Memang berat menahan rindu
Namun Allah SWT berjanji akan mempertemukan setelah terbentang jarak
⚽⚽⚽Diperjalanan pulang, kini aku tak sendiri lagi ada Ardya yang numpang. Katanya kali-kali numpangnya naik mobil. Biasanya hanya naik motor, sekarang kami tengah fokus-fokusnya kejalanan Malioboro.
Ngapain kita ke Malioboro ? Besok aku harus pulang ke Bandung. Sekarang mau beli oleh-oleh dulu, Bunda katanya kepingin bak pia patok. Adik ku juga suka sekali, oh ya aku belum pernah bilang kalau aku punya Adik di Bandung. Dia laki-laki, yang dari cerita Bunda sekarang dia bandel sekali. Sudah 6 bulan ini aku tidak tau kabar Adik bandel ku itu.
" Eh, Zka aku kayak kenal orang itu ? Tapi siapa tah ? Kamu tau ? " tiba-tiba Ardya yang tadi fokus keluar jendela mobil. Langsung bertanya seperti itu padaku. "Siapa, yang mana tah ? Banyak orang Ardya pinter."
Ardya menghela nafas panjangnya. "Itu Azka, yang itu tah. Liat," Ardya menunjuk perempuan dengan pakaian yang sedikit terbuka. Perempuan itu, kelihatan seumuran dengan kami, dia sedang duduk memainkan ponselnya. "Yang lagi duduk itu ? Pegang ponsel," Ardya mengangguk cepat.
Aku memicingkan mataku, melihat perempuan itu. "Ndak tau aku, kamu tau tah Ar ? Siapa ?"
"Ih, Azka dia itu yang namanya Anen. Mantan pacarnya Bagas."
Awalnya aku mengangguk santai saja, namun setelah berfikir cukup lama. "Anen ? Mantannya Bagas ? Itu ?" aku membelalakan mataku sempurna.
"Iya Azka, aneh aja menurut ku. Kok dia ada disini ya, mau ngapain tah ? Bagas nya aja ndak ada dirumah."
Aku mengerutkan dahi ku, mendengar ucapan Ardya kali ini. "Lah memang kenapa pas Bagas ndak dirumah tah ?" kening ku berkerut, apa maksud Ardya coba ?
"Aduh Azka zeyeng, jangan terlalu polos kamu ini yahh," aku merasa jijik kini dengan ucapan Ardya. Apa pula maksud anak ini. "To the point saja lah Ar, apa maksud mu tah ? "
"Gini ya Zka, dia kesini pasti ada maksud dan tujuan juga kan."
Aku mengangguk tanda paham.
"Terus, apa lagi coba tujuan dia kesini kalau ndak ketemu Bagas, ya apa iya sekarang ? " aku tersenyum mendengar penuturan Ardya. "Kamu itu lo Ar, istighfar dulu deh lebih baik," Ardya malah menggeleng.
"Gini ya Zka, kadang jadi manusia itu memang serba salah, mau nuduh ini tapi takut su'udzon ndak mau nuduh memang kenyataannya begitu. Beberapa bulan yang lalu pun aku sempat lihat dia disekitar sini, dan aku pun sempat menaruh curiga pada saat itu. Jauh kejadian itu sebelum kamu mengenal Bagas dan Hanif, aku ditegur oleh mereka berdua sama seperti mu menegurku tadi," aku menelan ludah ku sendiri.
"Dan apa yang aku khawatirkan memang benar adanya Zka. Dia kerumah Bagas, menemui keluarganya Bagas yang kata dia lama tidak berjumpa. Dan apa yang kamu tau, dia berjanji di depan aku, Hanif dan Bagas. Tau kamu apa janjinya ?" aku menggeleng sebagai jawabannya.
"Dia akan kembali kesini lagi, disaat bulan ulang tahunnya Bagas. Tapi aku rasa dia telat datang, Bagas sudah kembali ke Jakarta."
Kini perasaan resah menghampiri ku. "Tenang lah, Bagas kayaknya udah cinta mati sama kamu," aku menelan ludahku susah payah. "Kalau nggak kenapa dia nggak nembak dengan cara biasa, malah terkesan luar biasa gitu."
Aku mengangguk paham sebagai jawaban ku. Mobil terus melaju ke aeah toko bak pia patok.
⚽⚽⚽
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebyar Juara
Fanfictionmenceritakan tentang kehidupan atlet yang berjuang untuk bangsa dan negara.Dengan restu keluarga dan orang terkasih dan beberapa kisah pemanis didalamnya ikut membangkitkan semangat juaranya