Empat-Empat

55.2K 2.6K 50
                                    

"Denger-denger si Dhea udah punya pacar tuh. terus nama nya juga udah diganti jadi Lia, katanya udah insaf tu mak lampir" Fano menoleh menatap sahabat nya dengan tidak percaya.

"Serius lo?"

"nggak gue cuman bercanda. ya gue serius lah! Aduh oon banget dah temen gue." Marcel menggaru kepala nya lalu kembali menatap wajah frustasi seorang Fano.

"Bukti nya?" Fano masih kekeuh dengan ketidak percayanya dengan apa yang baru saja di sampaikan oleh Marcel.

"Bener-bener dah ni anak, udah di bilangin malah gak percaya." Marcel merogoh saku celana nya, mencari sesuatu disana dan setelah itu dia mencari sesuatu di satu aplikasi berwarna ungu yg dipadukan dengan orange

"Tunggu bentar, gue cari dulu..."

"Nah liat ni." Marcel menunjukkan sesuatu dari layar ponsel nya dan ternyata itu adalah postingan foto dari Dhea di Instagram.

Nathaliano22_

❤️ 1467 likes Nathaliano22_ Yang kemarin dirawat dirumah sakit, sekarang udah bisa pulang 💞 @Chandra23_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️ 1467 likes
Nathaliano22_ Yang kemarin dirawat dirumah sakit, sekarang udah bisa pulang 💞 @Chandra23_

#officialpacaran🐾

@Azzahra.01 longlast ajalah buat lu Dhe

@Jukimar20. Congrats dah buat lu, terus jgn lupa undang kita..

@Sandrarina_ Anjir tangan nya Chandra kayak raksasa..

@Chandra23_ diem lo tiang bendera @Sandrarina_

View all 781 comments...

"Jijik bat anjir ! pake hashtag Official pacaran segala lagi, udah kek anak alay gue liat" Fano tidak menanggapi ocehan dari Marcel, bahkan wajah laki-laki tampan itu semakin cemberut.

"Ngomong-ngomong itu muka kenape? kerucutan amat kayak abis nelan cuka segalon." Fano mengusap kasar wajah nya, setelah melihat postingan itu dia langsung bingung dan merasa sedikit pusing.

"Kalo Dhea udah punya pacar jadi rencana kita selama ini gagal gitu aja?" Marcel mengangguk dengan santai, sementara Fano sudah terbaring diatas sofa milik apartemen nya Marcel.

"Usaha gue selama ini sia-sia gitu? padahal gue udah rencana mau prank bilang ke Raina gue suka sama Dhea terus yang lain pada kecewa. ah gagal dah semua!" Fano mengacak rambutnya, Marcel bangkit untuk mencari cemilan dan setelah itu dia kembali duduk di sofa berhadapan dengan Fano yang sedang frustasi.

"Yah mungkin takdir gak pengen liat Raina sama Gos sedih walaupun itu cuman diprank sama kita." Fano tidak dapat menanggapi kata-kata Marcel.

"Gue capek ah mau tidur" Marcel geleng kepala melihat sahabat nya yang satu ini kemudian dia kembali menatap layar televisi yang sedang menampilkan film yang berjudul "Ketika cinta bertasbih" baginya cerita ini sangatlah menarik dan sangat menginspirasi, dia ingin menjadi seperti khairul azzam yang menjadi pemeran utama di filem itu.

"Assalamualaikum !" Pendengaran Fano hampir saja hilang namun sayang nya suara dari ketiga sahabat dari lahirnya itu datang ke apartemen lalu memberi salam dengan suara yang cukup lantang.

"Waalaikumsalam, kalian bawa apaan tuh? cemilan?" Tanya Marcel karna melihat tingkah mereka yang seperti sedang menyembunyikan sesuatu di belakang mereka.

"Kita bawa Raina!" Teriak mereka kompak, dan di detik yang sama Fano langsung terbelalak saat mendengar nama kekasih nya itu. Tapi entah kenapa kepalanya terasa sangat pusing dan semakin berat dan akhirnya tubuhnya tidak bisa bangkit lagi bahkan dia melihat Raina ada dua.

"Kata nya si kecebong kangen pengen ngumpul, jadi kita bawa kesini deh." Ucap Marcel lalu

"Udah minta izin?" Mereka bertiga dengan kompak nya mengangguk lalu mengajukan jempol.

"Sudah dong."

"Eh gue mau masak dulu. soalnya tadi pas jemput Raina gue sempet beli sayur jengkol sama ikan lele di pasar, ya setidaknya kita nggak perlu beli makanan yang harganya bisa habisin isi dompet padahal nggak bikin kenyang." Mereka berhasil dibikin melengo dengan kata-kata Ben sebentar tadi, anak itu memang selalu memberi motivasi untuk sahabat-sahabat nya.

"Anjay! denger si Ben ngomong kek gitu gue jadi keinget sama nyokap gue!" Teriak verant yang sedang mengunyah cemilan yang dia bawa dari rumah nya, katanya cemilan dari ibunya tidak kalah enak dari cemilan diluar sana.

"Emang tante Ranti ngomong apaan ver?"

"Ya berhemat, mama suruh gue berhemat. Meskipun kita digolongan orang berada, tapi kita jangan lupa untuk selalu membagikan separuh harta kita dan jangan terlalu memanjakan lidah yang kayak si mulut ember ngomong barusan." Verant masih tetap mengunyah cemilan itu, bahkan ada kata-kata nya yang kurang jelas di indera pendengaran dan itu karna dia tidak mahu berhenti mengunyah cemilan nya.

"Gue masuk dulu ya, pengen liat si Ben masak. dadah...."

"Kagak usah sok lembut bangsat! jijik gue liat! kayak bencong lagi jualan kripik kentang di trotoar!" Teriak Marcel karna Khei yang melambai kan tangan kepada nya, sementara Khei dan verant hanya bisa tertawa lepas di ruangan dapur.

Setelah itu suasana kembali hening tapi hanya untuk sementara, karna setelah nya Fano memanggil Raina tanpa suara tapi Raina mampu merasakan getaran di tubuhnya sehingga dia menoleh kearah Fano.

"Kenapa?" Raina datang menghampiri Fano setelah laki-laki itu memanggil nya tanpa suara, Raina duduk di sofa dan Fano langsung menggenggam tangan mungilnya, gadis mungil itu sedikti kaget karna tubuh Fano yang sangat panas. tangan kirinya bergerak menyentuh dahi Fano dan jawaban nya.

Pacarnya demam.

"Kepala gue pusing." Ucapnya lirih sambil mengeratkan genggaman tangan mereka, Raina berniat untuk bangkit lalu mengambilkan nya obat. Tapi...

"nggak usah dilepas..." Ucapnya lembut tapi mendapat tatapan tajam dari Raina.

"Aku harus ambilin kamu obat Rasd." Fano sama sekali tidak menggubris kata-kata sang pacar membuat Raina mendengus sebal. sementara Fano hanya tersenyum suka karna wajah Raina terlihat imut saat dia marah.

"Gue baik-baik a--"

"Aku nggak mau ngomong sama kamu!"

"Iya aku juga sayang sama kamu."

"Ih apaan sih! Gaje banget jadi cowok."

"Iya aku juga tau kalo kamu nggak mau kehilangan aku."

"ih Fano!!!" Fano tertawa lepas saat melihat wajah sang pacar sudah memerah seperti tomat rebus.
Fano menarik tangan Raina yang menutup separuh wajah imutnya.

"Oke, sana gih ambilin aku obat." Ucapnya bersama sisa-sisa kekehan nya, Raina langsung tersenyum saat mendengar Fano kembali menggunakan aku-kamu kepada nya.

"Nyebelin!" Fano kembali mengeluarkan kekehan halus karna Raina yang membuat wajah sebal nya.

"Raina."

"Apa?" Gadis itu menoleh menatap kekasihnya yang juga menatap nya lurus.

"I love you."

[TO BE CONTINUE]
SPECIAL WOMAN

Special Woman [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang