seven

15.5K 1.2K 57
                                    

Pukul delapan pagi (Namakamu) sudah di sibukkan dengan lembaran-lembaran yang Iqbaal berikan. Bukannya membantu, Iqbaal justru hanya memperhatikan gadis itu sembari duduk di sofa ruangan (Namakamu).

"Kamu ngapain sih, mas? Mending balik ke ruangan kamu aja kalau gak mau bantu."

Iqbaal terkekeh kemudian bangkit dari duduknya menghampiri (Namakamu), "Kenapa sih dari kemarin sensi mulu? Dapet ya?" Tanya Iqbaal.

"Enggak."

"Terus kenapa?"

(Namakamu) menghentikan jarinya yang sedang mengetik. Ia menatap Iqbaal dengan tajam.

"Pikir aja sendiri!" Ujar (Namakamu).

Melihat itu Iqbaal rasanya ingin tertawa tapi juga ia bingung. Iqbaal merangkul bahu (Namakamu).

"Kan aku gak tau, sayang. Masa di suruh mikir." Ucap Iqbaal dengan lembut.

(Namakamu) mendengus kasar, ia mengehentakkan sekali kakinya. "Aku tuh bete, mas!"

"Bete kenapa sih? Mood kamu dari kemarin tuh bete terus. Coba cerita sama aku."

"Devan ngeledek aku!"

"Ngeledek gimana, sayangku?"

(Namakamu) mengambil tangan Iqbaal yang berada di bahunya kemudian ia genggam. Iqbaak tersenyum puas melihat tingkah (Namakamu) yang berubah menjadi manja.

"Devan bilang kalo aku tuh suka nyusahin kamu! Terus aku bilang enggak soalnya kamu selalu ikutin kemauan aku! Mas bilang ya kalau aku nyusahin kamu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya sayang, jangan gitu ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iya sayang, jangan gitu ah. Gemesin tau gak? Nanti biar Devan aku omelin."

"Bener ya?"

Iqbaal mengangguk kemudian mengusap rambut (Namakamu). Tahan, ia tidak bisa menempelkan bibirnya di sekitar wajah (Namakamu) sekarang, mengingat mereka sedang berpuasa.

...

"Kenapa deh uang kamu tuh gak abis-abis, Mas?"

Sekarang masih pukul tiga sore, sedangkan mereka ---Iqbaal dan (Namakamu)--- akan buka puasa bersama keluarga Iqbaal di rumah lelaki itu sendiri, maksudnya keluarga Iqbaal. Mereka berada di mall yang dekat dengan kantor.

Rich Bucin - IDR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang