Sebuah buku dengan sampul biru menarik perhatianku. Benda itu sudah lama tidak kupegang. Aku menemukannya di kardus tempat aku menaruh barang-barang yang tak terpakai. Begitu membukanya, warna kertasnya sudah sangat kusam. Beberapa kata terlihat karena tinta yang luntur.
Tiba-tiba tanganku terhenti di sebuah halaman buku tersebut. Tanggal 10-03-2018. Hatiku berdenyut nyeri mengingat tanggal itu. Pikiranku melayang pada kenangan kebersamaan bersamamu, kenangan tentang 'kita'.
* * *
Flashback
"Aku menyukaimu"
Aku terdiam, menatapmu sebentar lalu tertawa. Aneh sekali dia, begitu aku turun dari bis pariwisata. Tiba-tiba saja kamu menghampiriku, menyuruhku untuk ikut dengannya. Katanya, ada sesuatu yang ingin ia bicarakan padaku, berdua saja.
"Jangan bercanda," Ujarkusembari tersenyum.
"Aku tidak bercanda, aku benar-benar menyukaimu!"
Aku hanya terdiam begitu mendengar kata-katamu. Kali ini, kamu berujar dengan nada tegas. Bahkan, tatapan matamu menyiratkan bahwa kamu sungguh-sungguh dengan ucapanmu tadi.
Hari itu, di tengah sejuknya kota Jogja. Aku hanya menggangguk menjawab pertanyaanmu.
Flashback end
* * *
Isakanku memenuhi kamar kosan yang sudah dua tahun aku tinggali. Senyum kecil terbit begitu aku membaca halaman selanjutnya, bahkan halaman lainnya terisi dengan kegiatan kita setelah resmi berhubungan.
Bagaimana wajahmu ketika memintaku merahasiakan hubungan kita. Bagaimana sikap kita yang cuek ketika bertemu di sekolah, berbeda ketika berdua saja. Penuh canda juga rayuan.
Hanya saja, jabatan ketua kelas yang kamu pegang membuat jarak kita di sekolah semakin tak tergapai. Hal itu yang membuatku menangis setiap kiat selalu berdua, dan kamu dengan senyuman juga kalimat manismu menenangkanku. Tapi seandainya kamu tahu, bukan karena itu aku menangis. Tapi karena sekertaris sekaligus teman terdekatmu. Perempuan dengan paras cantik menawan itu membuatku selalu berpikir. Kenapa kamu memilihku? Kenapa bukan temanmu yang cantik menawan itu?
"Kamu yang aku pilih karena kamu punya hal yang istimewa menurutku, bahkan setelah menjalani hubungan ini, kamu bersikap dewasa. Dalam artian, kamu gak ngeluh sedikitpun. Karena itu, di mataku kamu lebih baik dari mereka"
Hanya kalimat manismu itu, aku semakin jatuh cinta pada pesonamu. Pada segala hal yang ada di dirimu. Apapun tentangmu, tentang kita aku selalu bahagia. Hingga aku lupa akan tempatku berpijak.
Hari itu, hari dimana kata "kita" mulai hangus terbakar api. Tanggal 25 April 2019. Hari dimana aku menangis menahan perih, berusaha mengumpulkan potongan hati yang berserakan di jalan.
* * *
Flashback
"Kita break baik-baik ya, mungkin Cuma sampai sekarang dan sebatas ini aku bisa sama kamu. Kalau jodoh pasti ketemu, kalau kita gak jodoh pasti ada yang lebih baik dari aku. Makasih ya, udah buat aku nyaman. Maaf, Cuma ini balasan atas kebaikanmu"
Aku terdiam, seperti saat kamu menyatakan perasaanmu padaku. Kamu mengajakku hanya berdua, dan deretan kalimat itu keluar dari mulutmu. Kali ini, aku membenci kalimat yang keluar dari mulutmu. Dengan aku yang masih terdiam kamu pergi meninggalkan luka yang terus basah tiap detiknya.
Flashback end
* * *
Pengkhianat!
Kamu berjanji akan terus membuatku bahagia. Namun, janjimu kamu sendiri yang mengingkarinya. Penyebab lukaku ini adalah kamu. Puaskah kamu menebar jarum pada hati seorang perempuan? Sayang sekali, separah apapun luka yang kamu beri. Hatiku tetap tak bisa membencimu, dia terus saja tersenyum menanti hadirmu lagi walau akan menambah luka.
Malam yang panjang kini menikamku lagi, membuatku terus menangisi kepergianmu sembari berkata pada langit, bahwa aku merindukanmu.
* * * * *
Nyesek ya..
Harus bikin cerpen ini ketika putus. Untung cowoknya golongan orang yang harus dimusnahkan. Jadinya gampang move on. Hehehehe.. Canda..
#Tolongtekantanda🌟
#Terimakasih
YOU ARE READING
R E M I N I S A S I
Short Story#Hanya wadah cerita perbulan. Teruntuk setiap pembaca. Terima kasih dan selamat membaca Tertanda Salsabillah