pada akhirnya, akan k...