11.SEBELAS

2.3K 48 6
                                    

"Di butuhkan selalu ada. Seperti, super hero."


"Iya Bayang pacar gue, kenapa? Ada masalah sama lo?!" Sewot Iqbal tangannya menghentakan meja sedikit keras.

"Gue cuma mau kasih tau, dia pingsan tuh di bawa ke UKS."

Mata Iqbal membelalak sempurna. "Eh serius lo?!"

"Gue serius."

Iqbal langsung becir kakinya langsung melangkah cepat ke UKS. Ternyata tadi yang pingsan di lapangan adalah Bayang. Ia sempat menyesal tak melihat wajahnya tadi.

CLEK

Iqbal membuka pintu UKS. Di lihatnya ada seorang cewek dan seorang cowok salah satu teman Bayang.

"Kenapa Bayang bisa pingsan?" Iqbal mengintrogasi.

Opy dan Zidan menatap heran sekaligus bingung. Siapa cowok ini yang datang tiba-tiba dan mengintrogasinya.

Setahu Opy, Bayang sahabatnya ini tidak memiliki pacar. Bayang kalau sedang dekat dengan seseorang pasti ia akan bercerita padanya. Tapi kalau sekarang mungkin tak ada. Lantas siapa cowok ini?

"Gak tau, dia tiba-tiba aja pingsan," sahut Zidan. Ia Adalah Ketua kelas 10-Ips2. Dia juga yang membopong Bayang ke UKS.

"Bayang sebenarnya lagi sakit, tapi di maksa pengen ikut tes," tambah Opy memperjelas.

"Kenapa lo gak cegah?"

"Orang dia maksa terus," pungkas Opy. Ia merasa di salahkan.

Iqbal menghela nafasnya pelan. Ia menghampiri Bayang yang sedang berbaring lemah di kasur. Tangannya mengelus pucak rambut Bayang. Ia tak henti-henti berbisik hangat di telinga Bayang agar cepat membuka matanya.

"Udah lo boleh cabut, biar gue aja yang jagain Bayang," ucap Iqbal pada Opy dan Zidan.

"Memang lo siapanya Bayang?" Tanya Opy ingin tahu.

"Pacar."

Opy mengangguk tapi dalam hatinya masih tak percaya. "Yaudah gue balik ke kelas, jagain sahabat gue!" Pesannya.

"Tenang aja," jawabnya enteng.

Setelah Opy pergi, Iqbal menatap Zidan yang belum bergerak pergi meninggalkan UKS. Tatapnya tajam bak burung elang yang ingin mencengkram mangsanya. Kakinya melangkah lebih dekat.

Iqbal menaikan alisnya sebelah. "Ngapain lo masih disini?"

"Lho emang ada yang larang?" Jawab Zidan dengan tangan yang lipat di dadanya.

"Gue yang larang. Mau apa lo?" Sinis Iqbal tangannya sudah mengepal kuat menahan amarahnya.

Zidan tersenyum miring. "Cih, so jagoan," cibirnya.

"Lo nantang gue?"

"Maaf gue gak mau cari masalah," jawabnya.

"Pengecut!"

Zidan menoleh ke samping. Ia langsung manghampiri Bayang yang mulai membuka matanya pelan. Tangan Zidan terulur mengusap rambut Bayang. "Bayang lo udah sadar?" Tanya Zidan setelah Bayang perlahan membuka matanya.

Bayang hanya mengangguk dan tersenyum.

Iqbal tak tinggal diam. Ia berjalan ke ranjang tempat berbaringnya Bayang. Ia langsung menepis tangan Zidan dari rambut gadis yang sedang ia incar beberapa hari ini. "Yang mau minum? Gue ambilin ya,"

Bayang menggelengkan kepalanya lemah. "Hm, Gak usah."

"Lo mau apa? Biar gue yang beliin," tawar Iqbal.

MY POSSESSIVE SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang