Jensoo & Alter Ego

5.4K 623 9
                                    

Halsey - Gasoline.

Hari ini adalah hari pembukaan Rosie Coffee Area. Dimana Rose turun tangan langsung menyapa melayani pembeli. Sementara Lisa sedari tadi berada di balik meja yang dulunya adalah meja bar dan sekarang penuh dengan peralatan untuk membuat kopi. Dari grinder, timbangan, mesin espresso, alat brewing, dan lain sebagainya.

Lisa tidak sendirian, ada Junhoe dan Jungkook yang membantunya. Akibat ke-cool-an dan ketampanan Junhoe dan Jungkook, beberapa pengunjung yang merupakan segerombolan gadis sekolah menjuluki mereka berdua double J tampan Rosie coffee. Lisa dan Rose hanya tersenyum membiarkan itu, toh juga bisa sebagai promosi kedai kan?

Lisa sangat tertarik untuk belajar menjadi barista sekarang. Bukan barista yang hanya menyeduh bubuk kopi instan dan mencampur-campurnya dengan bahan-bahan tambahan seperti cream, susu kental manis dan lain sebagainya. Tapi Lisa ingin belajar sepenuhnya tentang kopi, dari jenis-jenis, cara me-roasting, sampai berbagai macam cara untuk membuat kopi menjadi beraneka rasa dan aroma.

"Kemajuan yang cukup baik di hari pertama, ya kan?" Suara Jinhwan menginterupsi lamunan Rose. Mereka tutup sebentar untuk jam makan siang. Lebih tepatnya jam makan siang mereka. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dan kedai sudah sepi pelanggan yang mampir untuk istirahat makan siang. Tenang saja, Rosie Coffee Area hanya tutup selama 1 jam.

Rose tersenyum, "berkat bantuanmu juga."

* * *

Malam menjelang, hari ini Jisoo dan Jennie sudah pulang ke Korea. Mereka hanya sehari di Perancis menemui kakek mereka.

Pukul 8 malam Jisoo terbangun dari tidurnya. Mendapati ia yang terbangun di sofa membuatnya sedikit meringis karena badannya sakit semua. Ia memutuskan bahwa ia ketiduran setelah melihat tv yang masih menyala dan banyak camilan di meja depan sofa ia tidur.

Ia mengambil handphone nya yang tiba-tiba berdering.

Jisoo menggeser tombol hijau san menaruh benda persegi panjang itu di telinga kanannya.

"Halo oppa?"

". . ."

"Jinjja? Sepenting itu?"

". . ."

"Baiklah, kirimkan saja lokasinya."

". . ."

"Iya oppa kupastikan Jennie ikut bersamaku."

Pip

Sambungan itu terputus. Jisoo bangkit dan berjalan ke lantai dua. Menuju kamar sang adik ; Jennie.

"Jen? Kau tidur?" Tanya Jisoo di depan pintu.

Sedetik kemudian terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru berjalan mendekat, "Tidak unnie, ada apa? Masuklah."

"Kau sedang apa?" Tanya Jisoo sambil melangkahkan kakinya memasuki kamar Jennie.

"Melihat website di internet."

Jisoo menoleh melihat layar laptop Jennie.

"Eh tumben.." Jisoo nampak heran.

"Kenapa? Tidak boleh?"

Jisoo menggeleng, "ini lebih baik malah."

"Ada misi dari oppa. Bersiaplah." Ucap Jisoo kemudian bangkit. Jennie hanya mengangguk dan berdehem.

"Dan setelah itu kita kesana. Jangan lupa mengajakku." Ucap Jisoo menghilang dari balik pintu.

* * *

Pria itu mengerang saat jari tengah, jari manis dan jari kelingking tangan kanannya terpotong bersamaan.

Darah mengalir kemana-mana karenanya. Ia sudah menjerit berkali-kali namun sama saja tidak ada yang datang menolong, bahkan untuk menonton saja tidak ada.

Ingat The Death Night yang merubah jalan pikiran Rose? Ya dia sekarang yang memotong jari pria itu. Dia tidak sendiri, The Death Night featuring The Darkest Moon.

Kenapa dianamakan The Darkest Moon? Ya. Karena konon, wajahnya sangat bersinar bagai rembulan. Namun sadistic nya tidak terkira. Lihatlah ia sedang menyayat dada pria itu menurun sampai ke perut, ditusuknya lebih dalam disana sampai organnya terlihat.

Pria itu sekarat, ia masih dapat mendengar umpatan dua pembunuh ini samar-samar.

"Dunia ini tidak butuh pemimpin tamak sepertimu, Tuan. Pergilah ke neraka." Death Night menutup pembicaraannya dengan sebuah tembakan revolver tepat di kening pria itu.

"Kau membunuhnya unnie."

"Lantas apa yang kau lakukan? Dia sekarat karenamu Jen."

* * *

"Memangnya mereka kemana?" Tanya Jennie sambil membuka topengnya dan melemparnya asal ke jok belakang mobil lambo hitam milik Jisoo.

"Siapa?" Tanya Jisoo dari balik kemudi.

"Namjoon oppa dan Tae oppa. Kenapa mereka sampai memberikan tugas ini pada kita? Kukira karena target cukup berat, ternyata membunuh tikus." Jennie mendengus.

"Mereka bilang ada acara penting. Kencan mungkin?" Jisoo sudah berganti pakaian santai. Kapan? Tentu saja setelah mereka sampai di mobil. Kostum Jisoo lebih simple dari Jennie.

Dan by the way, The Death Night dan The Darkest Moon tadi adalah Kim bersaudara ini.

[]

Kim SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang