Satu

57.6K 3.8K 110
                                    

"Model cantik papan atas yang namanya tengah jadi perbincangan publik, Aqilla Sierra, siang tadi terlihat jalan di pusat perbelanjaan bersama salah seorang pria yang belum diketahui identitasnya--"

Qilla menatap layar datar yang sedang menyiarkan acara gosip pagi hari sambil menikmati sarapan di ruang santai apartemennya. Dalam liputan itu Aqilla tertangkap kamera sedang bergandengan tangan dengan seorang pria yang memakai hoodie dan kacamata hitam.

"Menurut rumor yang beredar, pria itu adalah Akmar Ali, presenter sekaligus news anchor di stasiun televisi swasta milik Khalfani Group sekaligus tunangan dari penyanyi cantik Naomi Marissa."

Qilla mendengus kasar. Cepat sekali gosip antara dia dan Akmar beredar dimedia. Kemanapun ia pergi selalu saja menjadi sorotan paparazi. Sebelum berita disiarkan oleh stasiun televisi, foto Qilla dan pria itu sudah lebih dulu beredar di akun instagram pergosipan.

"Lo masih berhubungan sama Akmar, Kak?"

Qilla menoleh kearah suara. Bima, adiknya ikut bergabung dan duduk disebelah Qilla.

"Kemarin cuma kebetulan aja ketemu sama Akmar pas lagi beli hadiah buat ulang tahun pernikahan Mamah." sahut Qilla lalu menyuap sesendok nasi goreng buatan Bima kedalam mulutnya. Rasanya selalu saja enak.

Bima memang berbakat didunia masak memasak, persis seperti Papahnya. Sementara Qilla malah sebaliknya, ia tidak tertarik untuk masuk ke dapur. Qilla trauma karena dulu pernah membuat telur dadar gosong dan dapur kesayangan Mamahnya hampir terbakar.

"Pake gandengan tangan segala?" Bima mencibir.

"No comment!" Qilla kembali memasukan makanan kedalam mulutnya hingga penuh. Ia menguyah dengan kesal karena Bima selalu saja mengintrogasi dirinya tiap kali menginap di apartemennya.

Bima berdecak pelan. "Apasih yang masih lo harapkan dari si Akmar? Dia udah tunangan, padahal kalian masih pacaran. Pantas saja selama ini Akmar ga mau hubungan kalian dipublikasi, ternyata lo cuma dijadiin cadangan."

Qilla menghela napas pelan. Yang dikatakan Bima benar, setahun pacaran backstreet dari kejaran para pencari berita, tiba-tiba saja Akmar memutuskan bertunangan dengan wanita lain yang katanya sudah dipacari selama dua tahun. Itu artinya, Akmar memang sudah menjalin hubungan sebelum mereka pacaran. "Ya mungkin gue sama Akmar memang ga jodoh aja."

Bima tertawa mengejek. "Percaya deh sama gue, selama ini lo cuma dijadiin pilihan ketika dia bosan. Gue malah bersyukur lo putus dari Akmar."

Qilla menekan remot, mematikan televisi yang sudah berganti acara. Mendengar ucapan Bima, membuat Qilla terdiam. Meski usia Bima lebih muda dari Qilla, jalan pikiran anak itu lebih dewasa dari Qilla.

Tak lama Sherine datang. Ia adalah sahabat Qilla, merangkap sebagai manager sekaligus pacar dari adiknya. Bima menyambut kedatangan Sherine dengan wajah sumringah. Qilla memutar bola matanya, bosan melihat kelakuan adiknya yang sering mengumbar kemesraan dengan Sherine.

"Udah waktunya pulang, Bim!" Qilla menyindir dua insan manusia yang tengah berpelukan. Meski usia Sherine lebih tua dari Bima, hubungan mereka tetap langgeng. Baik Bima ataupun Sherine mampu melengkapi satu sama lain.

Bima berdecak kesal. "Ngiri aja! Ga bisa liat adiknya senang sedikit. Kita udah dua minggu ga ngedate gara-gara jadwal lo padet banget kak, kasian Sherine."

"Lebay banget sih Bim, baru juga dua minggu." Qilla bangun dari sofanya lalu menaruh piring bekas makan ke sink. Memberikan waktu kepada dua sejoli itu untuk melepas rindu. Qilla duduk dikursi meja makan. Sudah hampir tiga tahun Qilla tinggal di apartemen dan jarang sekali pulang ke rumah. Papanya masih belum setuju dengan profesi yang dijalani Qilla. Setiap kali Qilla pulang ke rumah, Papahnya jarang sekali bicara.

Find Love AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang