Perpisahan Sementara

3.4K 133 6
                                    

Selesai makan siang, aku dan yang lainnya pun berfoto untuk dijadikan kenang kenangan. Suasana begitu ramai karna ulah bang reykal, bang yudha, dan bang raden. Tingkah mereka benar benar membuatku tertawa.

Aku menyusul mba bina yang sedang ke toilet, stelah itu aku touch up make up di wastafel depan toilet. Tak kusangka, gibran pun menghampiriku. Aku dibuat kaget oleh hal tersebut, tapi aku tetap melanjutkan make up. Sebenernya hanya touch up bedak dan lipstick saja sih. Dan sedikit menggunakan parfume.

"apa kabar kamu? Udah lama banget ga ketemu yaa" ucapnya

"baik dan bahagia, seperti yang kamu liat sekarang ini" jawabku ketus

"alhamdulillah kalau saat ini kamu bahagia, udah lama saya mau bahas mengenai masalah perpisahan kita dulu"

"ngga perlu"

"tapi sejujurnya saat itu aku jadi sehancur hancurnya lelaki na" jawabnya yang masih menggunakan nama panggilan kesayangannya yaitu 'nana'

"cukup ya" jawab ku singkat kemudian memasukan alat alat make up ku dan meninggalkannya

Aku pun duduk di kursi tadi menunggu mereka selesai berbincang. Karna gabut menyerangku, aku pamit ke bang axel untuk ke halaman belakang resto ini yang ada taman dan kolam ikannya. Aku kesana dengan farhan, sedangkan mba bina masih bertahan di meja tersebut.

Di taman tersebut terdapat 2 ayunan kecil, 1 ayunan besar, 1perosotan, dan kolam ikan. Aku dan farhan duduk di dua ayunan kecil tersebut sambil sedikit berayun. Farhan membuka sebuah keheningan, "dia dateng lagi al, gimana perasaan lo liatnya?"

"ngga ngerti gue an, gue gatau harus seneng atau benci liat dia di hadapan gue sekarang"

"lohh kok gitu? Atau mungkin lo masih syok aja liat kehadirannya dia disini?"

"hmmm bisa jadi sih yaaa"

"tapi axel udah tau tentang gibran belom?"

"udahhh"

"kok bisa ? Terus nanti dia bakal cemburu ga ya?"

"iya, jadi waktu itu pas gue jalan sama dia, dia nanya tentang mantan gue gtu. Yaudah gue cerita aja"

"terus dengan pertemuan sekarang ini, apa ngga ngebuat dia cemburu sama gibran al?" tanya farhan

"kalo masalah itu ngga tau juga deh gue an, tapi feeling gue dia ga cemburu sama sekali sih sama si gibran"

"ya namanya orang al, bilang ga cemburu padahal mah hatinya kesel banget pasti"

"gatau ah gue jadi pusing, mana mereka ngobrolnya lama banget lagi" ucapku dengan raut wajah yang bete

"al, apa nggak sebaiknya lo dengerin aja penjelasan dari dia ? Toh pas lo putus dulu kan emang ngga jelas karna apa, dan saat ini dia mau ngejelasin semuanya"

"basi tau ngga sih an.. bertahun tahun dia ga pernah jelasin apa apa ke gue, dan baru saat ini dia mau jelasin lagi? Otaknya dia taro dimana si" jawabku emosi

"ya emang sih udah basi banget, tapi apa salahnya lo dengerin alesan dia dh ? Toh lo juga kan pasti penasaran kenapa dia dulu tiba tiba kaya gitu?"

"penasaran sih ada, tapi buat apa gue buka buka luka lama coba? Toh sekarang gue udah ada axel kan"

"iyaudah al itu kan cuma saran gue aja biar lo ga penasaran sama alesannya dia. Kalo lo ga mau juga gapapa kok, kan hak lo gue gabisa maksa" ucap farhan

"iya an, ntar gue coba pikirin lagi gimana enaknya. Thanks ya an" ucapku sambil menepuk pundaknya aan

Karna suasana semakin terik, aku dan aan kembali lagi ke dalam. Dan pas sekali, kakak ku bersama teman temannya akan segera bergegas menuju resimen. Kami berpisah di parkiran depan resto. Kami pun saling bersalaman, dan aku juga bersalaman dengan gibran. Dia memberikan ku senyuman tapi ku balas dengan senyum ketus.

Kami melanjutkan perjalanan menuju akademi kepolisian. Jarak dari resto ini ke akpol tidak terlalu jauh. Yang artinya, beberapa menit lagi aku akan berpisah dengan bang axel. Baru merasakan rasanya bahagia memiliki pria seperti dirinya, tapi benteng lemdik menghalangi kita.

Aku hanya mengantarkan mereka sampai gerbang utama. Kami semua turun dari mobil dan merapihkan seragam yang di pakai. Bang axel mencopot pet nya, kemudian dia titipkan pet tersebut kepadaku. Ia terlihat sedang mengambil barang dari tasnya tersebut.

Barang tersebut ternyata adalah gantungan kunci bertuliskan 'Rekanita AKPOL Den 51'

"pakai kan di kunci mobil mu ya," ucapnya sambil mengangkat gantungan tersebut di hadapanku

"kenapa harus di kunci mobil?" tanyaku heran

"karna saya tau, kunci mobil itu adalah salah satu barang yang ngga akan kamu tinggalin" katanya sambil memegang tanganku dan memberikan gantungan tersebut

"iya nanti aku pasang di kunci mobil ku yaaa" jawabku sambil menatap matanya

"kamu semangat ya buat kegiatan ke depan nya, kalo pesiar jangan lupa sama akunya" ucapku

"siap" jawabnya sambil hormat di hadapanku

Aku yang melihat tingkah nya itu hanya bisa tersenyum bahagia.

"allana mas masuk ya, soalnya mau istirahat di dalam. Dan mumpung masih bisa pegang handphone juga di pavilium" ucap mas ardhan

"iya mas, yang baik baik ya di dalem. Sukses selalu, semangatt jangan lupa selalu berdoa dan jangan tinggalin sholatnya"

"iya bawel, insya allah mas selalu inget sama wejangan wejangan adik kaka yang cantik tapi bawel ini hahaha" jawab mas ardhan sambil memeluk ku

Mereka pun berjalan memasuki akademi, aku pun hendak masuk kembali ke mobil tapi melihat bang axel balik lagi ke mobil aku kaget takut ada barangnya yang tertinggal. Dia menarik tanganku dan berbicara,
"doain aku ya al biar bisa cepet cepet praspa" ucapnya sambil mencium tanganku

"ya allah, so banget sweet deh lo xel" ucap farhan

Aku bahagia karna bisa di pertemukan dengan pria seperti axel, "iya, good luck ya kamu kegiatannya. Fokus jangan mikirim macem macem. Aku pulang yaaa.."

Axel pun mengangguk, "hati hati ya .. Farhan bawa mobilnya jangan urakan"

"siap bossque"

Perlahan lahan kami meninggalkan akademi tersebut untuk menuju kerumah mba bina. Jarak yang dibutuhkan dari akademi tersebut ke rumahnya memakan waktu 25 menit yang artinya cukup jauh dari akademi nya mas ardhan. Sebelum sampai dirumah mba bina, terlebih dahulu aku bilang kepadanya tidak bisa mampir sebentar karena harus mengejar waktu untuk meeting nanti sore.

Aan membantu menurunkan koper mba bina, terlihat rumah mewah nan megah yang di tutup oleh pagar yang menjulang tinggi itu adalah rumahnya. Kemudian aku langsung pamit untuk pulang ke jogja.

Dalam perjalanan, aku dan farhan carpool an karna kami sama sama pecinta lagu lagu lawas. Dari mulai ari lasso sampai noah. Maklum,kita berdua ini adalah anak konser jadi ya gini deh hehehe.

Entah dimana dirimu berada
Hampabterasa hidupku tanpa dirimu
Ataukah disana kau rindukan akuu
Seperti diriku yang selalu merindukanmuuu
Selalu merindukanmuuuuu

Dalam perjalanan, farhan melihat ada store the harvest kemudian dia menepikan kemudinya. Dan kita berdua masuk ke toko tersebut membeli beberapa cake. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju jogja

Tarunaku Lelakiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang