Bagaimana Jika?

4.5K 594 20
                                    

Martin Garrix ft. Dua Lipa - Scared To Be Lonely.

Aku masih berada di atas kursi yang sama sejak 10 menit yang lalu. Dengan seorang gadis psikopat yang baru saja mengakui jati dirinya.

Dia masih setia menghisap bibirku. Atas dan bawah. Bergantian, mencipta candu.

Tanpa sadar tanganku sudah mengalung di lehernya. Tangannya juga seakan menggenggam pipi ku yang katanya chubby ini.

Hisapannya memabukkan.

Lidahnya mulai memaksa masuk ke mulutku. Astaga tolonglah aku Tuhan, banyak kupu-kupu berada di lambung dan ususku. Perutku seakan mau meledak karenanya.

"Mmmmpphhh.." desahku tertahan saat lidah kami mulai menari bersama.

Kepala kami pun tidak diam, miring kanan, miring kiri, seirama dengan pagutan panas kami.

"Mmhh aahh.."

Aku melepaskan canduku, baru pertama kali tapi sudah menjadi candu. Kenapa aku segila ini?

Tanganku masih mengalung di lehernya. Dia menatapku sayu. Kumohon, ada apa dengan mata itu? Kenapa menggoda sekali?

"You're a good kisser." Pujinya padaku.

Aku tersenyum malu. Ia mempertemukan kening kami berdua. "Dan kau candu terhebatku."

Entah kenapa, aku kembali mendekatkan bibirku padanya. Dia tidak menolak. Baguslah, canduku aku datang..

"Ekhem!"

Aku dan Jisoo sama-sama menoleh, ada suara interupsi dari arah pintu.

"Jennie?" Jisoo terkejut. Tentu saja terkejut.

"Sejak kapan kau ada disini?" Jisoo kembali bertanya dengan nada terkejutnya.

Jennie menatap pergelangannya, ada arloji rolex disana. "Sekitar 13 menit yang lalu."

Astaga, jadi sejak tadi kami berciuman dilihat olehnya? Betapa malu nya aku.

"Lain kali balik lah tanda 'Open' ini menjadi 'Closed' jika ingin bercinta." Ucapnya sambil mendekat kearah kami. Sungguh suasana jadi canggung sekarang.

"Lisa kemana?"

Aku mengerjap, "Eh, dia sudah pulang." Jawabku.

Nampak raut kecewa disana. Aku jadi kasihan. Apa mereka benar-benar saling jatuh cinta?

"Apartmennya dekat sini. Akan kuberi tahu nomornya kalau kau mau?"

* * *

Tidak sia-sia aku menahan rasa ingin muntah melihat mereka berciuman.

Bukannya aku jijik karena mereka sama-sama perempuan. Tapi ayolah, Jisoo saja tidak pernah jatuh cinta, melihat dia berciuman membuatku aneh sendiri.

Aku mulai membuang ingatanku tentang ciuman mereka tadi. Kakiku melangkah keluar dari lift. Membawaku mencari kamar nomor 23 di ujung lorong.

Terimakasih pada kekasih Jisoo, eh entahlah kekasih atau bukan, atau mungkin belum. Untuk alamat serta nomor kamar Lisa.

Aku sampai di depan pintu apartmen ini. Aku mengetuk pintu, 3 kali, tidak kurang tidak lebih. Tidak ada sahutan. Apa mungkin dia sudah tidur?

Aku mengetuk lagi. Kali ini lebih keras dan banyak. 7 kali mungkin lebih.

Hingga suara langkah kaki kudengar dari dalam. Yes.

Knop pintu itu bergerak dan sedetik kemudian pintu itu terbuka, "Siapa sih tengah malam da-"

Ekspresi macam apa itu? Wajahnya aneh. Seperti terkejut, tapi menggemaskan.

Kim SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang