CHAPTER 1
Kasih sayang yang di tunjukan antara sepasang kekasih memang tak lebih hanya dari sebuah pertunjukan untuk membuat dirinya menjadi pemeran utama di drama kehidupannya. Tak akan pernah ada rasa tulus, ataupun kesetiaan yang abadi. Semua akan berakhir dengan kata bosan dan menemukan seseorang yang baru.
"apa semua ini benar?" tanya eunha dengan harapan akan menjawab kata tidak
"aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini denganmu" jawab pria yang eunha cintai ini
"kenapa?"
"..." terdiam enggan menjawab pertanyaan yang eunha
"apa kau sudah tidak mencintaiku?" eunha ingin meyakinkan hatinya
"aku sudah berhubungan dengan dia"
"apa kau sudah tidak menyayangiku?" eunha tak ingin jawaban lain
"aku tak mau menyakitimu"
"apa kau sudah tidak ingin bersamaku?" meyakinkan hati nya untuk tidak ingin lagi bersamanya
"eunha-yaa"
"dari semua pertanyaan yang aku ucapkan tidak ada satupun yang kau jawab, baiklah aku akan menarik kesimpulanku sendiri" berdiri tanpa melihat wajah kekasihnya
"eunha" menarik tangan eunha
"aku benar-benar akan pergi sekarang. Jangan pernah mencariku kembali dan jangan khawatir aku juga akan menemukan seseorang yang lebih baik darimu"
Begitu kisah eunha setelah dirinya di duakan oleh kekasihnya.
Tapi ini bukan yang pertama kali untuk nya karena mantan kekasihnya itu selalu bisa membuat eunha kembali percaya lagi padanya. Tapi untuk sekarang dia tak ingin lagi menjadi bodoh hanya untuk di sakiti olehnya, eunha membulatkan tekad untuk tidak ingin kembali.
Di saat seperti itu eunha hanya butuh mengurung diri dan tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Eunha tidak suka menceritakan kesedihannya pada teman-temannya karena pasti teman-temannya akan memarahi dan malah menyalahkannya. Yang selalu eunha lakukan hanyalah bercerita pada poster atau gambar-gambar yang ada di dinding kamarnya, yang selalu tersenyum hangat padanya.
"oppa, aku di selingkuhin lagi" mengelus dinding yang berisikan poster jungkook
"apa ini salahku oppa? Bukan kan? Ini salahnya kan?"
"oppa jika kau ada di sini kau akan menghukumnya kan?"
"jangan hanya tersenyum oppaaa"
"ahh sudah lah, lebih baik aku tidur"
"sampai bertemu di mimpi oppaaa" kiss :*
(...)
"ohh ini apa? Ini di mana ?" hanya ada layar putih yang terlihat oleh eunha
"ohh ini apa?" seseorang pun melihat layar putih dengan keadaan bingung pula
"halooo" teriak eunha
"oh halooo" jawab seorang pria
"oh itu siapa" kejut eunha
"aku?" jawab pria itu lagi
"iaa, kau di mana?"
"aku tidak tau"
"suaramu terdengar sangat jelas tapi aku tidak melihatmu" mulai memastikan situasi yang sedang terjadi
"aku juga" jawab nya lagi
"apa yang harus kita lakukan?"
"kita harus mencari jalan keluar" jawab pria itu
"iah tapi bagaimana ini? Aku sedikit takut di sini hanya ada layar putih sejauh mata memandang"
"aku juga, oh apa kau menonton anime "Your Name"? Tanya pria itu tiba-tiba
"oh iah aku menontonnya, memangnya kenapa?"
"mungkin cara nya sama sperti itu kita harus bertemu di satu titik" mengusulkan hal yang tidak masuk akal menurut pemikiran eunha
"kenapa berhayal di tempat seperti ini? Lebih baik kita mencari jalan keluar"
"kenapa?"
"itu tidak masuk akal, dan buat apa kita bertemu"
"coba saja dulu, mungkin dengan kita bertemu kita dapat mencari jalan keluar"
Eunha dan pria itu mencoba berjalan kesanakemari, hingga beberapa lama mereka mulai lelah dan tidak menemukan apapun.
"aku lelah" eunha terdiam kelelahan
"mungkin bukan ini cara yang benar, maaf"
"tidak apa-apa kita hanya bisa mencoba, untuk saat ini istirahat saja dulu"
"emm baiklah, selagi kita beristirahat apa sebaiknya kita berkenalan?"
"kau saja dulu"
"emm baiklah aku jeon ..."
"oh ada sesuatu di atas ku" terkejut dengan perubahan layar putih tiba-tiba itu
"ohh aku juga"
"apa sebaiknya kita coba sentuh?"
"oh coba bersama-sama"
"baiklah, hitungan ketiga sentuh yaa, satu... dua... tiga...."
TRINGGGGG.....
"Kenapa aku ada di kamarku? Apa itu mimpi?" ahh melelahkan
....
(Seoul)
"ohh mimpi apa itu tadi?" ....
Tbc
YOU ARE READING
Day Dream
Fanfiction"ada pepatah mengatakan mimpi akan menjadi nyata jika kita terus berusaha ! tapi ada kalanya mimpi memang hanyalah sebuah mimpi." "dan mimpi ku memang hanya sebuah mimpi" "aku bahkan tidak pernah tau bagaimana cara mewujudkannya" "mimpi yang lebih...