Bab 8

1.2K 123 2
                                    

"Ayo kita ke dokter." Taehyung melihat luka memar di telapak tangan Yoona dengan cemas.

"Jangan menganggapku seperti anak umur lima tahun." Yoona berdiri sendiri.

Taehyung menggigit bibir. Tangannya ragu-ragu terjulur di udara. Ia ingin menolong Yoona, teramat ingin merangkul dan memapah gadis itu ke skuter miliknya.

"Kau harus pergi ke rumah sakit. Biar dokter mengobatimu." Taehyung bergumam. "Tangan dan lututmu luka-luka."

"HONK! HONK!"

Lampu lalu lintas sudah berubah hijau. Mereka berdua tak sengaja menghalangi kendaraan yang hendak melintas. Taehyung menatap Yoona dengan serius, "ikutlah denganku." Ia menarik tangan gadis itu.

Yoona tak ingin menjadi pusat perhatian di tengah-tengah lalu lintas yang padat, maka ia diam saja menuruti Taehyung.

Tak satupun dari mereka yang berbicara sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, namun diam-diam Yoona menatap punggung Taehyung yang lebar. Sesuatu menyengat dadanya ketika secara tak sengaja ia kembali teringat akan suatu perjalanan sore yang indah menyusuri jalan-jalan di Pulau Jeju.

......................................................................

Yoona merasa tidak nyaman ketika seorang perawat pria di instalasi gawat darurat memeriksa luka memar di bagian lengan dan kakinya. Si perawat bertanya jika ia memiliki luka-luka lainnya. Yoona menggelengkan kepala. Si perawat kembali bertanya jika ada anggota tubuhnya yang terasa nyeri. Yoona hendak menggeleng, tetapi ia teringat rasa nyeri akibat senggolan keras di pundaknya. Ia melirik sekilas pada Taehyung yang berdiri tak jauh darinya sambil menggigiti kuku.

Huh, seorang bajingan memang sangat pandai bersandiwara. Dia benar-benar terlihat seolah mencemaskanku. Dasar pembohong!

Yoona menoleh sang perawat dan mengatakan bahwa bahunya sedikit terasa nyeri.

Pemeriksaan itu tak berlangsung lama. Setelah dokter memeriksa dan mengobatinya, Yoona pun dipersilahkan untuk pulang.

"Kau boleh pergi. Aku akan pulang naik taksi." Yoona berjalan ke luar dari IGD tanpa menoleh pada Taehyung.

"Mana bisa begitu? Aku akan mengantarmu ke manapun kau mau."

"Aku tak butuh kebaikan hatimu." Yoona berkata ketus.

"Kenapa kau jadi dingin begini?" Taehyung mengerutkan dahi. "Bukan aku yang pergi diam-diam meninggalkan Jeju tanpa mengatakan sepatah katapun. Tidak juga ucapan selamat tinggal."

Yoona membalas sindiran Taehyung dengan sebuah tatapan mematikan. "Dan aku bukanlah seseorang yang mengkhianati tunangannya sendiri." jelas-jelas ia merasa gusar dan terganggu.

Taehyung megap-megap. "Dan kau bahkan tak memberiku kesempatan untuk menjelaskan semuanya----"

"----Menjelaskan apa? Bahwa kau sudah memiliki seorang tunangan yang cantik jelita dan kau menyesal telah... Telah...." Suara Yoona tercekat sendiri.

"Aku sama sekali tak menyesal----"

"Itu jauh lebih buruk!" Yoona membelalak marah. Ia sudah cukup muak melihat Taehyung. Gadis cantik itu mendorong Taehyung dan berniat untuk lari ke arah pintu keluar.
   
"Yoona!"

Keduanya spontan menoleh ke belakang. Seorang dokter muda tampan melambaikan tangan pada Yoona. Ia berjalan cepat ke arah mereka. "Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau berada di sini?"

Ia bisa saja salah lihat, tetapi Taehyung merasa wajah si dokter muda memancarkan rasa cemas yang berlebihan. Taehyung memicingkan mata. Ia benar-benar tak suka dengan nada bicara dokter itu pada Yoona. Kedengarannya begitu akrab dan mesra.

Then I Met You (Vyoon ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang