Part 12

1.5K 70 6
                                    


Raka berjalan santai melewati koridor, banyak tatapan para murid perempuan kagum karena wajahnya yang tampan dan juga ada sebagian memujinya.

"Lihat-lihat Raka makin lama makin tampan"

"Beruntung ya Kayla dekat sama Raka"

"Sifat Bad boy nya itu loh bikin Raka kelihatan keren"

"Gitu-gitu Raka anaknya pintar"

Begitulah para murid menanggapinya, benar Kayla adalah orang yang beruntung dekat dengan Raka. Bahkan Kayla sangat beruntung dicintai oleh Raka.

Raka notabenya Bad boy, selalu tawuran, melanggar peraturan, selalu buat onar, Tapi ia juga memiliki sisi baik seperti pintar, cerdas, peduli pada orang. Meski sifatnya kadang dingin, cuek dan juga kasar. Namun jangan salah, jika ia sudah bersama Kayla sifatnya akan berbanding terbalik.

Ia sangat lembut pada Kayla, entah lah ia sudah jatuh pada pesona gadis mungil nan polos itu.

Raka berjalan santai menuju kelasnya, dengan tas dipunggungnya.

"Raka!" panggil seseorang dari belakangnya, ia berlari menuju Raka.

Raka yang mengetahui siapa pemilik suara tersebut, ia hanya diam tidak ada niat untuk menoleh kebelakang dan tetap melanjutkan memasuki ruang kelasnya.

"Hosh.. Dasar lo Raka hoshh.. Dipanggil nggak nyahut, capek gue hoshh.. ngejar lo." ucapnya sambil mengatur nafasnya. Siapa lagi kalo bukan sahabatnya.

"Nggak ada yang nyuruh lo ngejar gue."

"Lo sih, di panggil nggak nyahut."

Raka hanya cuek mendengar protesnya Beni, dan itu membuat sebal Beni. Ia mendengus kesal melihat Raka cuek saja, untung sahabat sehidup sematinya kalo bukan udah ia tendang kebulan.

***

Kayla yang berada dikelas bersama kedua sahabatnya tengah asik bercanda.

Kayla bercerita tentang kemarin, ia bertemu dengan Raka saat bersama Rehan dan Abangnya ini menjahili Raka dengan mengatakan bahwa Abangnya adalah kekasihnya.

Tentu saja Raka percaya, karena ia tak mengetahui Rehan adalah Abangnya Kayla. Selama ini iya belum pernah bertemu abangnya Kayla dan itu pertemuan pertama Raka.

Dan pertemuan pertamanya dengan Rehan terkesan memalukan bagi Raka.

"Bhuaahahaa. Beneran Kay ? Wahh the best lah Abang lo haha." Salsha mendengar itu tertawa lepas.

"Kasihan tau dikerjain, Abang sih jahil." ucap Kayla yang masih merasa kasihan dan bersalah. Ini semua karena Abangnya.

"Hahaha. Iya deh" ucap Salsha mencoba tidak ketawa lagi, ia tidak mau melihat Kayla cemberut akibat ulahnya karena tertawa.

Ferry yang dari tadi bersama mereka hanya mendengarkan saja tidak ada niat untuk bersuara. Ia tengah asik bermain ponselnya.

Menurut dia, semua yang bersangkutan dengan Raka itu sangat membosankan baginya.

Beberapa menit bel masukan berbunyi, mendengar itu semua murid tertib menuju mejanya masing-masing dan menunggu kedatangan guru. Tak butuh waktu lama guru datang dan memulai pelajarannya.

Untuk Ferry, ia sudah kembali kekelasnya sebelum bel bebunyi.
Karena Ferry satu angkatan dengan Raka dan mereka juga satu kelas.

***

Raka dan sahabatnya, Beni. Berada di ruangan yang sering ia datangi sehingga membuatnya bosan.

Bukan didatangi melainkan ulahnya sendiri, yang tawuran dengan sekolah sebelah. Dan membuat dirinya dan Beni terjebak di ruangan itu dengan malesnya mendengar ocehan Bu Rina yang merupakan guru BK.

"Raka! Saya sudah bilang jangan tawuran sama sekolah sebelah. Jangan bikin masalah terus. Ibu capek! Harus nasehatin kamu terus!" ocehan Bu Rina namun yang dioceh hanya cuek saja dan membuat Bu Rina geram.

"Emang ada yang nyuruh ibu buat nasehatin saya ? Nggak ada kan bu. Kalo gitu saya permisi bu." ucap Raka santai seraya menuju pintu keluar.

"Raka! Siapa yang nyuruh kamu keluar!" geram Bu Rina terhadap muridnya yang seenak jidat pergi begitu saja.

"Nggak ada sih bu. Kan ibu capek nasehatin saya, sebenarnya kalo boleh jujur sih bu saya bosen lihat ibu mulu apalagi ocehan ibu bikin sakit telinga." jawab Raka santai, ia tidak takut amarah Bu Rina.

"Raka! Bersihkan toilet bawah dan diatas!" perintah Bu Rina.

"Dari tadi kek bu, kalo gitu permisi bu." ucapnya begitu santai.

"Satu lagi bu. Kalo Bu Rina marah-marah cepat tua lo bu kayak nenek-nenek" tambahnya.

"Raka!" geram Bu Rina.

Raka kabur keluar sambil terkekeh. Beni yang berada di sampingnya Raka biasa saja melihat Raka seperti itu ia sudah sering melihat kelakuannya terhadap Bu Rina.

Raka pun berjalan akhirnya ia keluar juga dari ruangan yang menurutnya membosan dan bikin sakit telinga, gimana nggak bosan ia selalu bertemu dan ditambah mendengar suara ocehan Bu Rina yang melengking di telinga.

"Lo sih, kita kena hukum kan. Dua lantai lagi." sebal Beni.

"Siapa yang dihukum ?" tanya Raka santai.

Mendengar itu Beni mengerti, bukan Raka namanya yang mematuhi perintah. Mereka berdua berjalan santai seperti tidak ada yang terjadi melenggang pergi menuju kantin dan mengabaikan hukumannya.

Tbc..

Jangan lupa untuk Vote and Commentnya😚😚

RaKayla Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang