Vote!"Loh, Pak? Kok Faris? Loh!" ucap Alleta tak percaya.
"Kenapa si lo!?" jengah Faris
"Lah, bokap lo?" tanya Alleta, sedangkan Ayah Faris malah cekikikan tak jelas.
"Iya, saya Ayah Faris. Alleta mau belajar disini?"
"Ini gimana si, saya masih ga percaya kalo Pak Ali jadi bapaknya si Monyet. Eh Kak Faris maksud saya."
"Tinggal percaya aja napa sii? Heran deh gue. Tadi aja anteng banget, nah sekarang pake pecicilan segala!" ketus Faris.
" Loh kamu belum tau?..Jadi gini, saya bukan ayah kandung Faris. Lebih tepatnya, saya adik kandung Papanya Faris, Faris itu--" Ucap Pak Ali terpotong.
"Gausah, Yah. Gabakalan paham dia." potong Faris.
"Apaansi! Lanjutin bapaaak!" ucap Alleta gemas.
"Keluarga Faris sering keluar negeri, tapi Farisnya yang ga mau ikut. Ya jadinya dia tinggal sama saya, yaa saya suruh panggil Ayah aja, kamu juga boleh panggil saya Ayah, muehehe." Ucap Pak Ali disertai kekehannya. Alleta dan Faris memandangnya dengan tatapan datar, Pak Ali yang ditatap seperti itu, langsung mengalihkan pembicaraan.
"Eh Ayah lupa! Tadi mama suruh beli apa ya?! Aduh aduh tepung,iya tepung, kalian belajar dulu. Nanti kalo udah selesai Alleta ikut makan malam disini, nanti biar ngobrol sama istri saya, istri saya gak kayak Faris kok, gak galak. Udah dulu Ayah mau ke toko. Assalamualaikum!" ucap Pak Ali sambil berjalan keluar dengan tergesa-gesa.
"Wa'alaikumsalam!" jawab mereka bersamaan.
"Pak Ali beda banget!" ucap Alleta yang menyadari perbedaan sikap Pak Ali ketika dirumah dan disekolah.
"Ga se-serem yang lo kira. Dah, gue mau ganti baju dulu. Lo siapin buku-bukunya!"
"Ye."
***
Mereka belajar selama 2 jam. Tidak ada yang merasa lelah, karena pada dasarnya mereka senang belajar.
"Ta?" panggil Faris.
"Yup?"
"Abang lo pernah cerita sesuatu ke lo nggak? Lebih tepatnya tentang gue?" tanya Faris sedikit tegang.
"Ga pernah, ya nanti coba gue tanya." jawab Alleta santai tanpa menolehkan pandangannya.
"Eh jangaan, Tai! Kalo ga pernah ya gapapa, kan gue cuma tanya."
"Gimana si lo, Nyet! Serah lo deh, serah."
"Hmmm."
"Kenapa emang? Ko gue penasaran si." Ucap Alleta, yang sekarang mengubah pandangannya menghadap ke arah Faris.
"Ishh apasi ga ada!"
"Jangan jangaaan..." ucap Alleta dengan tatapan mengintimidasi.
"Heh bocah, jangan mikir yang nggak nggak!" tukas Faris was-was.
"Lo.. Suka sama abang gue yaa!!" teriak Alleta.
"Najis!"
"Lah trus?" Alleta masih penasaran.
"Gak ada, Leta."
"Lo suka gue?" ucap Alleta datar, sama dengan ekspresi wajahnya.
Faris langsung menolehkan pandangannya. Mata cokelatnya bertubrukan dengan mata Alleta yang menatapnya datar.
"Gak!" Ketus Faris.
"Oh bagus deh, usahain jangan suka sama gue, karna gue ga suka sama lo, samaa sekalii ga suka! Gue gamau ya dianggep cuma kasih harapan palsu ke orang, apalagi ke lo, bisa bisa gue dihujat sama fans fans alay lo itu."
Faris terdiam, apakah dia akan menanyakan hal bodoh lagi? Kata kata Alleta tadi saja membuat hatinya mencelos, apa jawaban Alleta setelah ini akan benar benar menghancurkan harapannya? Semoga saja tidak.
"Emangnya, lo suka sama seseorang?" tanya Faris kemudian.
Kini giliran Alleta yang terdiam. Apakah Faris dapat dipercaya? Toh dia adalah sahabat Arga, sudah jelas Faris orang kepercayaan Arga. Faris juga menjadi tempat keluh kesah Arga setelah dirinya.
"Yaudah deh gue cerita ke dia aja, lagian gue belom kenal Tari lama, gaada salahnya kan? Gue coba deh." Gumamnya dalam hati.
"Gue udah lama suka sama Rizal." ucap Alleta pelan.
Ouhh shit!! Batin Faris.
"Tapi ya gitu, gue lebih milih mendem. Waktu gue di Semarang dulu, gue punya temen, tu anak ember banget. Waktu gue curhat ke dia, eh dia malah nyebarin ke temen temen lain. Ya si Rizal terus tau, dan menjauh." Ucap Alleta panjang lebar.
"Si bucin!" ejek Faris dengan kekehannya, jangan tanya apa yang dia rasakan saat ini, "gapapa bro, kesempatan lo masih banyak!" batin Faris menyemangati hatinya sendiri.
"Yeee, udah cerita panjang lebar gituu, malah diejek! Oh iya, kalo lo kak? Udah punya pacar? Atau suka sama cewek?"
"Gue? Haha gue dari SMP gamau pacaran, lagi nunggu seseorang lebih tepatnya."
"Siapa? Cantik ga?" tanya Alleta.
"Cantik, tapi sayangnya dia suka sama orang lain. Ya gue bisa apa? Cuma nunggu hati dia kosong, dan gue isi dengan cinta gue, eaa" gelak tawa Faris terdengar, dia menertawakan kata katanya sendiri.
"Lo lebih bucin dari gue ternyata!" ejek Alleta disusul dengan tawa gelinya.
Udah ya!
Gapapa dikit yang ptg update!Tinggalkan jejak Vote and comment
Sampai jumpa di next chapter!
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleta
Teen Fiction• teen fiction • cold boy Kehidupan dengan serba berkecukupan, wajah tampan, disertai dengan badan yang tinggi ideal. Faris, ketampanannya mampu memikat hati semua siswi SMA Garuda. Kecuali Alleta, baginya Faris adalah lelaki menyebalkan yang terpak...